November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Kuatkan Promosi Toya Devasya Lewat Storynomics

LITERASIPOST.COM – BANGLI | Toya Devasya sudah dikenal oleh wisawatan domestik hingga mancanegara sebagai destinasi hot spring (kolam air panas) di tepian Danau Batur, Kintamani, Bali yang sejuk dan indah. Padahal, di balik berbagai fasilitas yang ditawarkan, ada cerita kearifan lokal tentang kawasan tersebut yang patut diketahui oleh wisatawan. Melalui momen HUT ke-22 ini, Toya Devasya mulai menerapkan wisata narasi itu, yang kerap disebut Storynomics.

Awalnya dikenalkan oleh Kemenparekraf RI, Storynomics menjadi gaya baru dalam promosi pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air. Inovasi dengan pendekatan Storynomics diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan. Storynomics adalah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, serta menggunakan kekuatan budaya sebagai roh dari destinasi. Pendekatan Storynomics akan membantu membangun interpretasi dan imajinasi wisatawan terhadap sebuah objek wisata.

BACA JUGA :  Polda Bali dan PT Pelindo Energi Logistik Teken Kerja Sama Jasa Pengamanan

“Kami mulai menerapkan wisata narasi atau bercerita ini. Storynomics mengangkat hal-hal yang ada, yang unik di lingkungan Batur dan sekitarnya seperti tentang budaya dan alam, legenda, dan permasalahan-permasalahan yang ada secara kultural dan natural di daerah kita. Meski kami sudah dikenal di kalangan wisatawan, tapi kami masih perlu menguatkan promosi, di antaranya lewat Storynomics,” ujar Founder dan Owner Toya Devasya, I Ketut Mardjana, Jumat (19/7/2024).

Penguatan Storynomics itu dituangkan ke dalam buku berjudul “Eat, Play, Love – The Story of Toya Devasya Geopark Resort” yang ditulis oleh Andre Syahreza. Toya Devasya juga menggelar diskusi yang salah satunya menghadirkan pembicara Dee Lestari, seorang storryteller, penulis dan influencer. Menurutnya, Storynomics saat ini menjadi hal penting untuk membangun narasi tentang destinasi wisata, baik tentang geologi, budaya, dan cerita masa lalu.

Buku “Eat, Play, Love – The Story of Toya Devasya Geopark Resort” yang ditulis oleh Andre Syahreza. (Foto: Literasipost)

“Tiga hal tersebut dimiliki oleh Toya Devasya: geologi, budaya, dan cerita masa lalu. Hal inilah menjadi kekuatan di masa mendatang. Jadi, wisatawan itu tidak hanya mencari keindahan dari destinasi itu, atau kelengkapan fasilitasnya, tapi jika mereka mengetahui ada narasi atau cerita di baliknya, akan menjadi magnet tersendiri,” ungkapnya.

Sesi diskusi ini juga mendatangkan pengusaha sukses dan juga Senator terpilih asal Bali, Ni Luh Djelantik. Ia bercerita tentang masa kecilnya di Danau Batur. Sosok wanita vokal ini pun sangat setuju dengan pola Storynomics yang dikembangkan oleh Toya Devasya karena dipandang sangat relevan dengan cerita budaya yang ada di daerah tersebut.

BACA JUGA :  "Kalibrr Goes to Faculty", Bekali Mahasiswa FEB UNUD Sambut Dunia Kerja

“Ini bagus, apalagi saya sudah merasakannya. Cerita ini perlu diketahui oleh semua orang. Apalagi ditulis ke dalam buku, maka orang-orang beberapa tahun nanti akan tahu cerita yang ada lewat buku itu. Namun pesan saya adalah jaga alam di sini, budayanya dan juga sustainablity-nya,” ucap Luh Djelantik.

Turut pula hadir Menteri Pariwisata RI periode 2004-2011, Jro Wacik. (IGP)

Related Posts