November 7, 2025
BALI

Pentingnya Peran Populasi Kunci dalam Penanggulangan AIDS di Bali

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Keterlibatan populasi kunci dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS memiliki peranan yang sangat penting karena Populasi kunci merupakan kelompok berisiko tertular atau menularkan HIV yang disebabkan oleh hubungan seks berisiko atau penggunaan napza suntik yang tidak steril, dengan melibatkan secara aktif populasi kunci dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS maka strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bisa berjalan secara efektif dan memastikan pengetahuan yang akurat, sikap yang positif, dan perilaku aman terkait HIV-AIDS.

Oleh sebab itulah Komisi Penanggulangan AIDS menggelar beberapa pertemuan disertai pelaksanaan Pemeriksaan HIV kepada PWID, Waria, LSL dan WPS. Hal itu disampaikan Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali AA Ngurah Patria Nugraha, didampingi Pengelola Program Monitor dan Evaluasi KPA Provinsi Bali Dian Pebriana, SKM di ruang kerjanya, Kamis (31/7).

BACA JUGA :  FAPET UNUD Gelar Seminar Bulanan "Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu dan Pengisian DUPAK"

Lebih lanjut AA Ngurah Patria Nugraha mengungkapkan, pada Peraturan Gubernur Nomor 91 Tahun 2015 pasal 3 yang menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi dari Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali yaitu merumuskan kebijakan, strategi dan langkah langkah yang diperlukan dalam rangka penanggulangan AIDS, kemudian menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan AIDS. Dan juga mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan promosi, pencegahan, konseling dan tes sukarela rahasia, pengobatan, perawatan dan dukungan dalam rangka penanggulangan AIDS.

Yang terpenting juga adalah melakukan penyebarluasan informasi mengenai HIV-AIDS keberbagai media massa dalam kaitan dengan pemberitaan yang tepat dan tidak menimbulkan keresahan masyarakat, melakukan kerjasasama dan koordinasi dengan instansi Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, sektor usaha, organisasi non pemerintah, organisasi profesi, perguruan tinggi, dan/atau pihak-pihak lain dalam rangka penanggulangan AIDS, mengkoordinasikan pengelolaan data dan informasi terkait dengan HIV-AIDS dan mengendalikan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penanggulangan AIDS,katanya.   

Sementara itu Pengelola Program Monitor dan Evaluasi Dian Pebriana, SKM menuturkan, kegiatan yang dilaksanakan KPA selama 4 kali pertemuan tersebut menhadirkan 3 orang narasumber, yaitu I Made Karya dan Hermansyah, Dewa Suyetna dari LSM Peduli HIV-AIDS. Beberapa rowndown kegiatannya adalah pada Rabu 11 Juni 2025 bersama para Penasun. Kamis 12 Juni 2025 bersama LSL dan Waria. Pada pertemuan Rabu 18 Juni 2025 mengadakan pertemuan dengan WPS.

BACA JUGA :  Tokocrypto dan Binance Sukses Selenggarakan Sesi Eksklusif di Side Event Coinfest Asia

Selain diisi materi khusus tentang Tes HIV dan Prep, pada ketiga pertemuan tersebut masing-masing disertai dengan pemeriksaan HIV bagi para peserta,katanya.

Dian Pebriana pun menceritakan alur pertemuan tersebut. Pada Rabu, 11 Juni 2025 diadakan pertemuan dengan 25 orang para Penasun atau PWID. Pertemuan dilaksanakan di Sekretariat KPA Provinsi Bali. Dilanjutkan dengan pemeriksaan HIV yang bekerja sama dengan Klinik Catur Warga PKBI Bali.

Untuk pertemuan Kamis 12 Juni 2025 dengan waktu berbeda dilaksanakan pertemuan dengan 25 orang peserta dari LSL dan 25 orang waria. Juga dilanjutkan dengan pemeriksaan HIV yang bekerja sama dengan PKM II Denpasar Utara.

Pada Rabu 18 Juni 2025 diadakan pertemuan dengan 25 orang WPS di Klinik WM Yayasan Kerti Praja. Dan selesai pertemuan dilaksanakan acara pemeriksaaan Gratis. (L’Post/r)

Related Posts