November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Lindungi Bumi, Yaari Rom Pamerkan Karya “The Art of Mother Earth”

LITERASIPOST.COM, KUTA | Lukisan di atas adalah salah satu dari puluhan karya Yaari Rom, seniman internasional unik yang berbasis di Bali. Lukisan ekspresionis transformatif terinspirasi dari alam itu dipamerkan di Park23 Gallery & Creative Hub, Tuban Bali dari tanggal 6 hingga 24 Juli 2022 (setiap hari dari pukul 12:00 hingga 20:00 WITA).

Galeri yang terbuka untuk umum ini juga akan menyelenggarakan serangkaian talkshow dan lokakarya selama pameran berlangsung.

BACA JUGA :  Wali Kota Denpasar dan Bupati Badung Hadiri Karya Melaspas Wantilan Pura Agung Petilan

Dalam beberapa bulan terakhir, Park23 Creative Hub sangat aktif mendukung pengembangan kreativitas seniman lokal Bali maupun internasional di Pulau Dewata. Kolaborasi baru dengan Yaari Rom bertujuan untuk memberikan inspirasi dan meningkatkan kesadaran untuk melindungi Bali baik tanah lautan lewat pesona ibu pertiwi dalam goresan warna.

Yaari adalah seniman serba bisa dan berkepribadian flamboyan, melalui karya seninya yang spektakuler, karya terinspirasi oleh kompleksitas keterlibatan manusia dan alam dengan kebebasan berekspresi. Seniman asal Amerika Serikat ini mulai melukis pada usia belia. Berasal dari keluarga pemikir yang kreatif, Yaari juga mengembangkan bakat seni pertunjukan dan mengekspresikan imajinasinya kedalam cerita dongeng melalui melalui musik dan tari.

Seorang pengunjung sedang melihat lukisan karya Yaari Rom di Park23 Gallery. (Foto: igp) 

Berkeliling dunia selama bertahun-tahun, Yaari berpartisipasi dalam teater dan seni jalanan Yaari banyak bergaul dengan bintang industri musik seperti Rod Stewart, Long John Baldry dan Lesley Duncan, sebelum membentuk bandnya sendiri “The Dandy Boys”, lewat waktu membawa gaya musik yang sangat beragam dan perjalanan ekstremnya. Selanjutnya, Yaari menetap untuk mengekspresikan diri dengan seni dan lukisannya dan membawanya ke Pulau Dewata Bali.

Tiba di Bali pada tahun 2003, Yaari langsung merasa seperti pulang kembali ke rumah dengan keindahan pulau dan unsur spiritualitas budaya Bali yang menakjubkan. Diprakarsai oleh ibu dan teman-temannya yang sudah akrab dengan Bali, ia mendirikan studio pertamanya di Penestanan, Ubud.

BACA JUGA :  Joyland Festival Bali Siap Dihelat Tiga Hari, Hadirkan Belasan Artis Internasional

Keindahan alam yang memikat menginspirasi Yaari untuk membagikan visinya dan menciptakan sekolah kecil untuk anak-anak lokal. Setelah bertahun-tahun membangun sekolah, Ia tertarik pada pengembangan yang lebih besar, Yaari memutuskan untuk pindah ke Seminyak dimana ia membangun Yaari Toya Center kedua bersama Ni Made Toya. Dia memiliki banyak siswa dan terus mengembangkan pendidikan, bekerja sama dengan banyak LSM dan lembaga seni.

Menjadi seniman multitalenta, Yaari menampilkan perjalanan dan komitmen pada kesinambungan alam lewat “The Art of Mother Earth”. Dalam karyanya, ia mengambil peran untuk planet kita bersama, yang lahir dari urgensi berbagai masalah lingkungan saat ini, serta didorong oleh niat positif yang kuat. Tekad untuk melindungi bumi lewat karya seni dijadikan sebagai bentuk perlawanan pada ketidakpedulian orang, sekaligus merefleksikan kebiasaan buruk kita di bidang lingkungan serta perilaku sosial.

Yaari Rom bersama Ni Made Toya saat konferensi pers di Park23 Gallery & Creative Hub, Tuban Bali, Senin (4/7/2022). (Foto: igp) 

Yaari merasa bertanggungjawab sebagai seorang seniman yang sepanjang sejarah mengambil peran dalam menceritakan sebuah kisah ironis melalui konten visual. Kini menjadi saat yang penting bagi semua generasi untuk mengambil bagian dan memiliki kepekaan terhadap gerakan sosial untuk lingkungan hidup. Melalui penggunaan tema yang mudah dipahami dengan karya visual yang unik, seniman ini mengajak penikmat lukisan untuk membebaskan diri dalam pemikiran, kreasi, dan dan kembali kepada alam.

Pada pameran retrospektif ini, jiwa dari sebuah karya bertransformasi beragam ekspresi karya garis hitam dan putih formasi warna, monoton, buram dan pigmen fluoresensi ke garis-garis. Karya ini merupakan gerakan untuk merayakan kesadaran kita, semua makhluk di muka bumi, untuk bersama-sama menciptakan perjalanan, tanggung jawab pada ibu pertiwi lewat inspirasi visual. (igp)

Related Posts