Bersihkan Sampah di Laut Bali, The SeaCleaners Siap Operasikan Kapal Mobula 8
LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Pencemaran sampah plastik di laut saat ini sangat merugikan lingkungan maritim. Ada jutaan ton sampah plastik yang mengendap di lautan dan membahayakan biota laut, termasuk ikan dan makhluk lainnya. Plastik yang berakhir di lautan tidak akan terurai dan sering diambil dan dimakan oleh spesies laut. Ini merusak ekosistem laut dan mempengaruhi keseimbangan alam. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah pencemaran sampah plastik di laut.
The SeaCleaners dibuat pada tahun 2016 oleh navigator dan penjelajah Prancis-Swiss, Yvan Bourgnon, sebuah LSM yang bertindak melawan polusi plastik, baik di laut maupun di darat, melalui misi korektif dan preventif. Anggota Pengamat Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan didukung oleh Albert II Foundation of Monaco dan CCI France International, The SeaCleaners telah menetapkan sendiri empat tujuan utama, yaitu :
1. Tindakan Lapangan
Para SeaCleaner beraksi di lapangan, mengorganisir kampanye pemetikan sampah dan memotivasi penduduk setempat untuk terlibat.
2. Ilmu dan Pengetahuan
SeaCleaners berkontribusi pada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang sumber dan dampak polusi plastik dan membuat data ini dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang.
3. Pendidikan dan Kesadaran
Para SeaCleaner berjuang melawan polusi plastik di sumbernya, menyadarkan generasi sekarang dan mendatang bahwa itu adalah tanggung jawab mereka, dengan melanjutkan sikap ramah lingkungan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan dengan membuat sistem ekosistem laut lebih dipahami.
4. Manta dan Inovasi
The SeaCleaners mengumpulkan sampah plastik terapung di area dengan konsentrasi tinggi sebelum tenggelam atau terurai menjadi mikroplastik, dan The SeaCleaners mengembangkan inovasi pengumpulan sampah plastik dan solusi penggunaan kembali sampah plastik di lautan, dengan dampak lingkungan sekecil mungkin.
Saat ini The SeaCleaners sedang melakukan pendekatan dengan masyarakat lokal di Bali dan belajar dari mereka untuk mengoptimalkan peran Mobula di Bali. The SeaCleaners juga telah menjalin kemitraan dengan berbagai aktor, di antaranya MoU dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) mewakili pemerintah; Rotary District 3420 sebagai mitra untuk pendidikan, peningkatan kesadaran dan pembentukan hubungan dengan masyarakat; Bali Marine Service untuk operasional Mobula 8; berdiskusi dengan Universitas Udayana sebagai mitra penelitian ilmiah; serta APSI untuk pengelolaan sampah namun masih mencari alternatif lain.
Mobula 8 akan beroperasi di area Perairan Benoa minimal selama 6 bulan. Untuk itu The SeaCleaners telah berkoordinasi dengan Kemenkomarves, Pelindo, KSOP, Tahura Ngurah Rai, DLHK provinsi Bali dan seluruh mitra untuk bersama-sama memerangi pencemaran limbah di laut.
“Kami masih terbuka untuk kerja sama dengan masyarakat lokal dan mitra operasi potensial di masa depan untuk bersama-sama memerangi pencemaran limbah di laut khususnya di Bali dan Indonesia pada umumnya,” ungkap I Ketut Sudarwata selaku Field Officer The SeaCleaners Indonesia saat ditemui di tempat perakitan Mobula 8, daerah Suwung Denpasar, Kamis (9/2/2023).
“Yang terpenting adalah sampah yang kami ambil di laut, tidak kami buang ke TPA yang akhirnya bisa menumpuk, ini bukan solusi. Tapi kami olah agar bernilai ekonomi, yakni menjadi batako, dan kami kerja sama dengan komunitas di Bali,” sambungnya.
Sudarwata menambahkan sebelum dioperasikan, pihak The SeaCleaners di Bali tak lupa menempuh langkah rohani, yaitu melaksanakan prosesi Melaspas pada Rabu (8/2/2022). Kegiatan tersebut bertujuan untuk memohon restu Tuhan Yang Maha Esa (dalam hal ini Dewa Baruna sebagai penguasa laut – dalam kepercayaan Hindu) dengan tradisi Bali dan memercikkan Tirta (air suci) dari berbagai Pura besar di Bali. “Harapannya, secara Niskala (Roh) diberikan jalan terbaik agar Mobula 8 bisa beroperasi di Bali, serta dapat berkontribusi dalam membersihkan sampah plastik khususnya yang ada di laut Bali,” ungkapnya. (igp)