Kuat! Perekonomian Bali Tumbuh 5,52 Persen pada Triwulan 1/2025

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Berdasarkan Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, perekonomian Bali pada Triwulan 1 2025 tetap tumbuh tinggi sebesar 5,52% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,19% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali juga lebih tinggi dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 4,87% (yoy).
Capaian ini menempatkan Bali sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-8 di tingkat nasional. Perekonomian Bali yang tetap kuat tersebut menjadi indikator penting ketahanan dan potensi ekonomi wilayah dalam menghadapi tantangan global dan domestik.
Dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi Bali didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh menguat sebesar 5,31% (yoy) sejalan dengan peningkatan penjualan listrik pada segmen residensial, dan konsumsi pada kelompok makanan dan minuman seiring momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Idulfitri. Konsumsi Pemerintah juga terakselerasi sebesar 13,47% (yoy) didukung oleh meningkatnya belanja pegawai sejalan dengan penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan Maret.
Investasi (PMTB) tumbuh 5,13% (yoy) didukung oleh realisasi investasi baik PMA maupun PMDN. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan ekspor luar negeri menjadi 6,51% (yoy) sejalan dengan normalisasi kunjungan wisatawan mancanegara, serta penurunan kinerja Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar -19,04% seiring normalisasi belanja barang dan jasa pasca pilkada serentak.
Dari sisi lapangan usaha (LU), akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali didorong beberapa lapangan usaha (LU). Pertumbuhan sektoral tertinggi terjadi pada LU Administrasi Pemerintahan yang tumbuh sebesar 19,86% (yoy) didukung penyaluran THR. LU Pertanian juga tumbuh meningkat menjadi 5,21% (yoy), didukung oleh pergeseran panen raya tabama yang lebih awal dari tahun sebelumnya. Lebih lanjut, LU Transgud juga mengalami akselerasi didukung naiknya jumlah keberangkatan penumpang internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai serta jumlah penumpang pada penyeberangan ASDP Gilimanuk, Padangbai, Klungkung, dan Sanur-Nusa Penida.
Namun, pertumbuhan ekonomi Bali yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja LU Akmamin yang melambat menjadi 7,47% (yoy), dipengaruhi penurunan rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang yang sebesar 52,84% di triwulan 1 2025, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 62,56%. LU Konstruksi juga melambat sebesar 2,15% (yoy) akibat terbatasnya pembangunan proyek baru.
Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali pada Triwulan II 2025 akan tetap tumbuh kuat didukung oleh momentum HBKN Iduladha, perayaan Galungan-Kuningan, dan dimulainya proyek konstruksi sesuai pipeline 2025. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan berkelanjutan, diperlukan pengembangan dan penguatan sektor pariwisata dan hospitality melalui percepatan penerapan travel pattern, pengembangan quality tourism berupa peningkatan kualitas destinasi dan diversifikasi menuju wellness tourism serta penguatan kegiatan MICE baik pemerintah maupun swasta.
Lebih lanjut, strategi untuk mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian dan hilirisasi guna mendukung swasembada pangan juga perlu terus diperkuat. Selain itu, pengendalian inflasi melalui sinergi strategis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga harus diperkuat, melalui dukungan ekosistem ketahanan hulu-hilir, efisiensi distribusi komoditas pangan strategis, dan penguatan data neraca pangan. Berbagai upaya tersebut perlu didukung dengan perluasan konektivitas dan pengembangan infrastruktur, peningkatan dukungan investasi dan pembiayaan, serta pengembangan inovasi digital dan perluasan digitalisasi ekonomi.
“Melalui kolaborasi dan sinergi yang berkelanjutan dengan pemerintah pusat dan daerah, pelaku ekonomi lokal, serta berbagai pemangku kepentingan, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang hijau, tangguh, dan sejahtera Sinergi strategis tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan berkesinambungan, serta meningkatkan daya saing perekonomian baik di skala nasional maupun global”, ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, R. Erwin Soeriadimadja. (L’Post/r)














