ASITA Bali Manunggal, Nurjaya: Kami Legowo dan Mari Jaga Marwah Asosiasi Ini
Pengurus tidak masalah asalkan semuanya demi kepentingan yang lebih luas. Mari sama-sama jaga ASITA tercinta ini, jaga marwah dan roh asosiasi kita melalui AD/ART, agar jangan sampai terjadi seperti ini kembali dan jatuh ke pihak yang salah.
LiterasiPost.com, Denpasar –
Bersatunya (manunggal) DPD ASITA Bali dan DPD ASITA 71 Bali disambut gembira berbagai pihak, tak terkecuali Ketua DEPETA (Dewan Pengawas Tata Krama) DPD ASITA Bali periode 2020-2025, I Komang Nurjaya Mahartha, SS. Menurutnya, kondisi ini merupakan akhir dari dualisme organisasi demi kebaikan Bali dan pariwisata Bali ke depan.
Pada prinsipnya Nurjaya beserta Board of Director (BOD) atau Pengurus DPD ASITA Bali lainnya, termasuk Ketua Komang Takuaki Banuartha mengaku legowo dan mau mengalah atas dasar dari hati nurani karena ada kepentingan yang lebih besar untuk itu.
“Dari Pak Gubernur menginginkan perdamaian tersebut, kita sangat berterimakasih atas perhatiannya ke ASITA dan kita tentu juga akan mengikuti imbauan dari Guru Wisesa (pemerintah) kita, sehingga kita yang terpilih dengan sah saat Musdalub 14 November 2020 sesuai mekanisme asosiasi dan dikukuhkan langsung oleh Ketum DPP ASITA, legowo untuk itu,” ujar Nurjaya saat ditemui di Denpasar, Rabu (2/6/2021).
Lanjut Nurjaya, yang diinginkan adalah mempertahankan marwah (spirit) asosiasi ASITA melalui AD/ART sehingga ke depannya tidak akan ada lagi kejadian seperti ini. Dia pun menegaskan bahwa pihaknya (Ketua DPD dan DEPETA) serta pengurus lainnya yang sudah terbentuk tidak ada ambisi apapun.
“Pengurus tidak masalah asalkan semuanya demi kepentingan yang lebih luas. Mari sama-sama jaga ASITA tercinta ini, jaga marwah dan roh asosiasi kita melalui AD/ART, agar jangan sampai terjadi seperti ini kembali dan jatuh ke pihak yang salah,” ajaknya.
Seperti diketahui, keputusan meleburnya ASITA dan ASITA 71 ini telah dilaporkan kepada Gubernur Bali Wayan Koster pada Senin (31/5/2021) lalu yang dihadiri DPP ASITA serta DPD ASITA Bali dan DPD ASITA 71. Gubernur meminta ASITA Bali segera berbenah dengan meningkatkan kinerja untuk kepentingan anggota karena kinerja asosiasi akan mempengaruhi kinerja industri kepariwisataan.
Sementara itu terkait jabatan Ketua DPD ASITA Bali dikembalikan kepada I Ketut Ardana, SH dan Ketua DEPETA kepada Komang Takuaki Banuartha pasca manunggal, Nurjaya menyampaikan mau tidak mau, kondisilah yang membuat seperti itu. Namun menurutnya, keputusan tersebut menyalahi mekanisme AD/ART, apalagi Ardana telah habis masa kepengurusannya pada 2020.
“Kalau Pak Ardana dikembalikan sebagai anggota sesuai NIA (Nomor Induk Anggota), kami setuju. Tapi kalau menjadi Ketua DPD, ini kami anggap sewenang-wenang. Kami juga tidak setuju pencabutan SK Kepengurusan DPD ASITA Bali hasil Musdalub oleh DPP, karena pencabutan itu seharusnya melalui Musda,” terangnya.
Dalam waktu ke depan, menurut Nurjaya memang akan ada rencana penyelenggaraan Musda pasca bersatunya ASITA Bali, paling lambat 31 Agustus 2021.
“Program terdekat kita adalah Musda, tapi sebelum itu ada annual event kita yaitu BBTF (Bali and Beyond Travel Fair) pada Juni ini serta program-program lainnya menyongsong dibukanya pariwisata Bali, kita siap bergerak,” pungkas Nurjaya. (igp)