October 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Puspa Negara: Bali sebagai The Lost Paradise atau The Last Paradise?

LITERASIPOST.COM – LEGIAN | Terkait bule yang banyak berulah di Bali belakangan ini, jelas menunjukkan ada yang eror dalam tata kelola pariwisata Bali, terutama menyangkut behavior wisatawan mancanegara (Wisman) secara umum. Dalam hal pariwisata berkualitas dan berkelanjutan serta standar penyelenggaraan kepariwisataan budaya Bali ada fenomena nyeleneh atas maraknya perilaku bule yang semakin menjadi jadi, liar dan chauvinis. Ada apa sesungguhnya?

Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB), I Wayan Puspa Negara menyampaikan jika kita memotret perkembangan pariwisata saat ini, maka selain kita patut bersyukur dengan pertumbuhannya yang menjadi generator pertumbuhan ekonomi, di sisi lain kita lupa akan dampaknya yang begitu dahsyat menyentak dan memalukan.

BACA JUGA :  Meriah, Puncak HUT ke-5 HBI dan ke-9 ABA di Solia Legian Bali Hotel

“Setidaknya ada lima persoalan mendasar yang saya jumpai sebagai pelaku pariwisata yang mereduksi tatanan destinasi kita, yakni (1) Lingkungan mengalami tekanan yang luar biasa hingga tata ruang menjadi kacau balau, sampah bertebaran, hingga terkikisnya secara masif   pesona bentang alam, (2) Infrastrukur yang belum mengarah world class infrastructure seperti trotoar tidak layak, canstein suram, jalan-jalan sempit, hingga macet parah di kawasan yang bertumbuh, over head capital semrawut, tiang beranak, kabel-kabel bercucu bak jaring laba-laba raksasa,” ujar Puspa Negara.

“(3) Keamanan kita tampak tak settle, tiap hari ada copet, jambret, penipuan money changer, hingga kriminalitas macam rupa dilakukan oleh pelaku kejahatan dan juga oleh bule, kita rindu hadirnya Tourism Police, (4) Behavior atau perilaku masyarakat dan juga perilaku Wisman tampaknya setali tiga uang, banyak bule yang juga meniru perilaku warga, hingga berperilaku beringas, kasar, mengamuk, berkelahi dan terakhir membawa truk ugal-ugalan hingga masuk ke kawasan bandara, tentu bandara sebagai objek vital ternyata sangat mudah ditembus oleh pelaku kejahatan, bayangkan jika truk itu isinya bahan peledak, betapa lemah sistem keamanan dan cegah dini keamanan di objek vital bandara. (5) Good Will pemerintah terhadap pariwisata belum terlihat signifikan kecuali pemerintah sangat agresif  menarik PHR dan Tourism Levy yang arah penggunaannya belum terasa menjadi equalizing power dalam memajukan dan menjadikan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” bebernya.

BACA JUGA :  Ikatan Alumni ITB Bangkitkan Bali Melalui Turnamen Golf

Dari potret tersebut, Puspa Negara melihat betapa semrawutnya pengelolaan kepariwisataan Bali, hingga memunculkan perilaku bule yang justru mereduksi kualitas destinasi. Oleh karena itu dia berpandangan bahwa bule yang berkelakuan buruk ini sebaiknya ditahan dan dideportasi dengan cepat. Selanjutnya memperkuat announcement tentang Do and Don’t bagi Wisman melalui front liner seperti para guide, front desk accomodation, driver, hingga pengelola objek dan destinasi. Jadi perlu ada program penguatan behavior masyarakat penyangga destinasi untuk bisa berpartisipasi aktif dalam turut mengawasi perilaku wisatawan. Selanjutnya Tourism Police segera ditugaskan di titik-titik destinasi  untuk memantau Wisman dan situasi keamanan destinasi berkolaborasi dengan Bankamda, Linmas dan Pam Swakarsa lainnya.

“Jadi, terkait perilaku nyeleneh bule ini, langkah mendesak adalah penjarakan mereka lalu segera deportasi!,” tegas Puspa Negara.

Related Posts