October 25, 2024
BALI

Program Ketahanan Pangan dan Cegah Stunting, Kagama Denpasar Adakan Pelatihan Budidaya dan Olahan Jamur

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Melanjutkan program ketahanan pangan yang sudah dimulai sejak masa pandemi, Pengurus Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Cabang Denpasar menggelar pelatihan budidaya dan olahan jamur. Acara ini pun diharapkan mendukung pencegahan stunting.

Kegiatan diselenggarakan bersama Kampung Berseri Astra (KBA) Tegeh Sari di Kebun Berdaya Kampung Hijau di Kelurahan Tonja, Denpasar, Sabtu (8/4/2023). “Meski pun pandemi sudah mereda, kami tetap mendorong pemanfaatan lahan kosong untuk kegiatan produktif di bidang pertanian,” kata Ketua Pengcab Kagama Denpasar, Dedy Kusuma.

BACA JUGA :  Diikuti 28 Negara, UNUD jadi "Host" Empat Event Bergengsi

Hal itu diharapkan akan membantu pemenuhan gizi keluarga sehingga dapat mencegah terjadinya stunting. Bukan tidak mungkin pula, kata dia, budidaya jamur dapat dikembangkan sebagai tambahan penghasilan.

Dalam acara yang diikuti oleh anggota PKK dan kader Posyandu itu diberikan materi budidaya jamur oleh pebisnis jamur Kadek Saputra. Mengenai cara mengolah yang bisa meningkatkan gizi keluarga diberikan oleh Erna Tan dari Komunitas Eat Lovers.

Kadek Saputra memberikan materi serta mengajak peserta untuk melakukan praktek langsung dari membuat media tanam dari campuran serbuk gergaji, dedak dan kapur. Namun, budidaya bisa juga dilakukan dengan membeli media tanam yang sudah jadi beserta bibitnya dan tinggal menyediakan tempat yang harus memenuhi syarat kelembaban dan tak boleh terkena sinar matahari. Dengan cara itu, untuk satu media tanam seharga Rp3.500 dapat dilakukan 4-5 kali panen yang bila dijual bisa menghasilkan sekitar Rp60.000.

BACA JUGA :  Himatetri FTP UNUD Selenggarakan Kuliah Umum tentang Dunia Kerja

“Jadi ini bisa usaha yang menguntungkan untuk pekerjaan yang bisa dilakukan secara sambilan saja,” katanya.

Menanggapi acara itu Lurah Tonja, Made Sunantra berharap agar tak hanya digelar sekali saja. “Ini sangat menarik. Apalagi ada pekerjaan yang bisa dilakukan ibu-ibu tanpa meninggalkan rumah. Tapi harus didampingi sampai berhasil,” katanya.

“Saya sempat merekomendasikan beberapa warga bekerja di mal. Tapi banyak yang merasa terlalu berat karena jam kerjanya panjang dan harus dalam ruangan,” ungkapnya seraya menyampaikan terima kasih kepada Kagama Denpasar. (igp/r)

Related Posts