Terapkan Teknologi Terkini, RSUP Prof Ngoerah Lakukan Operasi Coiling pada Pasien Stroke
LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr. IGNG Ngoerah, Denpasar, Bali, menerapkan teknologi terkini dalam penanganan stroke. Keberhasilan tersebut dicapai atas pengampuan dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON). Program pengampuan ini diharapkan bisa dilakukan oleh RSUP Prof Ngoerah terhadap sejumlah RS di kabupaten/kota di Bali serta sebagian rumah sakit di NTB dan NTT.
“Selamat atas terselenggaranya tindakan coiling oleh RSUP Prof Ngoerah di Bali. Di sisa waktu saya sebagai Menkes ingin sekali menyelesaikan transformasi pilar kedua yaitu transformasi sistem layanan rujukan dengan memastikan bahwa seluruh rumah sakit di kabupaten/kota dan provinsi bisa melayani standar layanan kesehatan tertentu,” ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang memantau proses operasi Coiling ini secara daring dari Jakarta, Senin (26/12/2022).
Dikatakannya, stroke merupakan penyakit yang mengakibatkan kualitas hidup seseorang menjadi buruk. Jumlah kasus meninggal bisa mencapai ribuan setiap tahun. Bahkan, kasus kecacatan bisa lebih tinggi 2 kali lipat dari kasus kematian.
“Oleh karena itu saya benar-benar minta RS PON untuk mengaktifkan fungsi pengampuannya dan mesti diingat-ingat targetnya adalah 34 provinsi harus bisa bedah otak terbuka, dan RS PON juga harus memastikan 514 kabupaten/kota bisa melakukan intervensi nonbedah seperti Coiling,” ungkapnya.
Direktur Utama RS PON, dr. Mursyid Bustami mengatakan pada Senin (26/12/2022) tim sedang melakukan tindakan Coiling. “Ini merupakan suatu program pengampuan yang kami lakukan di berbagai rumah sakit di daerah seluruh Indonesia,” ucapnya.
Dijelaskan nya, secara garis besar ada dua penyebab stroke yakni penyumbatan pembuluh darah dan pecahnya pembuluh darah. Sebagian pecah pembuluh darah itu disebabkan oleh pecahnya aneurisma. Aneurisma adalah satu titik lemah yang membentuk kantong di pembuluh darah di otak yang memang sudah ada dan suatu saat bakal pecah. Penyebab pecah terbanyak adalah karena tekanan darah tinggi.
“Jadi pada pasien ini tentunya untuk menghindari risiko terjadinya pecah pembuluh darah maka harus dilakukan suatu tindakan,” kata dr. Mursyid.
Ada dua tindakan yang bisa dilakukan. Pertama adalah Coiling, dengan memasukkan koil seperti kawat atau benang ke dalam kantong yang bakal pecah. Yang kedua adalah tindakan Clipping atau melakukan klip (penjepitan). Yang dilakukan hari ini adalah tindakan untuk menyumbat pembuluh darah yang berpotensi pecah pada suatu waktu tertentu.
“Yang hari ini dilakukan adalah Coiling. Untuk melakukan ini diperlukan SDM dan sarana prasarana yang memadai. Di RSUP Prof Ngoerah ini alatnya semuanya sudah ada, kamar cath lab nya sudah memenuhi syarat, dan SDM-nya pun sudah ada,” tutur dr. Mursyid.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. I Nyoman Gede Anom mengatakan stroke ini adalah satu dari 4 penyebab kematian terbanyak. Ke depan RSUP Prof Ngoerah harus mampu melakukan pengampuan terhadap rumah sakit lainnya di kabupaten/kota di Bali.
“Kami di Bali ada 9 kabupaten/kota yang memiliki Rumah Sakit Madya dan satu Rumah Sakit Provinsi. Ke depan akan diadakan juga kegiatan Rumah Sakit Pengampuan yang mungkin diampu oleh RSUP Prof Ngoerah,” ucap dr. I Nyoman.
Sementara itu pasien yang mendapatkan tindakan operasi Coiling adalah RRK (perempuan, 32) yang merupakan rujukan dari RSUD Lembata, NTT. Pasien dikatakan koma sejak 6 bulan lalu akibat stroke. Akibat fasilitas yang terbatas di NTT, pasien dirujuk ke Bali untuk dilakukan tindakan lanjutan.
Dari hasil pemeriksaan anamnesis, fisik dan CT Scan kepala di NTT disimpulkan pasien dicurigai mengalami perdarahan subaraknoid akibat ruptur aneurisma. Pasien kemudian dijadwalkan untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan, yakni Digital Substraction Angiography (DSA).
Pasien dilakukan DSA di RSUP Prof Ngoerah pada 9 Desember 2022. Dari hasil DSA ditemukan gambaran aneurisma yang sulit dan kompleks, yakni wide neck aneurisma dengan ukuran leher 2,8 mm dengan diameter 3×3,2 mm dengan daughter sac yang berukuran cukup besar yakni 7,9×5,8 mm. Mengingat aneurisma yang dimiliki pasien berukuran cukup besar dan sudah pernah pecah, maka pilihan terbaik adalah aneurisma tersebut harus ditutup dengan segera.
Pasien kemudian dijadwalkan untuk dilakukan Coiling pada Senin (26/12/2022) di RSUP Prof Ngoerah dengan bantuan proctoring dari RS PON. Pasien dirawat di ruangan Stroke Unit sebelum dan setelah tindakan. Jika ada komplikasi, baik berupa stroke penyumbatan ataupun stroke perdarahan maka pasien akan dilakukan monitoring di ruang ICU. (igp/r)