Kurangi Diskriminasi pada Populasi Kunci, Pemberitaan soal HIV-AIDS Diharapkan Lebih Ramah
LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Indonesia AIDS Coalition (IAC) menyelenggarakan Temu Media dalam rangka “Sentisisasi HIV-AIDS bagi Pegiat Media Jurnalistik Terhadap Populasi Kunci” bertempat di ARTOTEL Sanur, Bali, Jumat (23/6/2023). Kegiatan yang dikemas dalam Focus Group Discussion (FGD) ini dihadiri sekitar 20 peserta yang berasal dari KPA Kota Denpasar, LBH Bali, PKBI Bali, Forum Peduli AIDS Bali, perwakilan komunitas, jurnalis komunitas dan wartawan.
Technical Officer IAC Denpasar, I Made Suprapta menjelaskan bahwa sebelumnya telah dilakukan kunjungan oleh komunitas ke beberapa media. Karena, pemberitaan oleh jurnalis selama ini dinilai kurang “ramah” terhadap keberadaan komunitas sehingga menimbulkan stigma dan diskriminasi. Pada akhirnya komunitas ini merasa enggan untuk mengakses layanan kesehatan.
“Akibat pemberitaan yang cenderung sensasional itu, mereka (komunitas HIV-AIDS) ini merasa enggan datang ke layanan kesehatan yang akhirnya berdampak pada lambannya proses penanggulangan HIV-AIDS,” ujar Suprapta.
Untuk itulah, kata Suprapta, diskusi ini bertujuan untuk sentisisasi isu HIV-AIDS bagi pegiat media jurnalistik terhadap populasi kunci dari perspektif Orang Dengan HIV (ODHIV), hukum dan HAM serta gender. Populasi kunci dimaksud adalah ODHIV, Laki Seks dengan Laki (LSL), Pekerja Seks (PS), transgender dan penasun.
“Harapannya terjadi sentisisasi, lalu pemberitaan tentang isu HIV-AIDS bisa lebih ramah dan empati, yang akhirnya akan mengurangi stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap populasi kunci,” sebutnya.
Dalam pemaparannya disebutkan situasi epidemi HIV di Indonesia (termasuk Sumatera Barat) merupakan epidemi terkonsentrasi kecuali Papua dan Papua Barat. Khusus di Kota Denpasar estimasi ODHA pada 2020 berjumlah 11.876 orang. Sedangkan penduduk yang mengetahui dirinya terjangkit HIV hingga Maret 2023 sebanyak 14.947 orang.
“Denpasar ini ibarat gula, banyak orang dari berbagai daerah datang ke sini (Denpasar) untuk berbagai tujuan, termasuk mereka melakukan pemeriksaan HIV-AIDS. Jadi, angka itu tidak lantas menunjukkan jumlah orang terinfeksi di Denpasar, tapi jumlah penerima layanan kesehatan di Denpasar,” ungkap Suprapta.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti mengatakan dari segi umur, orang yang terinfeksi HIV-AIDS didominasi oleh kalangan usia 20-39 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh usia produktif dan tingginya keinginan seks pada usia tersebut.
“Kasus HIV-AIDS ini ibarat gunung es, akibat perilaku seks yang berisiko. Maka kita lakukan berbagai upaya edukasi seperti suluh, lalu skrining, dan lakukan tes sehingga segera terdeteksi dan diobati agar tidak masuk ke fase AIDS,” katanya.
Pada kesempatan ini juga ada pemaparan materi terkait Sexual, Orientation, Gender, Identity, Expression, Sexual Characteristic (SOGIE SC) oleh Afriezhal Hafizt. (igp)