November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Kolaborasi, Perupa Suklu dan Penulis Mas Ruscitadewi Luncurkan Buku “Nawa Sena”

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Nawa Sena adalah hasil karya kolaborasi yang mengukuhkan intermingle-lango antara konsep, visual, dan verbal yang dilakukan oleh dua maestro lintas disiplin yakni Wayan Sujana ‘Suklu’ sebagai seorang perupa, dengan penulis Mas Ruscitadewi.

Art project lawang Nawa Sena merupakan
project bersama, diawali seniman sebagai pembuat konsep dan modul-modul. Selanjutnya pemahat mengimplementasikan ke matra tembok kembar sesuai kertas kerja seniman menghasilkan relief multimatra, Mas Ruscitadewi mengkaryakan ke bentuk karya sastra berbentuk novel.

BACA JUGA :  The Nusa Dua Bali Jadi Pilihan Liburan Wisatawan di Akhir Tahun

Nawa Sena akan diperkenalkan kepada para seniman, penulis dan masyarakat umum melalui focus group discussion (FGD) pada Jumat (23/6/2023) di Gedung Kompas Jl. Jayagiri  Denpasar yang dibuka oleh Prof. Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana (Rektor ISI Denpasar) dengan menghadirkan 5 pembahas atau narasumber yakni Dewa Palguna, Prof. I Nyoman Darma Putra, Dr. I Made Sujaya, Dian Dewi Reich dan Dr. I Gusti Agung Paramita serta moderator I Wayan Juniartha.

Karya yang dibukukan ini terdiri dari 8 bagian. Diawali dengan Lawang Nawa Sena oleh perupa Suklu yang kemudian direspon oleh tulisan Mas Ruscitadewi. Lawang Nawa Sena ini lahir untuk project bencingah, berupa desain multi dimensional yang akan menjadi relief kontemporer pada sebuah ruang di Pura Besakih.

Nawa Sena sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti masa depan yang cerah. Memiliki karakter ekspresif, mudah bergaul, ‘nyeni’, mudah bicara, menikmati hidup. Nawa juga dapat diartikan sebagai tujuan, sedangkan Sena diartikan kilatan cahaya. Sehingga proses dan tujuan ekuivalen satu kesatuan, saling membutuhkan dan mengimajinasikan.

BACA JUGA :  Ikatan Alumni Mikrobiologi Klinik FK UNUD Edukasi Lansia tentang Zoonosis dan Penggunaan Antibiotik

Literasi lain di masa lampau menjelaskan kata Nawa berarti sembilan dan Sena merupakan nama tokoh pewayangan. Kata Nawa Sena disatukan atau dipisahkan, bermakna luas, imajinatif, teologis,
sekaligus filosofis. Lawang Nawa Sena dimaksudkan gerbang datar berisikan kisah Nawa dan Sena. Kemudian kata Nawa Sena secara imajiner-rasional yang digunakan oleh Suklu sebagai bentang konsep dan narasi pembuatan relief bencingah Pura Besakih di sisi Yohana Mandala.

Terwujudnya Buku Nawa Sena ini, memberikan iklim yang segar bagi penikmat rupa dan linguistik. Jugjement masyarakat umum bahwa rupa hanyalah karya ilustrasi pendamping linguistik ataupun sebaliknya, kini dibantahkan dengan Intermingle-Lango yang menunjukkan kolaborasi lintas
disiplin.

Hartanto, Bali Mangsi dalam sambutannya menjelaskan bahwa proses Intermingle-Lango ini merupakan proses ulang-alik kreativitas, dari karya desain ke karya sastra, selanjutnya dari karya sastra ke karya rupa (drawing) dan terwujudlah buku Nawa Sena ini. (igp/r)

Related Posts