November 25, 2024
PENDIDIKAN

Berpeluang Raup Omzet Miliaran Rupiah, Pekerjaan Petani Bukanlah Kelas Rendah

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Berbisnis di bidang pertanian berpeluang meraih omzet Rp2,1 miliar per bulan, makan pekerjaan petani bukanlah pekerjaan kelas bawah. Pendapatan di sektor pertanian bisa setara dengan pekerjaan di sektor lain. Namun demikian, kalangan generasi muda masih enggan terjun ke sektor pertanian disebabkan faktor psikologis dan ekonomis.

Hal itu diungkapkan Founder Mimba Farm Badung Utara, I Wayan Mudita, SH saat tampil pada talkshow motivasi pada acara Yudisium Calon Wisudawan Fakultas Pertanian Universitas Udayana (FP UNUD), Kamis (4/8/2022) di Gedung Pasca Sarjana UNUD, Kampus Sudirman Denpasar.

BACA JUGA :  UNUD Komit Tingkatkan Kualitas Data PDDikti

Wayan Mudita mengakui terjun ke dunia bisnis pertanian hanya bermodalkan semangat atau cenderung nekat. Dia membeli lahan dan membangun green house dengan biaya tinggi namun belum tahu dipergunakan untuk apa.

“Saya menjalankan bisnis tidak didasari studi kelayakan, menghabiskan dana 8 miliar Rupiah dengan rencana bisnis yang masih samar-samar,” tegasnya.

Pengusaha asal Desa Sanur, Denpasar Selatan inipun melakukan perjalanan ke luar Bali hingga ke luar negeri mencari “kitab suci” untuk membangun bisnis pertanian. Diceritakan, ketika mencoba untuk belajar pertanian di Thailand ternyata ditolak pihak penyelenggara karena tidak mengantongi izin dari Kementerian Pertanian RI.

BACA JUGA :  Kapolda Bali Serahkan Penghargaan dari Kapolri Kepada Danrem 163/Wirasatya

“Belajar pertanian itu susah juga ya. Saya menyesal tidak kuliah di Fakultas Pertanian sebelumnya,” guman Wayan Wijaya.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Warmadewa ini mengaku beruntung bisa bertemu komunitas pertanian hidroponik di Yogyakarta. Pergaulannya dengan komunitas tersebut menjadi titik balik meraih keberhasilannya mengelola bisnis di bidang pertanian.

Keuletannya menggeluti bisnis pertanian, menambah keyakinan Wayan Mudita bahwa bertani bukanlah pekerjaan kelas dua alias bagi orang rendahan. Justru, petani merupakan pekerjaan mulia dan bisnis pertanian dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan utama. Wayan Mudita menggeluti bisnis sebagai penyalur sayur mayur ke hotel, restoran, pasar modern dan tradisional.

BACA JUGA :  FH UNUD Jalin Kerja Sama dengan Ditjen PKTN Kemendag RI

“Melayani satu hotel di Sanur, omzetnya 7 juta per hari atau 210 uta per bulan. Jika saya melayani 10 hotel berarti pendapatan saya 2,1 miliar per bulan,” jelasnya memotivasi calon wisatawan FP UNUD agar tidak malu berbisnis di pertanian. Alasannya, hambatan psikologis tidak lagi menghantui kalangan muda yang kuliah di Fakultas Pertanian.

Dekan Fakultas Pertanian UNUD, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gede Ustriyana, MM menyatakan terima kasih atas kesediaan Wayan Mudita berbagi pengalaman mengelola bisnis pertanian. Diakuinya, calon wisudawan FP Unud memiliki wawasan yang relatif terbatas terkait bisnis pertanian.

“Kegiatan berbagi pengalaman ini dapat meningkatkan wawasan dan mempertebal keyakinan calon wisudawan terjun ke dunia bisnis,” tegasnya.

BACA JUGA :  Pertamina Jamin Ketersediaan BBM dan Elpiji di Bali Selama Libur Idul Fitri

Prof. Ustriyana menjelaskan secara konsep dan teoritis calon wisudawan sudah memiliki bekal yang cukup terjun ke bisnis pertanian. Alasannya, calon wisudawan ditempa menjadi SDM pertanian tangguh pada program studi di lingkungan FP Unud yang umumnya terakreditasi A, bahkan Prodi S1 Agroekoteknologi terakreditasi Unggul.

Wakil Dekan I Dr. Ir. Ni Luh Kartini, MS melaporkan yudisium atau pelepasan calon wisudawan FP Unud edisi Agustus 2022 sebanyak 45 calon wisudawan yang terdiri dari 41 lulusan S1 dan 4 orang lulusan S2 dan S3. Ditambahkan, calon wisudawan didominasi jenis kelamin perempuan dan indeks prestasinya di atas 3,75.

“Saat ini jumlah mahasiswa aktif FP UNUD sebanyak 1.660 orang yang tersebar di delapan prodi,” tegas ahli pertanian organik itu. (igp/r)

Sumber: http://www.unud.ac.id

Related Posts