October 25, 2024
BALI

Gandeng Aktivis dan Komunitas, Jarnas 98 Sampaikan Aspirasi Pilkada ke KPU Bali

Soroti ketergantungan ekonomi bali pada pariwisata
• Minta perhatian khusus pada pencegahan bunuh diri dan masalah kesehatan mental

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Sejumlah aktivis dan perwakilan komunitas di Bali bersama Jarnas 98 bertemu dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali pada Rabu (14/8/2024). Pertemuan tersebut untuk menyampaikan aspirasi terkait kepemimpinan Bali yang akan dipilih dalam Pilkada pada November mendatang.

“Kehadiran kami untuk menitipkan aspirasi ke KPU karena KPU yang akan memfasilitasi proses penyampaian visi misi dan uji publik melalui debat kandidat,” kata Ketua Jarnas 98 Bali, Nyoman Mardika.

BACA JUGA :  Program Electrifying Agriculture Wujud Trasformasi PLN

Adapun aspirasi yang disampaikan sebelumnya telah dirumuskan dalam Focus Group Discussion (FGD). Tokoh yang teribat antara lain Dr. Wayan Jondra (Paiketan Krama Bali), dr I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ (Koordinator Forum Komunikasi Profesional Kesehatan Jiwa Bali), Ni Luh Djelantik (Anggota DPD RI Terpilih 2024), Made Iwan Dewantama (Yayasan Abdi Bumi), Kadek Wahyudita (Pekerja Budaya/Penggak Men Mersi), Yogi Wikrama (Aktivis Lingkungan), Perwakilan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH), Putu Suryawan (Yayasan IDEP), Toto Nurasto (Pekerja Seni), Nyoman Mertha (Yayasan Sradha- Aktivis Adat dan Budaya). Selain ke KPU, pernyataan selanjutnya akan disampaikan ke partai politik pengusung kandidat dan juga para kandidat.

Dalam pernyataan yang disampaikan diawali dengan sorotan agar pemimpin Bali ke depan harus bisa melepaskan ekonomi Bali dari ketergantungan kepada pariwisata. Bali ke depan harus dibangun dengan menyeimbangkan potensi lain seperti pertanian dan perikanan.

“Pariwisata yang dipertahankan adalah pariwisata berkualitas untuk menjamin kehadiran wisatawan yang memberikan penghargaan terhadap adat dan budaya Bali dan ikut menjaga kelestarian alam Bali,” kata Mardika yang membacakan pernyataan itu.

BACA JUGA :  Beri Rasa Aman dan Nyaman Bagi Pengunjung, Karyawan Bali Safari Jalani Vaksinasi Covid-19

“Selain itu harus dipastikan pula bahwa lapangan kerja di Bali yang mestinya dapat dipenuhi kebutuhannya oleh SDM lokal Bali tidak direbut oleh WNA yang bekerja secara ilegal di Bali,” tegasnya.

Masalah perhatian mental juga harus menjadi perhatian khusus apalagi dengan posisi Bali sebagai daerah yang paling tinggi tingkat bunuh dirinya. “Perhatian harus diberikan sejak di bangku pendidikan dasar dan menengah hingga penyediaan fasilitas bagi warga yang mengalami masalah kesehatan mental serta peyediaan tenaga kesehatan jiwa hingga di pelosok Bali,” sebut pernyataan itu.

Poin lainnya adalah perlunya pemberdayaan lembaga adat dan budaya Bali. Namun harus dihindari adanya penyeragaman budaya dan politisasi Desa Adat. “Terkait dengan masalah ini, pemimpin Bali harus berkomitmen untuk memediasi penyelesaian dualisme Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dalam semangat kebersamaan sebagai krama Bali,” sebutnya.

Para aktivis juga menyoroti masalah perubahan iklim, konservasi lingkungan, penangan masalah sampah dan mitigasi bencana karena perubahan iklim.
Dalam kesempatan diskusi, Made Iwan Dewantama berharap, aspirasi itu bisa menjadi acuan dalam pengembangan topik debat kandidat sehingga dapat terlihat jawaban apa yang akan diberikan. Sementara dr Rai meminta, KPU juga memberi saluran agar masyarakat dapat berinteraksi langsung dengan para kandidat melalui akun media sosial mereka.

BACA JUGA :  PT PLN Nusantara Power dan FT UNUD Teken Kerja Sama

Menanggapi aspirasi tersebut, Komisioner KPU Bali Jhon Darmawan menyampaikan terima kasih karena akan memudahkan kerja KPU dalam merancang debat kandidat di tingkat Pilgub Bali maupun Kabupaten/Kota. “Setidaknya akan ada 60 kali debat karena masing-masing dari masing-masing KPU,” katanya.

Secara subtansial, usulan dari masyarakat akan menjadi acuan, meskipun nantinya akan disusun oleh para panelis untuk disampaikan kepada para kandidat. Pihaknya juga menyebut akan menyerap aspirasi masyarakat dalam lomba mural dan poster serta berbagai sarana lainnya.

“Tugas kami bukan hanya mendatangkan pemilih ke TPS, tapi bagaimana juga mencerdaskan pemilih dalam menentukan pilihannya,” tegasnya. (IGP/r)

Related Posts