October 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Paradoks dan Inkonsisten dengan Government Guarantee, APPMB Desak Gubernur Bali Tarik Surat ke Menpora

LITERASIPOST.COM, BADUNG | Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB), Wayan Puspa Negara menilai sangat paradoks surat penolakan Gubernur Bali terhadap kehadiran tim sepakbola U20 Israel di Bali yang disampaikan kepada Menpora. Karena, hal tersebut telah menimbulkan situasi tak menentu dan kegundahan masyarakat luas, pencinta bola hingga pelaku pariwisata. Pasalnya, jauh hari gubernur dengan segala perjuangannya yang sangat fantastis telah mampu membawa Bali sebagai salah satu venue untuk drawing perhelatan FIFA World cup U20. Yang luar biasa, baru kali ini rencana drawing dilaksanakan di luar Swiss, yakni di Bali.

Pihaknya mengapresiasi langkah Gubernur Bali saat itu, yang menyampaikan bahwa terpilihnya Bali sebagai lokasi Official Draw FIFA U20 dan tuan rumah Piala Dunia U20 tahun 2023 akan memberikan kontribusi besar dalam mempercepat pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali. Saat Official Draw, Bali kembali akan menjadi pusat perhatian dunia dan nama Bali akan semakin harum semerbak di mata masyarakat dunia, karena tidak saja dari 24 negara peserta yang akan hadir di Bali, tetapi juga para pecinta fanatik bola dari seluruh dunia, apalagi akan disiarkan langsung oleh media seluruh dunia.

BACA JUGA :  Festival Budaya Pecut Ksatria Mahottama, Momen Kebangkitan Kerajaan Badung

“Sehingga Bali akan mendapatkan Public Relation yang semakin moncer dan kuat. Sejak awal pun Pak Gubernur sudah berharap acara Drawing dan FIFA World Cup U20 berlangsung secara aman, lancar dan sukses, bahkan untuk kesuksesan acara Drawing tersebut, gubernur berkomitmen penuh melakukan perbaikan gedung Ksirarnawa dan penataan kawasan Taman Budaya sesuai persyaratan yang ditentukan oleh FIFA dan memastikan pekerjaan diselesaikan pada pertengahan Maret dengan biaya penuh dari APBD Bali,” kata Puspa Negara.

Lanjutnya, gubernur pula mengajak seluruh lapisan masyarakat Bali untuk mendukung penuh event ini dengan menciptakan situasi yang kondusif agar event bergengsi dan langka ini berjalan lancar. Bahkan, sesuai dengan impian menjadikan Bali sebagai pusat peradaban dunia dengan menawarkan kedamaian, ketenangan, toleransi dan kebahagian bagi masyarakat dunia yang datang ke Bali. Akan tetapi, situasi ini berbanding terbalik dengan langkah Gubernur Bali sendiri atas  terkirimnya surat ke Menpora untuk menolak kehadiran tim dari Israel.

BACA JUGA :  Soroti PTN-BH, Mahasiswa UNUD Gelar "Angkringan Berdialog"

“Ini sungguh sangat paradoks dengan langkah perjuangan dan persiapan yang sudah sangat matang. Bahwa, kami pelaku pariwisata sangat memimpikan perhelatan FIFA World Cup U20 ini menjadi momentum penguatan dan percepatan recovery kepariwisataan Kuta yang baru tumbuh 36,5 persen dari kondisi normal, oleh karena itu kami tetap berharap ajang FIFA World Cup U20 tetap berjalan sesuai agenda FIFA, karena secara resmi belum ada statemen dari FIFA atas pembatalan Drawing dan eventnya. Kalau pun hanya Drawing yang dipindahkan tidak masalah, namun jika sampai perhelatan FIFA World Cup U20 dibatalkan dan dialihkan ke negara lain maka runtuhlah harapan kita, harga diri bangsa pun terlihat gelap,” tegasnya.

Di sisi lain, kata mantan legislator ini, akan berlangsung World Beach Game di Bali pada 5-12 Agustus 2023 yang juga akan menghadirkan atlet dari Israel. Apakah ini juga akan dipersoalkan? Padahal, pada bulan Maret 2022 telah hadir di Bali delegasi Israel dalam International Parlianment Union dan aman-aman saja. Kenapa justru saat momentum kehausan bangsa ini akan sepak bola berlaga di Piala Dunia justru ada persoalan dengan Israel? Apakah tidak ada jaminan keamanan dari pemangku kepentingan di negeri ini? Atau Bali tidak mampu menjaga keamanan saat Drawing dan event berlangsung? Buktinya, pada KTT G20 ada delegasi Rusia dan Ukraina malah berjalan sukses dan lancar. Olahraga sepakbola menjunjung suportivitas dan dalam suportivitas itu menepikan politik, intoleran dan rasial. Bali terkenal sebagai pulau yang damai, indah, nyaman dan aman, kenapa harus terjadi penolakan ini? Hanya gubernur yg tahu!.

BACA JUGA :  Tjok Bagus Luncurkan Single Perdana "Ya Sudahlah"

“Tetapi kami sangat kecewa dengan surat tersebut yang tidak merepresentasikan wajah masyarakat Bali pada umumnya. Saran kami agar gubernur kembali melihat Government Guarantee yang pernah disampaikan  dan segera menarik kembali surat tersebut dan berikan segera  Government Guarantee pada FIFA. Lihatlah Solo langsung menyatakan siap menjadi tempat Drawing, kenapa Bali Menolak?,” pungkasnya. (igp/r)

Related Posts