November 25, 2024
EKONOMI & PERBANKAN

Ayu Saraswati: Pasar Oleh-oleh Tunggu “Angin Segar” dari Pembukaan Pariwisata Bali

LiterasiPost.com, Badung –
Pandemi Covid-19 yang masih merebak hingga saat ini mengakibatkan sektor pariwisata di Bali terpuruk. Tak hanya itu, berbagai usaha yang bergantung pada sektor pariwisata pun tak luput dari imbasnya. Salah satunya adalah Pasar Oleh-oleh Khas Bali. Namun belakangan ini, beberapa Pasar Oleh-oleh sudah mulai menampakkan sedikit geliatnya.

Manajer Krisna Oleh-oleh Khas Bali Sunset Road Kuta dan Nusa Indah Denpasar, Ayu Saraswati menuturkan, jika flashback sejak pandemi mulai melanda Bali pada Maret 2020, Pasar Oleh-oleh termasuk ikut merasakan dampaknya. Sepinya kunjungan wisatawan terutama domestik ke Bali mengakibatkan Pasar Oleh-oleh kehilangan pangsa pasarnya.

BACA JUGA :  Konsumen Optimis Terhadap Kondisi Ekonomi Bali

“Kami di sini (Krisna Sunset Road), sejak awal pandemi sempat tutup beberapa bulan. Tamu sepi sekali, bahkan tidak ada. Ini hantaman hebat bagi kami yang memiliki ribuan karyawan,” kata Ayu.

Wanita yang juga seorang Penyanyi Pop Bali ini menjelaskan, pihak manajemen akhirnya membuat keputusan atau strategi guna menghadapi kondisi sulit tersebut. Di antaranya menerapkan sistem kerja piket bagi karyawan dan gajinya dibayar berdasarkan pro-rate (rata-rata harian).

“Seiring waktu berjalan, keuangan perusahaan kian kritis karena semua toko dan outlet Krisna Oleh-oleh tutup sehingga tidak bisa membayar gaji, akhirnya seluruh karyawan diberikan bantuan sembako sebanyak dua kali sebagai bentuk perhatian,” jelasnya.

BACA JUGA :  Teliti Tasawuf dalam Markum Sasak, Dosen UNRAM Raih Gelar Doktor Linguistik di FIB UNUD

Mulai Juli 2020, Krisna Oleh-oleh di Bali mulai dibuka secara bertahap. Khusus Krisna Oleh-oleh Sunset Road dibuka mulai Agustus 2020. Pada saat itu karyawan yang dipekerjakan hanya sebanyak 10 persen dari jumlah keseluruhan.

Angin keberuntungan mulai datang pada Oktober hingga Desember 2020. Tamu mulai banyak dan jumlah karyawan yang dipekerjakan pun bisa hingga 70 persen.

Suasana Krisna Oleh-oleh Khas Bali Sunset Road, Kuta. (Foto: igp)

“Mungkin sekitar 30 persen dibanding jumlah kunjungan sebelum pandemi. Tapi angka itu sudah membuat kami tersenyum, jumlah yang lumayan banyak di masa pandemi,” imbuh Head Humas Krisna Holding Company ini.

Memasuki tahun 2021, angka Covid-19 di Indonesia menunjukkan lonjakan di beberapa daerah. Pemerintah akhirnya membuat kebijakan penerapan PSBB Jawa-Bali dan PPKM. Hal ini membuat kunjungan wisatawan domestik ke Bali kembali drop karena ketatnya persyaratan masuk Bali. Pasar Oleh-oleh juga kembali merasakan getirnya.

“Januari sampai Maret awal kembali sepi. Akhir Maret sampai sekarang mulai sedikit bergeliat, artinya masih ada tamu yang datang. Yang penting kami bisa bayar gaji, pajak dan menutupi biaya operasional,” tutur Ayu.

BACA JUGA :  Trisno Nugroho: PPKM Ibarat "Jamu Pahit" untuk Rebound Ekonomi Bali

Pihaknya berharap rencana pembukaan pariwisata internasional pada Juni/Juli 2021 mendatang bisa membawa angin segar bagi kebangkitan pariwisata Bali termasuk usaha-usaha pendukungnya seperti Pasar Oleh-oleh ini.

“Apalagi pemerintah sudah gencar melakukan vaksinasi, dan kami pun sudah mendapatkan vaksin, semoga bisa memberikan kebaikan, dan semua merasa aman dan nyaman. Kami sangat berharap Juni/Juli nanti Bali kembali ramai dengan tetap menerapkan prokes. Pasalnya, saat ini banyak travel yang menunda perjalanan ke Bali, dan menunggu kepastian dibukanya pariwisata pada Juni/Juli tersebut,” tutup Ayu. (igp)

Related Posts