January 14, 2025
BALI

PLN UID Bali Dorong Modernisasi Pertanian Dengan Electrifying Agriculture

LiterasiPost.com, Tabanan –
Mendukung produktivitas sektor pertanian, PLN UID Bali secara aktif mensosialisasikan electrifying agriculture. Layanan PLN kepada pelaku usaha sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi hingga 40 persen pelaku usaha tani. Tujuannya untuk meningkatkan daya saing industri dan ketahanan pangan nasional.

Melalui electrifying agriculture, PLN berharap petani dapat mengoptimalkan operasional produksinya dengan menggunakan listrik alih-alih diesel. Selain lebih murah, juga ramah lingkungan.

BACA JUGA :  Workshop Nasional di Bali, SEVIMA Bagikan Kiat Sukses Kampus Swasta Raih Kepercayaan Masyarakat

Salah satu bentuk dukungan PLN terhadap petani modern diwujudkan dengan melakukan kunjungan ke beberapa petani hidroponik. Dalam kunjungannya ke pelaku usaha pertanian hidroponik di Desa Penebel, Tabanan pada Jumat (12/2/2021) lalu, General Manager PLN UID Bali, Adi Priyanto menyampaikan dukungannya terhadap petani modern yang memanfaatkan teknologi hidroponik sehingga bahan sayuran dapat dikonsumsi dalam wujud yang lebih sehat yakni bebas pestisida.

“Penggunaan hidroponik membutuhkan pompa yang beroperasi hingga 24 jam untuk memberikan nutrisi kepada tanaman, sehingga paling tepat menggunakan pompa listrik yang lebih efisien dan murah,” terangnya.

BACA JUGA :  Bank Indonesia Siap Gelar "Bali Jagadhita Culture Week 2021"

Kepala Desa Penebel, I Gusti Agung Ketut Sastrawan pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa dirinya bertekad untuk menjadikan Desa Penebel sebagai sentra penghasil sayuran dengan metode hidroponik.

“Kami akan membuat Desa Penebel terkenal sebagai penghasil sayur organik melalui metode pertanian hidroponik, untuk itu teknologi pompa sebagai syarat keberlangsungan pertumbuhan tanaman lebih tepat menggunakan listrik sehingga lebih murah dan efisien bagi petani,” jelasnya.

Senada dengan Sastrawan pemilik usaha hidroponik I Putu Agus Mahardika mengatakan bahwa tanaman hidroponik sangat bergantung pada ketersediaan air dan nutrisi yang ditopang oleh pompa listrik selama 24 jam.

BACA JUGA :  FK UNUD Terima Kunjungan Studi Banding SMK Kesehatan Prof Dr Moestopo

“Kami berharap metode ini dapat diaplikasikan di masyarakat umum, sehingga masyarakat dapat membuat sendiri hidroponik di rumah dalam skala kecil untuk dapat mendukung ketahanan pangan,” pungkasnya.

Kunjungan kemudian dilanjutkan ke petani di Baturiti Tabanan. I Ketut Budiarta selaku pelaku usaha pertanian telah beralih menggunakan penggilingan padi yang dioperasikan menggunakan listrik.

“Kami lakukan pengajuan tambah daya dari 33 kVA ke 105 kVA, ini jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan diesel yang harganya mahal dan susah didapat,” jelasnya.

Budiarta juga menjelaskan bahwa dalam sebulan ia mampu mengeluarkan biaya yang besar untuk pembelian solar yang digunakan untuk menyalakan mesin penggiling padi. Sedangkan biaya tersebut jauh berkurang hingga 40-45 persen setelah beralih menggunakan listrik. Menurutnya ini merupakan investasi yang tepat, selain efisien, produktivitas juga meningkat. (igp/r)

Related Posts