November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Tampilkan Karya Dosen, Prodi Seni Murni ISI Denpasar Gelar Pameran Internasional “Surya Segara Rupa”

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Program Studi Seni Murni Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memprakarsai pagelaran pameran bertajuk “Surya Segara Rupa” di Santrian Gallery, Sanur, Denpasar. Pameran akan dibuka pada 17 November 2023, yang berlangsung hingga 31 Desember 2023.

Pelukis sekaligus Dosen ISI Denpasar, Wayan Karja menjelaskan tema pameran ini berkaitan dengan tema besar yang dirancang Pemerintah Provinsi Bali pada Pesta Kesenian Bali tahun 2023, yakni Segara Kertih. Kata “Surya” berarti matahari, dimana berbagai budaya di dunia menempatkan matahari sebagai simbol kehidupan, kehangatan, dan energi. Kata “Segara” berarti laut atau samudra yang seringkali dikaitkan dengan keberlanjutan, kelimpahan, serta kemisteriusan, dan keindahan alam yang tidak terbatas. Sedangkan kata “Rupa” dapat diterjemahkan sebagai bentuk atau wujud. Dalam konteks pameran Seni Murni ini, rupa bisa merujuk pada tampilan atau ekspresi visual dari suatu objek atau gagasan visual.

Salah satu karya seni yang akan ditampilkan pada pameran “Surya Segara Rupa”. (Foto: Literasipost)

“Jadi, Surya Segara Rupa berfokus pada penggabungan konsep-konsep terkait matahari, laut, dan bentuk visual dalam konteks seni atau ekspresi kreatif dari para perupa ISI Denpasar, beberapa seniman nasional, dan internasional. Pameran ini berupaya untuk menggali makna-makna yang terkait dengan matahari, laut, atau elemen-elemen alam lainnya, serta bagaimana hal-hal tersebut dapat diekspresikan dalam karya seni rupa,” kata Karja saat jumpa pers di Santrian Gallery, Kamis (16/11/2023).

Surya Segara Rupa merupakan penghormatan terhadap alam berdasarkan budaya Bali. Tema ini bisa menggambarkan upaya untuk menghormati dan menggali lebih dalam tentang bagaimana matahari, laut, dan alam secara umum mempengaruhi kehidupan, seni, dan budaya Bali. Eksplorasi kreatif dalam wujud visual dari Prodi Seni Murni ISI Denpasar berupaya mendorong perupa untuk menggali berbagai ide, gagasan, teknik, dan bahan dalam menginterpretasikan matahari, laut, dan bentuk estetis pada karya seni rupa. Pameran ini menyampaikan pesan-pesan penting tentang pelestarian sumber daya alam dan penghormatan kepada matahari dan laut terkait kesadaran ekosistem, kehidupan, ritual, dan spiritualitas.

BACA JUGA :  Musda XIV DPD ASITA 1971 Bali, Putu Winastra Terpilih Jadi Ketua DPD 2020-2024

“Pameran yang kami gagas ini merupakan bagian dari tanggung jawab personal dan kolektif para dosen. Sebagai ‘lab’ seni, kami tak hanya melahirkan para seniman secara akademik tapi juga dituntut untuk hadir di tengah masyarakat guna menunjukkan karya kami. Pameran ini juga menjadi media publikasi bagi Prodi kami bahwa ada Seni Rupa Murni di ISI Denpasar yang ke depan akan bertransformasi menjadi ISI Bali. Lewat tema yang kita usung, mengingatkan bahwa kita sangat lekat dengan budaya maritim,” jelas I Wayan Setem selaku Kaprodi Seni Murni ISI Denpasar

Dosen I Made Ruta berpendapat bahwa pagelaran pameran ini merupakan agenda rutin Prodi setiap tahun. Hal ini juga sekaligus menjadi tantangan untuk menunjukkan karya para dosen kepada masyarakat luas. “Kadang ada mahasiswa nyeletuk, mana karya-karya dosen? Melalui ajang ini kami ingin memperlihatkan kemampuan olah seni kami sebagai dosen, agar kami tidak dicap hanya bisa memberi teori saja,” ucapnya.

BACA JUGA :  Bahas Standar Pendidikan, Prodi Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD Gelar Lokakarya

Pameran “Surya Segara Rupa” ini tergolong berskala nasional dan internasional. Rangkaian pameran akan diawali dengan melukis bersama di pantai oleh para dosen, ada pula seminar, workshop/demonstrasi melukis di Pantai Sanur, seni rupa pertunjukan dan musik. Pameran diikuti oleh 34 peserta dengan masing-masing menampilkan satu karya seni rupa, di antaranya 23 orang dari Seni Murni ISI Denpasar, 5 seniman nasional dari ISI Jogjakarta, IKJ dan ITB, serta 6 seniman internasional seperti dari Jerman, Hongaria, Jepang dan Brazil.

“Sebagai seorang dosen sekaligus seniman, terlebih juga menjadi tokoh masyarakat, tentu waktu kami menjadi sangat padat. Secara personal, riset dan penciptaan tetap kami lakukan disamping pengabdian. Maka, pelaksanaan pameran ini menjadi hal yang sangat penting bagi kami khususnya,” ucap I Wayan Sujana ‘Suklu’. (igp)

Related Posts