October 25, 2024
BALI

Terkait Nyepi, Empat Peneliti BMKG Bali Raih Penghargaan Uni Eropa

LITERASIPOST.COM, KUTA | Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket menyerahkan penghargaan European Union (EU) Star Award kepada 4 peneliti Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, atas penelitiannya yang berkontribusi terhadap pemantauan iklim dan studi kualitas udara. Penyerahan penghargaan berlangsung di aula BBMKG Wilayah III Denpasar, Selasa (19/4/2022).

Penghargaan EU Star Award diprakasai oleh Delegasi Uni Eropa untuk Organisasi-organisasi Internasional di Wina, Austria, sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi ilmiah dan teknologi paling signifikan, yang relevan dengan Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir (Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty/ CTBT).

BACA JUGA :  Dandim Jembrana Cek Progres Pra TMMD Hari Terakhir

Keputusan penghargaan ini telah diumumkan pada ‘CTBT Science and Technology Conference’ 2021, sebuah acara global dua tahunan yang diselenggarakan oleh Komite Persiapan Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organisation (CTBTO), di Wina.

Tim panelis ilmiah dan voting dari peserta telah memilih riset bertajuk ‘Dampak Hari Raya Nyepi dalam Pengukuran Parameter Cuaca di Stasiun Pengamatan Sinoptik di Bali’ dari 700 riset yang berasal dari seluruh dunia. Tim peneliti BMKG Bali terdiri dari I Putu Dedy Pratma, Pande Komang Gede Negara, Putu Eka Tulistiawan dan I Ketut Sudiarta. Hasil penelitian mereka dapat diakses melalui tautan berikut: https://conferences.ctbto.org/event/7/contributions/803.

“Sebuah kehormatan bagi saya menyerahkan EU Star Award kepada tim peneliti BMKG Bali yang luar biasa. Penelitian mereka berkontribusi bagi pemantauan iklim serta memberikan kita gambaran mengenai kualitas udara perkotaan dan bagaimana kita dapat meningkatkannya melalui langkah-langkah efektif. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya sains dan penelitian dalam menentukan langkah untuk menjawab tantangan terkait isu kesehatan masyarakat, lingkungan hidup dan pertumbuhan yang berkelanjutan,“ ujar Duta Besar Piket.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket didampingi Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi (kiri) dan Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho (kanan). (Foto: igp)

Duta Besar juga menyatakan harapannya agar riset yang telah dilakukan dapat memberikan kontribusi dalam menyusun langkah-langkah peningkatan kualitas udara di kawasan perkotaan demi kesehatan masyarakat dan lingkungan.

“EU Star Award pertama kali diperkenalkan oleh Delegasi Uni Eropa di Wina pada tahun 2013. Saya sangat bangga melihat bagaimana EU Star Award telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan strategis CTBTO, Science and Technology Conference (SnT) yang mempertemukan para ilmuwan dan ahli dari seluruh dunia. Kerjasama Uni Eropa dengan CTBTO merupakan contoh kolaborasi multilateral dalam memperkuat tatanan berbasis aturan internasional. Kami yakin kegiatan terkait sains dan teknologi yang dilakukan baik oleh kami maupun dalam kerja sama yang lebih luas melibatkan komunitas ilmuwan, sangat penting dalam upaya mencapai universalisasi CTBT dan meningkatkan system verifikasi, sejalan dengan tujuan Uni Eropa untuk mencapai non-proliferasi. Oleh karena itu, kami dengan senang hati mengumumkan tim peneliti dari BMKG Bali sebagai pemenang EU Star Award pada SnT Conference 2021,” ujar Stephan Klement, Duta Besar Uni Eropa untuk Organisasi-organisasi Internasional di Wina, Austria.

BACA JUGA :  Hadir di Bali, Rumah Singgah Yayasan RMHC Layani Pasien Indonesia Timur

Nyepi merupakan tradisi unik yang dikenal dunia dan kemudian menjadi perintis kampanye Earth Hour untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah perubahan iklim. Nyepi merupakan bentuk perayaan tahun baru yang dilaksanakan dengan cara yang unik. Satu pulau menghentikan aktivitas selama 24 jam dengan aturan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni (tidak menyalakan api dan lampu), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang). Namun, ada pengecualian untuk sektor-sektor tertentu yang diperbolehkan beraktivitas tanpa keluar ruangan.

BMKG yang bekerja 24 jam dan 7 hari dalam seminggu, dalam pemantauan cuaca, iklim, dan gempa bumi memiliki Unit Pelaksana Teknis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Keberadaan 4 stasiun pengamatan sinoptik di Bali yang tetap bekerja saat Nyepi memantau variabilitas Nyepi dari tahun ke tahun. Tema inilah yang diangkat menjadi sebuah penelitian sederhana dari 4 peneliti BMKG di Bali pada acara ‘CTBT Science and Technology Conference’ 2021.

BACA JUGA :  Karut-Marut Penerimaan Siswa, Permohonan Audiensi BMPS Tak Ditanggapi Disdikpora Bali

Sebenarnya terdapat satu tulisan lagi yang membahas tentang Nyepi dari sudut pandang seismologi yang diajukan dalam kegiatan tersebut namun hanya satu yang berhasil lolos untuk dipresentasikan.

“Dari 700 riset yang mengikuti konferensi, terdapat 17 penelitian dari Indonesia dan 13 di antaranya merupakan riset dari BMKG, dan salah satunya berhasil meraih EU Star Award. Penghargaan ini merupakan penghargaan EU Star Award yang pertama bagi Indonesia,” ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi.

BACA JUGA :  Memaknai 60 Tahun Korem 163/Wira Satya, Gelar Syukuran Sederhana

Indonesia telah bekerja sama dengan CTBTO. Salah satu bentuk implementasi dari kerja sama itu adalah pemasangan 6 stasiun seismik Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization (CTBTO) untuk dioperasikan oleh BMKG sejak 2002 silam.

“Indonesia merupakan salah satu negara anggota perjanjian non-proliferasi nuklir dan telah menandatangani ratifikasi pelarangan uji coba nuklir bawah tanah. Oleh karena itu, Indonesia berkomitmen untuk ikut melakukan pemantauan uji coba nuklir melalui sistem monitor seismik yang dioperasikan BMKG,” imbuhnya. (igp)

Related Posts