October 25, 2024
EKONOMI & PERBANKAN

Mengulik Dunia Kopi Lewat “Talkshow Kopi” di BJCW 2023

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Bali Jagadhita Culture Week (BJCW) IV yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali berlangsung pada 15-17 September 2023 di Living World Denpasar Mall. Beragam agenda mengisi event tersebut di antaranya bazar UMKM, lomba, workshop, talkshow dan hiburan.

Di hari ketiga sekaligus hari terakhir pelaksanaan BJCW 2023, BI menghadirkan para pegiat kopi dalam acara Talkshow Kopi dengan topik “Brewing Conversations: Unveilling The World of Coffee”. Menghadirkan tiga narasumber yaitu Putu Anita Ernawathi (Owner Akasa Kintamani), Achmad Jubaidi Yusron (KSU Buah Ketakasi Jember) dan Dwi (Ketua Asosiasi Kopi Indonesia/ASKI Bali).

Salah satu UMKM kopi ikut memeriahkan Bali Jagadhita Culture Week 2023. (Foto: Literasipost)

Deputi Direktur KPw BI Provinsi Bali, Andy Setyo Biwado menyampaikan diadakannya Talkshow Kopi ini dilatarbelakangi fenomena dalam 5 tahun terakhir perkembangan kopi sangat pesat, baik di Bali maupun wilayah Nusa Tenggara. Kafe-kafe yang menyediakan kopi pun bermunculan tak hanya di daerah perkotaan bahkan telah merambah ke pedesaan terutama yang menjadi daerah wisata. Di samping itu, kini minum kopi juga menjadi bagian dari gaya hidup. Untuk itulah melalui talkshow ini ingin diketahui segmentasinya serta sisi hulunya atau produksinya.

“Kami beberapa kali terlibat dalam promosi kopi di luar negeri dan banyak dari bayer yang tertarik dengan kopi kita, baik kopi Bali maupun kopi dari Nusa Tenggara. Namun ketika bayer itu ingin memesan dalam jumlah yang besar, ternyata kita tidak siap. Alasannya karena kopi ini sangat tergantung dengan cuaca, kalau cuacanya tidak bagus maka produksinya hanya mencapai 50 persen dan itu yang membuat produsen atau pegiat kopi tidak berani untuk menjamin jumlah produksi. Hal itu yang kita ingin kita ketahui penyebabnya, kemudian bagaimana solusinya,” kata Andy.

Anita dari Akasa Kintamani Coffee menyampaikan bahwa bisnis kopi belakangan ini mulai bertumbuh seiring peningkatan gaya hidup masyarakat. Kintamani sebagai salah satu daerah pariwisata di Bali, pada awalnya masih stagnan dengan konsep pariwisata yang monoton yang kerap disebut wisata prasmanan. Akhirnya, ia berpikir untuk menawarkan sesuatu yang berbeda kepada wisatawan. Muncullah coffee shop Akasa Kintamani yang dirintisnya mulai tahun 2018 dengan konsep From Farm to Cup. Target pasarnya tidak hanya kalangan bisnis, tapi juga customer secara langsung.

BACA JUGA :  Peringati Hari Kartini, PLN UID Bali Beri Bantuan Kelompok Wanita Tani Nusa Dua

Seiring perkembangan pariwisata,.akhirnya coffee shop bermunculan di daerah Kintamani hingga mencapai puluhan. Maka persaingan pun tak bisa dihindarkan. Namun, pihaknya memiliki strategi untuk tetap eksis dan mempertahankan pangsa pasar.

“Saya tidak berhenti untuk belajar, saya mengikuti berbagai pelatihan dengan pakar-pakar kopi agar nantinya saya bisa menyajikan kopi yang enak dan memenuhi selera konsumen. Selain itu kunci utama keberhasilan kita berjualan adalah pemanfaatan sosial media. Digitalisasi ini tidak bisa kita remehkan. Promosi jitu kami justru lewat sosial media sehingga coffee shop kami selalu ramai sampai saat ini,” bebernya.

BACA JUGA :  Sukses di 2022, BPR Kanti Wujudkan Strategi Pemasaran KBB-KBK dan Perkuat Digitalisasi di 2023

Sementara Dwi dari ASKI Bali mengatakan salah satu fungsi ASKI adalah mengetahui jumlah produksi kopi di Bali baik itu jenis arabika maupun robusta. Sehingga ketika kopi Bali ada yang ke luar atau dibeli dari luar maka akan terdata.

“Inilah salah satu program kerja kami, yaitu ingin melindungi dan mendata kopi Bali yang sebenarnya, sehingga petani dan pegiat kopi akan tahu datanya tentang produksi, termasuk luas kebun kopi yang ada,” ungkapnya. (igp)

Related Posts