January 9, 2025
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Menpar Sebut Penerapan Pariwisata Berkelanjutan Antarkan Jatiluwih Raih Desa Wisata Terbaik Dunia

LITERASIPOST.COM – TABANAN | Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengagumi dan memberikan apresiasi yang tinggi atas penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, yang berjalan secara konsisten sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pemberdayaan masyarakat lokal, kelestarian budaya, serta keberlanjutan lingkungan.

Saat kunjungan kerja ke Desa Wisata Jatiluwih, Senin (9/12/2024), Menpar Widiyanti mengatakan Desa Jatiluwih telah menunjukkan komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam pengembangan potensi warisan budaya melalui penerapan sistem Subak yang menjadi fondasi praktik agrikultur di Jatiluwih sehingga memperoleh UNESCO World Cultural Heritage pada tahun 2012.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana bersama Wakil Menteri Ni Luh Puspa dan lainnya berfoto bersama di depan Monumen Jatiluwih. (Foto: Literasipost)

“Meskipun baru ditetapkan menjadi desa wisata pada tahun 2016, Desa Jatiluwih telah lama menunjukkan upaya secara komunal dalam pengembangan pelestarian budaya dan lingkungan,” ujar Menpar Widiyanti. 

Sejalan dengan upaya tersebut, Jatiluwih semakin menjadi salah satu tujuan utama wisatawan ke Bali, sebagaimana disebutkan oleh DPD ASITA Bali bahwa saat ini kurang lebih 80 persen angka Wisman ke Bali mengunjungi Desa Wisata Jatiluwih.

Dengan capaian dan praktik baik pengembangan pariwisata, Jatiluwih kemudian ditetapkan sebagai Desa Wisata Tersertifikasi Berkelanjutan melalui program Kemenpar Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan untuk Desa Wisata (SertiDEWI) 2024. Di tahun yang sama Kemenpar juga mengusulkan Jatiluwih sebagai nominasi di kancah internasional dan terpilih menjadi salah satu pemenang Best Tourism Villages by UN Tourism bersama Desa Wisata Wukirsari (D.I. Yogyakarta).

Menpar Widiyanti menambahkan, “Pengembangan pariwisata berkelanjutan merupakan prinsip yang menjadi pondasi implementasi program Flagship Kementerian Pariwisata, salah satunya  melalui program pengembangan desa wisata yang diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengintegrasikan kearifan lokal dan melestarikan lingkungan”.

BACA JUGA :  Puluhan WBP di Bali Terima Remisi Khusus Hari Raya Waisak

Menpar juga berharap kepada pemerintah daerah, asosiasi dan industri untuk mewujudkan penerapan pariwisata berkelanjutan di desa wisata lainnya baik di Kabupaten Tabanan maupun Provinsi Bali, dan mendorong Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan Desa Wisata.

Pada kesempatan kunjungan kerja ke Jatiluwih tersebut, Widiyanti didampingi Wamenpar Ni Luh Puspa menandatangani prasasti Best Tourism Village by UN Tourism serta berdiskusi dengan pemangku kepentingan pariwisata setempat.

Wamenpar, Ni Luh Puspa mengatakan Desa Wisata Jatiluwih menjadi desa wisata pertama dalam kunjungan kerja perdana Menpar Widiyanti di Bali. “Kita bisa mencontoh Desa Wisata Jatiluwih untuk bisa dikembangkan di daerah yang lain, bahwa pariwisata dan industri bisa berjalan beriringan, pariwisata dan budaya bisa berjalan bersamaan,” ujar Ni Luh Puspa.

Prestasi yang telah dicapai Desa Wisata Jatiluwih diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan desa-desa wisata lainnya di Indonesia. Wamenpar mendorong kolaborasi yang kuat di antara seluruh pemangku kepentingan pariwisata termasuk industri untuk menyokong destinasi-destinasi terutama yang mengedepankan tradisi dan budaya masyarakat.

BACA JUGA :  Putri Koster: PKB Adalah Ajang Eksklusif IKM, Tonjolkan Produk-produk Primer

Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto mengatakan, “Bersama pemerintah daerah yang hadir, kami juga berharap agar terjadi kolaborasi dan koordinasi program yang lebih strategis antara intervensi program yang dilakukan pemerintah pusat dan perlu didukung oleh pemerintah daerah dan stakeholder terkait”.

Hadir pula Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya; Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi; Direktur Pengembangan Destinasi II, Bambang Cahyo Murdoko; serta Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani; Kadispar Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun; Kadispar Kabupaten Tabanan, AA Ngurah Satria Tenaya, serta Manager Operasional DTW Jatiluwih, I Ketut ‘John’ Purna.

Manager Operasional DTW Jatiluwih, I Ketut ‘John’ Purna menyampaikan Jatiluwih telah menjadi kebanggaan masyarakat Bali dan Indonesia, yang tidak hanya menawarkan keindahan alam berupa hamparan sawah bertingkat yang menakjubkan tetapi juga kekayaan budaya serta nilai-nilai tradisional yang lestari melalui sistem Subak yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Jatiluwih juga dianugerahi Best Tourism Village.

“Kunjungan ibu Menteri Pariwisata hari ini menjadi kehormatan besar bagi kami dan memberi semangat baru bagi seluruh masyarakat Desa Jatiluwih untuk menjaga dan mengembangkan potensi pariwisata secara berkelanjutan. Kami percaya bahwa dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata, Jatiluwih tetap terus berkontribusi dalam memperkenalkan Indonesia ke dunia sekaligus memajukan kesejahteraan masyarakat lokal. Kami juga memohon arahan dan masukan dari ibu Menteri agar Desa Wisata Jatiluwih dapat menjadi contoh pengelolaan wisata yang berbasis kearifan lokal dan berorientasi pada pelestarian lingkungan,” ungkap John. (IGP)

Related Posts