Prodi Sastra Bali UNUD Datangkan Dosen Tamu dari Paris Sciences Et Lettres University
LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Program Studi Sastra Bali FIB Unud menyelenggarakan kuliah tamu dengan topik “Shaiva Tantra dan perkembangan agama Hindu di Bali”. Kuliah tamu diadakan secara hybrid yang disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Mahasabha Udayana: https://youtu.be/cWGBlJ_zc4o dan diselenggarakan secara tatap muka di ruang Dr. Ir. Soekarno, Gedung Poerbatjaraka, FIB Unud pada Rabu, 22 Juni 2022.
Hadir dalam acara ini, yaitu Wakil Dekan I dan III FIB Unud, Koordinator Program Studi di lingkungan FIB Unud, pembicara, beserta tamu undangan lainnya. Acara diawali dengan pembacaan sloka oleh mahasiswa Program Studi Sastra Bali.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Koordinator Program Studi Sastra Bali FIB Unud, Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M.Hum. Dalam sambutannya, disampaikan bahwa penyelenggaraan kuliah tamu ini merupakan momentum penting bagi mahasiswa prodi Sastra Bali untuk mendapatkan pengetahuan tentang Shaiva Tantra. “Kuliah tamu ini merupakan momentum terbaik bagi mahasiswa untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tentang Shaiva Tantra serta studi teks lainnya”, ujarnya.
Acara dibuka oleh Wakil Dekan III FIB Unud, Dr. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum. Dalam sambutannya, diharapkan bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat teoretis terhadap studi teks serta perkembangan Shaiva Tantra di Bali. “Saya harapkan para mahasiswa di Program Studi Sastra Bali dapat memanfaatkan kuliah tamu ini untuk kepentingan studi lanjutan terkait dengan studi teks filologi”, pungkasnya.
Hadir sebagai pembicara, yaitu Dr. Andrea Acri dari Paris Sciences Et Lettres University dan diskusi dipandu langsung oleh Drs. I Dewa Gede Windhu Sancaya, M.Hum., dosen Program Studi Sastra Bali FIB Unud.
Dr. Andrea Acri membawakan materi tentang konsep Shaiva Tantra serta kaitannya terhadap perkembangan agama Hindu di Bali. Dr. Andrea Acri mengawali pemaparannya dengan pandangan dan istilah-istilah emik tentang Sivasasana dan Saivamarga. Dr. Andrea Acri berpendapat bahwa Saiva, Vaisnawa, Sakta, Brahmana, dan sebagainya bukan “sekte” Hindu melainkan agama tertentu dengan tekstual tersendiri.
Berkaitan dengan fenomena tantrisme (tantra), Saivisme telah memberikan pengaruh yang bertahan lama pada banyak peradaban kuno di luar Asia Selatan, terutama di daratan utama dan kepulauan Asia Tenggara. Sivaisme diayomi oleh elite politik di Jawa (sejak abad ke-8 hingga akhir abad ke-15 M) dan Bali (sampai awal abad ke-20 M), serta dipeluk oleh masyarakat umum.
Diskusi berlangsung hangat dengan adanya berbagai pertanyaan dari para peserta. Para peserta lebih banyak meminta pandangan dari Dr. Andrea Acri terkait perkembangan agama Hindu di Bali. Diskusi yang berlangsung kurang lebih selama dua jam ini ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada pembicara dan dilanjutkan dengan foto bersama. (igp/r)
Sumber: http://www.unud.ac.id