November 8, 2025
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Rayakan Idul Adha 1446 H, LDII Bali “Ngejot” Daging Kurban

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bali melaksanakan penyembelihan dan pembagian daging kurban untuk masyarakat serangkaian Hari Raya Idul Adha 1446 H pada Jumat (6/6). Menariknya, pembagian daging kurban dilakukan dengan tradisi “ngejot” (berbagi dengan mendatangi) yang sudah menjadi bagian kearifan lokal di Bali.

Ketua DPW LDII Bali, Olih Solihat Karso menyampaikan jumlah hewan kurban pada tahun ini sebanyak 145 ekor sapi dan 275 ekor kambing. Seluruh hewan kurban tersebut telah diterima dan segera didistribusikan di seluruh Bali tanpa memandang suku, agama dan lainnya. 

Simbolis penyerahan hewan kurban oleh Ketua FKUB Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet kepada Ketua DPW LDII Bali, Olih Solihat Karso. (Foto: Literasipost)

“Kami telah menerima permintaan daging kurban dari masyarakat sebanyak lebih dari 10 ribu paket, dan setiap kegiatan warga LDII menerapkan tradisi ngejot, karena tradisi ini sudah umum dilakukan di Bali, sehingga kami Muslim pun memakai, agar terjadi silahturahmi di antara kita. Pada pelaksanaan ini kami dibantu pihak Desa Adat Padangsambian, Pecalang, TNI-Polri dan tokoh masyarakat”, ungkapnya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menyampaikan ucapan selamat merayakan Hari Idul Adha kepada seluruh umat Islam.

“Semoga semua umat berbahagia, kalimat ini sering saya tekankan. Seperti halnya saat Idul Adha, bukan hanya umat Islam yang berbahaya, tapi juga umat Hindu, Kristen, Katolik, Budha, Konghucu. Akhirnya nanti setiap hari keagamaan, kita akan saling membantu, saling menolong”, ujarnya.

BACA JUGA :  "Celebration By The Sea" di Pantai Kuta, Sambut Tahun Baru dengan Hiburan Musik dan Kembang Api

Pihaknya pula memberikan apresiasi kepada warga LDII atau umat Islam yang turut melestarikan tradisi ngejot yang sudah ada di Bali sejak dahulu kala. “Kurban dibagi-bagikan tanpa memandang suku dan agama, ini adalah modal kekuatan kerukunan, semangat ini harus dijaga, kalau di Bali dikenal dengan istilah ‘menyama braya’ (bersaudara)”, sebutnya.

Tampak tradisi ngejot dilakukan dengan membagikan paket daging kurban ke rumah-rumah warga sekitar. Suasana toleransi antar agama sangat terasa. Sementara masyarakat lainnya mendapatkan pembagian daging kurban dengan sistem antrean. (L’Post)

Related Posts