November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Digelar Perdana di Ubud, “PALESTIVAL 2024” Tampilkan Budaya hingga Kuliner Palestina

LITERASIPOST.COM – UBUD | Perayaan budaya dan warisan Palestina yang bertajuk PALESTIVAL 2024 hadir di Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali, pada Sabtu (28/9/2024). Event perdana ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya Palestina melalui musik, tarian, seni, film, workshop edukatif dan kuliner khas Timur Tengah.

Acara non-profit ini bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan keberagaman, serta menonjolkan kekuatan dan kreativitas rakyat Palestina. “PALESTIVAL mengajak para pengunjung untuk merasakan hangatnya keramahan Palestina, serta menggali kekayaan seni dan budaya yang dimilikinya,” ungkap Ayu Anantha Putri selaku ketua panitia.

Penampilan budaya yang memeriahkan PALESTIVAL 2024. (Foto: Literasipost)

Penyelenggara acara dari Stay Human Collective, Mr Tariq Ansari menyampaikan bahwa hal-hal yang terjadi di Palestina, seperti kekerasan, dan tidak ada solusi, benar-benar terjadi keserakahan, ego, kekuasaan. Inilah yang tampaknya terjadi di dunia. Jadi, pihaknya bertanya apa yang bisa dilakukan sebagai sebuah kolektif kecil di Bali untuk berkontribusi membantu dengan cara tertentu, fokus pada hal-hal, tetapi dengan cara yang damai, tentang kemanusiaan?.

“Maka kami memutuskan bahwa daripada melakukan protes atau kekerasan, kami akan mengadakan festival untuk merayakan orang-orang Palestina, tanah Palestina, budaya Palestina, karena selama bertahun-tahun, hal ini telah ditolak. Orang-orang Palestina tidak terlihat. Mereka hanya dianggap sebagai teroris Muslim Arab, atau dianggap sebagai orang yang tidak diinginkan untuk dipindahkan dari tanah mereka, tetapi kenyataannya adalah mereka memiliki sejarah yang panjang, budaya yang panjang, budaya yang kaya, musik, tarian, makanan, dan sinema,” kata Tariq Ansari.

Warga Palestina di Bali dan warga lainnya tampak antusias menghadiri PALESTIVAL 2024. (Foto: Literasipost)

“Maka kami memutuskan untuk mengadakan festival untuk merayakan Palestina, bukan menjadikannya politik, tetapi menyampaikan bahwa orang-orang Palestina adalah orang yang nyata. Mereka memiliki budaya yang nyata, dan mereka ada di sini. Ini adalah misi dari festival ini. Saya rasa sebagian besar orang Indonesia mendukung Palestina, hak-hak Palestina, orang-orang Palestina. Tapi pesan saya bahwa ini adalah budaya yang nyata. Ini adalah sejarah yang nyata. Ini adalah orang-orang yang nyata. Dan hargai, hargai orang-orang ini dan budaya ini apa adanya,” sebutnya.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Mr Zuhair Al-Shun mengatakan bahwa orang-orang di festival ini ingin menyampaikan pesan untuk mendukung Palestina dan mereka bersatu dengan Palestina untuk menjadi bebas dan merdeka. Bali adalah pulau yang menarik bagi orang-orang, dan orang dari berbagai negara ada di sini dan mengikuti festival. Ini menjadi hal yang sangat penting.

“Tarian Palestina yang dikenal sebagai Dabka sangat populer dan menawan, dengan gaya dan ritme yang unik. Orang-orang dari Indonesia, baru-baru ini mereka datang untuk mengenal beberapa praktik dan mereka mengikuti tarian rakyat Palestina yang sangat menarik. Budaya Palestina dan ekspresinya, seperti tarian dan musik, kaya secara budaya dan berpengaruh. Gaya dan cara penyampaian lagu dalam budaya Palestina adalah unik dan menarik. Budaya Palestina selalu menyebarkan pesan, baik itu tentang budaya, cerita rakyat, atau tanah,” ucapnya.

Dekorasi ditata apik untuk memeriahkan PALESTIVAL 2024 di Museum Puri Lukisan Ubud. (Foto: Literasipost)

Penyelenggaraan PALESTIVAL mendapat dukungan penuh dari keluarga besar Puri di Ubud serta pemuda Ubud. Salah satunya adalah Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) sebagai perwakilan Panglingsir Puri, sekaligus pemilik Museum Puri Lukisan serta mantan Wakil Gubernur Bali. “Kami menyambut acara ini di Ubud sebagaimana Ubud menjadi sentral dari perubahan-perubahan. Mudah-mudahan dengan festival ini menjadi perubahan signifikan bagi warga Palestina yang sedang dalam kondisi memprihatinkan. Dari Ubud, kami berdoa agar kiranya Palestina bisa diberikan kedamaian dalam menjalankan kehidupan sehari-hari,” ujar Cok Ace yang juga selaku Ketua PHRI Bali.

Ada apa saja di PALESTIVAL 2024?

Musik dan Tarian Tradisional
PALESTIVAL akan menampilkan berbagai pertunjukan musik live yang merupakan kolaborasi antara musisi lokal dan pengaruh Palestina, serta ditutup dengan set DJ yang memainkan lagu-lagu khas Palestina dan Timur Tengah. Selain itu, acara ini juga akan menghadirkan pertunjukan tarian Dabke, belly dance, hingga kolaborasi tarian tradisional Bali seperti *Kecak* yang berpadu dengan Rebana, mempertemukan dua budaya dalam satu panggung.

Pemutaran Film Palestina
Pengunjung akan diajak menonton film-film dokumenter inspiratif tentang Palestina, seperti *Gaza Surf Club* (2016), *Bye Bye Tiberias* (2023), dan *Farah* (2015), yang akan memberikan sudut pandang positif dan penuh semangat tentang kehidupan rakyat Palestina.

BACA JUGA :  Pertama Kali di Dunia! Pebalap Dunia MotoGP Lakukan Meet & Greet di Bali Sambut IndonesiaGP

Workshop Budaya dan Aktivitas Anak 
Sepanjang hari, PALESTIVAL akan dipenuhi dengan berbagai workshop menarik seperti tarian Dabke, belly dance, darbouka, hingga penulisan dan pembacaan puisi. Bagi anak-anak, tersedia lomba menggambar bertema Perdamaian dan Kemanusiaan, area bermain yang menampilkan kegiatan melukis wajah, membuat slime, kerajinan tangan, serta workshop membuat layang-layang dan tarian Dabke tradisional. Semua kegiatan workshop akan diadakan gratis untuk para peserta.

Kuliner Khas Palestina dan Pasar Budaya
Pengunjung juga dapat mencicipi hidangan khas Palestina yang disajikan oleh restoran lokal yang mendukung acara ini. Sebuah area *Tea Salon* bergaya *Majlis* akan tersedia untuk menikmati teh dan kopi khas Timur Tengah. Selain itu, area pasar akan menghadirkan beberapa pedagang yang menjual produk-produk terkait budaya Timur Tengah. Semua booth diberikan secara cuma-cuma, tanpa biaya, dan hasil penjualan sepenuhnya diserahkan kepada penjual.

PALESTIVAL diharapkan dapat mengundang berbagai kalangan, baik masyarakat lokal Indonesia, komunitas ekspatriat yang tinggal di Bali, maupun wisatawan. Dengan kapasitas venue yang dapat menampung hingga 700 orang, acara ini diyakini akan memberikan pengalaman berharga dan mendalam tentang budaya Palestina, serta menyatukan pengunjung dalam semangat kemanusiaan dan persatuan. (IGP)

Related Posts