November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Bayi Bekantan Lahir di Bali Safari, Pecinta Satwa Diminta Beri Nama

LiterasiPost.com, Gianyar –
Kabar bahagia kembali datang dari Bali Safari Park. Bayi Bekantan berjenis kelamin jantan lahir pada 15 Maret 2021 lalu. Bayi Bekantan ini lahir dari pasangan indukan betina Agustin dan pejantan Genta. Proses kelahiran bayi bekantan ini berjalan lancer. Bayi sehat dan diasuh dengan baik oleh induknya.

Demikian keterangan drh. Yohana Kusumaningtyas selaku tim dokter hewan Taman Safari Indonesia (TSI) Group. Dikatakan, Agustin (indukan betina) sendiri mengalami masa kebuntingan kurang lebih 6,5 bulan. Sejak awal kehamilan, kondisi Agustin selalu dipantau oleh keeper (perawat satwa), dokter hewan, serta asisten kurator. Kondisi kehamilan dan kesehatan indukan betina diperiksa setiap hari.

BACA JUGA :  PPKM Darurat, 12 Pintu Masuk Pantai di Denpasar Ditutup

“Kami memberikan perawatan terbaik dan pakan berkualitas berupa dedaunan dan buah-buahan untuk indukan bekantan selama masa kehamilan hingga menyusui. Umumnya bayi Bekantan masih menyusu sejak kelahiran hingga usia 6 bulan,” ujar drh. Yohana.

Ada dua jenis Bekantan yang bisa ditemui di Pulau Kalimantan. Jenis Nasalis Larvatus Larvatus ditemukan di hampir seluruh Pulau Kalimantan. Sedangkan Nasalis Larvatus Orientalis hanya terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan. Biasanya Bekantan dapat ditemukan di daerah hutan bakau, rawa, dan hutan pantai.

BACA JUGA :  Capacity Building FMIPA UNUD Chapter 1 Bahas Kesehatan Mental

Bekantan dikenal juga dengan sebutan Monyet Belanda karena memiliki bentuk unik pada hidungnya, wajah yang terlihat bersemu merah, dan rambut berwarna coklat kemerahan. Perut Bekantan yang buncit disebabkan kebiasaan mereka yang suka memakan jenis dedaunan yang menghasilkan gas saat dicerna. Ciri utama yang membedakan Bekantan dengan monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar pada spesies jantan.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 29 Tahun 1990, Bekantan ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Kalimantan Selatan. Namun saat ini, populasi Bekantan terus menurun dan masuk daftar merah IUCN akibat perburuan liar, berkurangnya luasan hutan yang mengakibatkan keterbatasan habitat.

BACA JUGA :  "Bali Poleng", Doa Bersama Pererat Kebersamaan di Tahun 2022

Saat ini, bayi Bekantan dalam kondisi sehat dan diasuh dengan baik oleh induknya. Dengan adanya tambahan satu ekor Bekantan, maka total jumlah Bekantan di Bali Safari menjadi 5 ekor, yang terdiri dari 3 jantan dan 2 betina. Keberhasilan pengembangbiakan Bekantan tersebut juga menjadi bukti kesuksesan Bali Safari dalam program konservasi satwa-satwa liar dan terancam punah.

BACA JUGA :  Lagi, Dua Bayi Hyena Lahir di Bali Safari

Untuk merayakan momen kelahiran bayi Bekantan pertama ini, pihak Bali Safari memberikan kesempatan kepada sahabat satwa mengikuti kompetisi pemberian nama untuk bayi Bekantan jantan yang baru lahir tersebut. Caranya dengan mengikuti media sosial Instagram @balisafari dan tulis di kolom komentar pada postingan bayi Bekantan. Batas waktu kompetisi sampai 15 April 2021. Pemenang terpilih akan mendapatkan 2 tiket Bali Safari. (igp/r)

Related Posts