November 8, 2025
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Tangani Sampah Kiriman di Pantai Samigita Butuhkan Langkah “Extraordinary” Pemerintah dan Stakeholders

◾️WPN dan BumiKita Tak Pernah Menyerah

LITERASIPOST.COM – LEGIAN | Kegiatan Beach Clean Up (bersih-bersih pantai) di Pantai Legian, Kabupaten Badung, secara rutin dilaksanakan setiap hari Jumat pagi oleh tim WPN (Wayan Puspa Negara) bersama komunitas BumiKita serta didukung oleh para pelaku usaha dan stakeholders pariwisata. 

“Kita tidak boleh menyerah, apalagi saat ini terjadi badai sampah yang selalu datang setiap musim angin barat. Hal ini membutuhkan kepedulian semua pihak karena Pantai Seminyak, Legian dan Kuta (Samigita) adalah destinasi internasional sehingga harus dijaga kebersihannya,” kata Puspa Negara, inisiator kegiatan Beach Clean Up sekaligus Ketua Fraksi Gerindra DPRD Badung pada Jumat (20/12/2024).

BACA JUGA :  Bandara Ngurah Rai Layani Penumpang Terbanyak Pada Juni 2021

Dikatakan, dalam kondisi seperti ini siapapun yang datang ke pantai Samigita pasti akan kecewa dan menyatakan “kok, pantainya kotor dan tidak sesuai kondisi di gambar/foto dengan realita?”. Memang fenomena nyata yang terjadi saat ini. Kalau zaman dahulu, fenomena seperti ini adalah hal biasa. Tetapi sekarang, karena sampah ini bercampur dengan berbagai jenis elemen seperti kayu dan plastik, hal ini menjadi persoalan sehingga pantai menjadi kotor dan terkesan tidak terurus. Padahal, semua pihak baik itu pengurus pantai, pedagang pantai maupun stakeholders pariwisata, bahu-membahu setiap hari Jumat untuk membersihkan pantai, serta DLHK Kabupaten Badung dengan peralatannya selalu siaga di pantai setiap pagi, siang, sore dan malam.

“Tapi, volume sampah kiriman ini terlalu banyak dan sulit dikendalikan, oleh karena itu kita membutuhkan campur tangan teknologi yang lebih extraordinary (luar biasa) untuk menangani sampah di pantai Samigita,” jelasnya.

BACA JUGA :  Mulai Hari Ini, Bandara Ngurah Rai Lakukan Uji Coba Rekayasa Lalu Lintas

Pihaknya berharap kepada Pemkab Badung untuk menyiapkan alat yang lebih luar biasa baik itu teknologinya maupun human resources atau sumber daya manusia yang bisa menjangkau semua bagian dari kondisi pantai. Tiga pantai ini harus dirawat dan dijaga kebersihannya karena menjadi “air susunya” Kabupaten Badung.

“Bagi wisatawan yang baru pertama kali datang ke sini pasti akan sangat kecewa, tapi bagi wisatawan Australia yang sudah biasa datang ke sini pasti lebih paham dan maklum dengan kondisi musiman ini. Intinya kita jangan menyerah dan mendorong pemerintah untuk menciptakan tata cara penanganan sampah yang lebih luar biasa,” pungkas Puspa Negara. (IGP)

Related Posts