October 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

“Once Upon a Screen Vol 1” Suguhkan 14 Film Karya Anak Muda

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Folklore Media berkolaborasi dengan Madyapadma Institute SMAN 3 Denpasar menyelenggarakan Screening Film yang bertajuk ‘Once Upon a Screen Vol 1″ bertempat di Ruang Audiovisual Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Selasa (10/1/2023).

Direktur Kreatif Folklore Media, Arya Artana (25) menuturkan bahwa penamaan tersebut bermula dari dirinya yang pernah berandai-andai suatu hari nanti dapat menampilkan film hasil karyanya sendiri bersama tim serta filmmaker lainnya dalam acara pemutaran film yang besar. “Suatu hari pengen bikin screening-an (pemutaran film)  yang kemudian terpikirkan kalimat Once Upon a Time atau pada suatu hari,” jelasnya.

Suasana Screening Film yang bertajuk ‘Once Upon a Screen Vol 1″ di Dharma Negara Alaya Denpasar. (Foto: panitia/Literasipost)

Beranjak dari ide tersebut, ketua panitia Screening Film Once Upon a Screen Vol 1, Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya (18) menyampaikan Once Upon a Screen menampilkan film-film indie yang telah memenangkan festival maupun baru akan rilis dari berbagai daerah, komunitas dan grup yang memiliki komitmen dalam film. “Once Upon a Screen ini hadir untuk memberi wadah bagi para filmmaker di Bali dan Tanah Air yang independen untuk mempertontonkan karya mereka,” ujar Galuh.

Acara ini juga merupakan tempat bagi para filmmaker di Bali untuk bertemu dan berdiskusi dengan harapan acara ini dapat berjalan rutin ke depannya. Kali ini diputar sebanyak 14 film, dimana tim Folklore dan YSA (Youth Sineas Award) membaginya menjadi 6 segmen. Segmen pembuka bertajuk Parade Cerita Muda Berkarya dan Madyapadma Bercerita, dilanjutkan dengan penayangan tiga film dokumenter pada segmen Parade Dokumenter Muda Berkarya dan film ‘Penjaga Lontar’ karya Madyapadma Journalistic Park. Lalu, film “Kama” dan “Kala Rau” di segmen Refleksi Festival Film Nasional. Setelah itu segmen Folklore yang menayangkan film “Taluh” dan “Nyoman” dan ditutup dengan Refleksi Diri sebagai segmen terakhir untuk merefleksikan kondisi sosial dan film Indonesia. Film berjudul “Tengai Tepet” dan “Animus” menjadi persembahan terakhir.

BACA JUGA :  BBTF 2022 Angkat Program Pemulihan Ekonomi Indonesia Melalui Pariwisata

Puluhan penonton pun begitu antusias menyaksikan semua film yang diputar. Salah satunya adalah Gusti Ayu Putu Widya Pratiwi (17) merasa kagum setelah menonton berbagai film yang ditayangkan pada acara itu. “First impression-ku bagus, karena banyak filmnya terus unik-unik ceritanya,” tutur Pratiwi. Arya Raditya Kusuma (16) juga merasa kagum dengan karya para filmmaker muda yang ditayangkan, terlebih dirinya belum pernah menonton film dokumenter sebelumnya.

Melalui acara Screening Film “Once Upon a Screen Vol 1” ini, Arya Artana berharap penonton tak sekadar menerima pesan dari film yang disuguhkan, tetapi juga terinspirasi. Terutama bagi anak muda Bali yang baru terjun atau ingin berkecimpung di dunia film agar terus semangat dalam berkarya sehingga dapat melambungkan perfilman di Bali terutama yang berkisah tentang adat dan budaya Bali. “Karena kalau bukan kita (pemuda Bali) yang membuat (film) siapa lagi?” pungkas Arya. (igp)

Related Posts