July 1, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Sawidji dan Santrian Art Gallery Hadirkan Pameran Seni “Culmination”

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Berbagai pesan dikumpulkan melalui media seperti fotografi, puisi, lukisan, instalasi dan film. Masing-masing berkontribusi pada puncak sempurna yang ingin dibagikan. Tujuannya adalah untuk membagikan sesuatu yang positif, yang disukai banyak orang, dan meninggalkan dampak yang bertahan lama. Ini bukan tentang membuktikan apa pun, melainkan tentang proses kolaboratif dalam menciptakan dan merangkul pesan-pesan positif satu sama lain, menumbuhkan rasa kebebasan dalam berekspresi artistik.

Kurator pameran, Dian Dewi Reich mengungkapkan “Culmination” yang berpameran di Santrian Art Gallery pada 10 Mei 2024 hingga 29 Juni 2024 adalah ajang berkumpulnya para seniman termasuk dan penulis untuk menyampaikan pesan-pesannya.

Pengunjung tampak antusias menyaksikan pameran seni “Culmination” di Santrian Art Gallery. (Foto: Literasipost)

“Puncak perhelatan ini adalah menampilkan ‘kelompok suara nasional dan internasional’ yang dinamis. Setiap suara berbagi pesan untuk komunitas kami,” ujar Dian saat pembukaan pameran pada Jumat (10/5/2024).

Sebagai pemilik Santrian Art Gallery dan Griya Santrian Resorts Sanur, Ida Bagus Gede Sidharta Putra, ikut merasakan kebahagiaan itu, kebahagiaan dalam berseni, berkreativitas, seperti keasyikan anak-anak bermain, yang dalam tradisi upacara di Bali yang ditandai dengan menghadirkan dan menjelmakan Sanghyang Rare Angon.

“Maka, dengan setulus hati lewat pameran ini saya ingin mengajak semuanya untuk menikmati kebahagiaan kita bersama. Hanya dari rasa bahagia, kita semua bisa memberi vibrasi positif untuk menyebarkan kasih sayang, yang makin mekar dan berkembang, memberi energi dan kekuatan, meresap dan memenuhi semesta,” ucapnya.

Dian Dewi Reich yang juga pemilik Sawidji Gallery, menambahkan perhelatan seni yang bertajuk “Puncak” mengacu pada puncak atau titik tertinggi dari sesuatu, sering kali dicapai setelah proses pengembangan atau kemajuan.Penting untuk diketahui, pameran ini memaknai ‘puncak’ sebagai titik harmoni dan kepositifan. Menurutnya, ini menandakan titik kedatangan, penyelesaian, atau pemenuhan, di mana berbagai elemen atau upaya berkumpul untuk menandakan momen resolusi, pencapaian, atau realisasi.

BACA JUGA :  BBTF ke-7 Digelar, Jadi "Indonesia's Leading Trade Show" yang Membanggakan

Arsitek dan budayawan, Popo Danes mengapresiasi positif apa yang digelar Sawidji dan Santrian Art Gallery bersama seniman dalam dan luar negeri ini. “Kebersamaan dengan sebagian besar seniman terkemuka di Bali selama lebih dari 20 tahun terakhir membantu saya mengembangkan pemetaan saya sendiri tentang kedudukan semua orang di lingkaran tersebut. Namun saya melihat perkembangan yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir ketika beberapa seniman mulai mengembangkan kesadaran mereka tentang betapa pentingnya kolaborasi yang baik untuk mencapai hasil yang lebih bermakna bagi karya mereka. Hal ini juga membuka hati lebih banyak seniman untuk lebih terbuka terhadap opini eksternal dan menurut saya ini adalah gerakan yang sangat positif. Gelombang positif yang memberikan harapan lebih baik bagi masa depan taman bermain ini,” ucap Popo.

Baginya pameran Puncak ini merupakan salah satu pertunjukan penting dari gerakan positif ini dan ini hanyalah permulaan. “Kami berharap apa yang dihadirkan melalui pameran ini dapat menjadi inspirasi besar khususnya bagi para seniman muda dalam membantu mereka mencapai karya yang lebih besar dengan jati diri mereka yang sebenarnya. Saya berharap preseden ini dapat mendobrak sekat-sekat tersebut, bahkan mengajak masyarakat di luar komunitas seniman untuk bersuara lebih lantang dalam memberikan pendapatnya tentang seni sehingga dapat membantu menyebarkan ide seni kepada khalayak yang lebih luas. Agar kesenian tersebut dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Agar interaksi tersebut tidak hanya dalam bidang seni saja, namun bisa menjangkau ke luar kalangan tersebut,” harapnya.

Rangkaian kolaborasi seniman ini, jelas Dian Dewi juga menyertakan 11 karya sastra, 9 berupa puisi karya Eda Ocha (Turki) Shio Senda (Jepang) , Mas Ruscitadewi, Made Adnyana Ole, Sonia Piscayanti, Arya Ngurah Dimas, Wini Hartini, Agung Gede Putra, dan Darma Putra, serta prosa karya Nandini Khrisna (India) dan Brandon Spars (AS). Penggiat seni rupa, foto, grafis dan film yang tergabung dalam kegiatan ini berupaya untuk “membaca” sastra sebagai salah satu bentuk kolaborasi, juga karya tulis yang berbahasa Inggris maupun Indonesia disalin dan digunakan di atas daun lontar dengan aksara Bali.

BACA JUGA :  Buka Muscab PHRI Denpasar, Wagub Cok Ace Ajak Komponen Pariwisata Fokus Kualitas SDM dan Lingkungan

Menurut Made Kaek, salah seorang seniman yang terlibat dalam kolaborasi ini, kegiatan juga akan diisi Culmination Artist Talk yang akan diadakan di Santrian Art Gallery pada 1 Juni 2024.

Kolaborasi dengan semangat kebersamaan, kegembiraan dan  kasih sayang ini dirancang secara berkesinambungan dengan menampilkan artikel di media sosial Sawidji sepanjang Mei dan Juni 2024, diantaranya adalah “Anarkis Hari Ini, Orang Percaya Kemarin. Menyelami filosofi, seni, dan kolaborasi Agus Kama Loedin. Sebuah perjalanan Dadaistik.”, “Penyamaran Kata-kata.Kurasi karya sastra Dr. Mas Ruscitadewi dari penulis nasional dan internasional.”, “Yang Baik, Yang Buruk dan Gen kita. Lemparkan Tes Kepribadian Dadu! Sebuah permainan kreatif yang mengeksplorasi karakter dan perilaku manusia. Sebuah konsep karya penulis Eric Buvelot bekerja sama dengan seniman Tjandra Hutama.”, “Biofilia. Penyakit yang Disambut Baik. Menampilkan kolaborasi seniman kolase digital yang berbasis di Marbella, David Hopkins dan seniman jalanan Sava ‘Istanbul Larry’. Dedikasi perkotaan terhadap Alam.”, “Selfie. Makhluk di Dalam. Kultus individualisme. Diskusi dengan Made Kaek tentang remaja, kesehatan mental, dan dampak teknologi digital terhadap perilaku generasi mendatang.” “Bruq, Refleksi Objek. Pesan di dalam botol air. Mengeksplorasi karya Dr. Wayan Sujana Suklu dan peran penting seni dalam komunitas untuk keberlanjutan budaya.”, “Perairan Berlumpur di Hulu Suci. Kembali ke Hulu bersama artis Wayan Suastama. Penolakan terhadap fasad palsu. Membahas keadaan sebenarnya dari pelestarian budaya dan lingkungan di Bali.”, “Kejelasan Abstraksi. Jalan menuju harmoni terungkap melalui proses abstraksi. Menampilkan Putu Bonuz Sudiana.”, “Kekuatan Sebuah Senyuman. Sebuah perjalanan berkelanjutan melintasi nusantara selama bertahun-tahun. Kotak harta karun seribu senyuman bersama Dibal Ranuh.”, “Arus dan Penerbangan. Saling Ketergantungan Elemental. Pembelajaran dari air dan perjalanan burung migran. Bersama Man Butur Suantara”. (igp)

Related Posts