November 21, 2025
EKONOMI & PERBANKAN

Rangkaian Upacara Keagamaan Perkuat Optimisme Konsumen Bali

LITERASIPOST.COM – Denpasar | Optimisme konsumen di Bali pada Oktober 2025 berlanjut menguat dibandingkan bulan sebelumnya, seiring berlanjutnya rangkaian upacara adat/keagamaan di Bali yang mendorong konsumsi masyarakat. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali periode Oktober 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 139,9 (naik 6,5%; mtm) dan berada pada level optimis (indeks >100).

Optimisme IKK berdasarkan kelompok usia mayoritas didorong oleh usia 20-30 tahun (153,1), usia 41-50 tahun (143,6), serta usia 31-40 tahun (135,7). Optimisme IKK turut tercermin dari responden pekerja di sektor formal (145,2) dan informal (135,0).

BACA JUGA :  Wakil Rektor UNUD: Jika Mengalami Perundungan Seksual, Lapor ke Satgas P3KS

Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Peningkatan komponen IKK terjadi pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dari sebelumnya 124,0 menjadi 131,5 (naik 6,0%; mtm) serta Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari 138,8 menjadi 148,3 (naik 6,8%; mtm). Peningkatan konsumsi masyarakat utamanya didorong oleh berlanjutnya penyelenggaraan acara pernikahan (Manusa Yadnya) pada bulan Oktober. Lebih lanjut, terdapat upacara Purnama Kapat di beberapa wilayah sehingga momen Piodalan lebih banyak terjadi di bulan Oktober 2025.

Faktor pendorong laju pertumbuhan IKK berasal dari indeks prakiraan kegiatan usaha 6 bulan mendatang dibandingkan saat ini sebesar 10,8% (mtm) atau sebesar 158,5; indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan ke depan sebesar 8,1% (mtm) atau sebesar 146,5; indeks konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu sebesar 6,3% (mtm) atau sebesar 118,5; dan indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu sebesar 5,3% (mtm) atau sebesar 138,0.

BACA JUGA :  Bank Indonesia Dorong Akselerasi Penggunaan QRIS Melalui Strategi KIS

Sementara faktor penahan laju pertumbuhan IKK berasal dari indeks kegiatan usaha saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu yang masih stagnan seperti bulan sebelumnya sebesar 100,0. Hasil tersebut menunjukkan IKE dan IEK berada pada level optimis (>100,0) yang mencerminkan optimisme konsumen terhadap prospek ekonomi terus bertumbuh.

Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bali terus menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Menjelang Hari Raya Galungan, TPID secara konsisten memastikan ketersediaan pasokan pangan melalui pelaksanaan operasi pasar murah, pengawasan harga pada komoditas pangan utama, serta koordinasi rutin untuk memastikan jalur distribusi pangan tetap terjaga. Dengan terjaganya tingkat inflasi, diharapkan dapat mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, menarik minat investor, serta memperkuat aktivitas perekonomian daerah.

Lebih lanjut, dengan mengusung semangat mendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nilai tukar Rupiah, Bank Indonesia pada 21-22 Oktober 2025 mempertahankan BI-Rate sebesar menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50%. Selain itu, Bank Indonesia turut berperan aktif dalam mendukung promosi investasi dan perdagangan di sektor-sektor prioritas melalui kolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait.

BACA JUGA :  Terkait Nyepi, Ketahui Operasional Bank dan ATM

Pemerintah juga menerapkan perluasan insentif pajak berupa skema penghasilan kena pajak (PPh 21) yang ditanggung pemerintah (DTP) untuk pekerja di sektor pariwisata, hotel, restoran dan kafe. Dengan demikian, sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi faktor penentu dalam menjaga stabilitas (pro stability) harga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi (pro growth). (L’Post/r)

Related Posts