October 25, 2024
BALI

Penggunaan Produk Dalam Negeri Meningkat 80 Persen, Pemerintah Genjot Program P3DN Menuju Indonesia Emas 2045

LITERASIPOST.COM – Denpasar | Pemerintah akan mengoptimalkan pelaksanaan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) guna meningkatkan produktivitas dan daya saing industri di Tanah Air, yang pada akhirnya terwujud pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan saat membuka ‘Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri: Kemandirian Produk Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas’ di The Meru Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (5/3/2024) secara virtual.

BACA JUGA :  Cek Penegakan Prokes, Panglima TNI Dan Kapolri Kelilingi Dua Pasar di Bali

“Pada tahun 2023, belanja produk dalam negeri berkontribusi 0,68 persen terhadap perekonomian dan menyerap 1,30 persen atau 1,82 juta tenaga kerja. Jika performa ini terus ditingkatkan, kita yakin akan berkontribusi untuk mencapai Indonesia Maju pada tahun 2045,” kata Menko Luhut di hadapan 3 ribu lebih peserta.

Disampaikan, aksi afirmasi belanja produk dalam negeri selama dua tahun terakhir sudah pada jalur yang tepat. “Terjadi peningkatan penggunaan produk dalam negeri sebesar 80 persen dari 749,5 triliun pada 2022 menjadi 1.349,8 triliun Rupiah pada 2023. Apresiasi saya sampaikan terutama kepada BUMN yang realisasinya naik pada kisaran 482 triliun, kementerian/lembaga dan Pemda juga meningkat 26 persen, juga kepada kejaksaan, BUMD dan lainnya,” sebutnya.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita saat menyampaikan laporan kegiatan Business Matching 2024 di Bali. (Foto: Literasipost)

Sementara itu Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan penyelenggaraan Business Matching kali ini merupakan yang ketiga kalinya.

“Kami melihat nilai kontrak yang ditandatangani terus naik tiap tahun. Pada tahun 2022 di Bali, nilai kontrak mencapai di atas 100 triliun Rupiah, kemudian tahun 2023 di Jakarta sekitar 180 triliun. Nah, pada kegiatan di Bali tahun ini, kita targetkan nilai komitmen yang akan terealisasi menembus di atas 200 triliun, sehingga realisasi belanja produk dalam negeri diharapkan mencapai angka minimal 250 triliun hingga akhir triwulan I tahun 2024,” papar Menperin Agus optimis.

Untuk itu, Kemenperin melaksanakan beberapa langkah agar penyerapan produk dalam negeri dapat lebih tinggi. Pertama, menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 46/2022 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri untuk Industri Kecil.

“Untuk itu, kami membutuhkan dukungan dari seluruh kepala daerah agar industri kecil di wilayah kerjanya dapat memanfaatkan fasilitas Permen tersebut untuk mendapatkan sertifikasi,” jelasnya.

BACA JUGA :  PLN Kembali Raih "GOLD" di Ajang BUMN CSR Award Bali 2022

Kedua, memperbanyak jumlah surveyor agar dapat semakin banyak menerbitkan sertifikat TKDN. Ketiga, on going process akan melakukan penyesuaian cara menghitung TKDN. Keempat, Kemenperin terus melakukan pengawalan terhadap realisasi belanja produk dalam negeri serta pemenuhan kebutuhan produk-produk dalam pengadaan barang dan jasa.

“Pada Business Matching tahun ini terdapat lima sektor yang menjadi perhatian khusus, karena dapat menjadi pembelian produk dalam negeri terbesar. Sektor tersebut berasal dari konstruksi, alat pertahanan dan keamanan, transportasi, pertanian dan perkebunan, serta farmasi dan alat kesehatan,” pungkas Menperin Agus. (igp)

Related Posts