November 7, 2025
EKONOMI & PERBANKAN

Songsong Indonesia Emas 2045, BPR Kanti Adakan Seminar “Memuliakan Wanita”

LITERASIPOST.COM – BADUNG | BPR Kanti berkolaborasi dengan TP PKK Provinsi Bali menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Memuliakan Wanita: Membentuk Generasi Cerdas, Mulia, dan Bermartabat Menuju Indonesia Emas 2045” di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Jumat (31/1) sore. Kegiatan yang diikuti oleh 1.500 kaum perempuan dari berbagai organisasi ini, menghadirkan pembicara di antaranya Okky Asokawati (Master of Psychology, Aktris, Model, anggota DPR RI 2009-2018), A. A. Istri Atu Dewi (MDA Provinsi Bali), dan Bunda Arsaningsih (Pemberdayaan Wanita melalui Spiritual).

Peran wanita, khususnya ibu, menjadi sorotan dalam upaya membentuk karakter dan moral generasi penerus bangsa. Selain berkontribusi dalam keluarga, wanita juga memainkan peran penting dalam berbagai bidang, termasuk pelestarian budaya, organisasi, dan pemerintahan.

Suasana Seminar Nasional “Memuliakan Wanita” yang diikuti sekitar 1.500 peserta. (Foto: Literasipost)

Direktur Utama Bank BPR Kanti, Made Arya Amitaba, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan bentuk edukasi dan literasi yang menyasar kaum perempuan. “BPR Kanti berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan agar bermanfaat bagi masyarakat khususnya di Bali. Kami memiliki komitmen untuk berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat,” tuturnya.

Dengan berbagai inisiatif yang dilakukan, diharapkan perempuan Bali dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi perempuan Indonesia dalam mewujudkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045.

Amitaba yang juga sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Bali Bidang Keuangan Perbankan, mencontohkan konsep kesuksesan yang diterapkan oleh Muhammad Yunus, Presiden Direktur Grameen Bank Bangladesh, yang dinobatkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Setelah memberikan pinjaman sebesar sekitar $6 miliar dalam bentuk pinjaman perumahan, pendidikan, dan usaha mikro, ia berhasil mengangkat banyak perempuan di Bangladesh.

BACA JUGA :  TPID Bali Perkuat Sinergi dan Strategi Atasi Hambatan Distribusi Akibat Jalan Amblas

“Hal itu menjadi motivasi kami di BPR Kanti yang akan menyasar para kaum wanita untuk meningkatkan pasar, dimana sebelumnya masih sebesar 48 persen wanita sebagai nasabah kami di BPR Kanti”, sebutnya.

Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ida Mahendra Jaya, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan seminar ini. “Saya memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas kegiatan kolaboratif antara BPR Kanti dan TP PKK Provinsi Bali ini, dengan membuat seminar. Tema yang diambil sangat tepat dan strategis, karena peran penting wanita, baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja,” ungkapnya.

Menurut Ida, seminar ini sangat penting untuk meningkatkan wawasan kaum perempuan mengenai ilmu pengetahuan dan keterampilan. “Selain itu, melalui kegiatan seminar dapat tumbuh interaksi, komunikasi dan sosialisasi, membangun jejaring sosial serta sama antar pemerintah, swasta, dan antar sesama organisasi wanita yang ada di seluruh Bali,” jelasnya.

Ia juga mengajak kaum perempuan untuk terus meningkatkan kualitas diri. “Semoga kegiatan kolaboratif semacam ini bisa terus dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang. Mari kita bangkitkan semangat untuk terus meningkatkan kualitas dan kapasitas diri kita. Patut disadari, kaum perempuan saat ini bukan sekadar mengurus rumah tangga dan urusan domestik semata,” tambahnya.

BACA JUGA :  Andal dan Lebih Murah, Konser Musik Tutup Tahun di Bali Pakai Listrik PLN

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Provinsi Bali, Dr. drh. Luh Ayu Aryani, yang hadir mewakili Pj Gubernur Bali, sekaligus membuka seminar, menyampaikan bahwa perempuan adalah pilar penting dalam keberlangsungan adat, budaya, dan ekonomi di Bali.

“Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk perempuan di Bali mencapai 1.403.460 jiwa. Mereka tersebar di berbagai sektor, mulai dari pertanian, usaha mikro kecil menengah (UMKM), hingga pemerintahan dan legislatif,” ujarnya.

Ayu Aryani menambahkan bahwa kualitas peran perempuan di Bali terus meningkat. “Misalnya, keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif di Provinsi Bali mengalami kenaikan beberapa tahun terakhir. Ini menjadi bukti bahwa kesetaraan gender bukan lagi sekadar wacana, tetapi menjadi bagian dari realitas yang terus kita perjuangkan bersama,” jelasnya.

Namun demikian, Ayu Aryani menyoroti tantangan yang masih dihadapi perempuan di Bali, seperti masalah kesehatan, kekerasan berbasis gender, serta keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. “Berdasarkan data dari Simfoni PPA, pada tahun 2024 tercatat sekitar 383 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang mencakup kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual,” ungkapnya.

BACA JUGA :  BNNP Bali Ungkap Enam Kasus Narkotika, Diantaranya Kokain dari Inggris Senilai Rp1 Miliar

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemprov Bali telah melakukan berbagai upaya. “Kami melakukan pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan, terutama mereka yang berada di desa dan wilayah terpencil, mengawasi pelaksanaan program pemenuhan hak anak, termasuk pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi tentang hak-hak perempuan dan upaya mencegah kekerasan dalam rumah tangga,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa memuliakan perempuan adalah tanggung jawab bersama. “Semakin kuat perempuan, semakin kuat pula keluarga, masyarakat, dan bangsa kita,” imbuhnya. (LP)

Related Posts