October 25, 2024
EKONOMI & PERBANKAN

Fashion Endek “Lusi Damai”, Usaha dari Keinginan Hati hingga Dibantu KUR BRI

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Tenun endek khas Bali kini telah mendunia. Salah satu desainer ternama dari Paris Christian Dior melihat langsung karya-karya desainer endek asal Bali pada akhir tahun 2022 dalam sebuah fashion show. Komang Lusi Damayanti, salah satunya.

Ditemui pada Jumat (8/9/2023), Komang Lusi menuturkan sangat bangga dapat terlibat dalam fashion show berskala internasional tersebut. Sejak kecil, ia memang lekat dengan dunia garmen, tukang jahit, berbagai jenis kain, mesin jahit, karena orang tuanya memiliki usaha garmen.

BACA JUGA :  Bawa Misi Pemberdayaan Daerah Melalui Ekspor, Panenpa Hadir di Trade Expo Indonesia

Namun tahun 1998, ketika pariwisata booming membuat kuliah jurusan kepariwisataan digemari. Ia pun tak ketinggalan untuk melanjutkan pendidikan ke Mapindo. Setelah tamat, ia bekerja di hotel bintang lima di Bali. Namun, rupanya pekerjaan tersebut tak membuatnya betah dan nyaman.

Ia mulai uring-uringan dan memutuskan berhenti dari pekerjaan tersebut. Komang Lusi diminta meneruskan usaha orang tuanya di bidang garmen. Namun, kain-kain yang ada di gudang serta daya imajinasinya saat itu, memantik kreativitasnya untuk membuat pakaian dari endek.

Pada awalnya, pakaian buatannya hanya dijual ke teman-temannya. Lama kelamaan, ia mulai memiliki jejaring pemasaran hingga brand sendiri, Lusi Damai untuk usaha yang dibangunnya tersebut. Dari temannya, ia mendapat tawaran untuk mengikuti pameran di Pesta Kesenian Bali (PKB).

BACA JUGA :  Penuhi Kebutuhan Hari Raya, BI Bali Siapkan Rp4 Triliun Lebih

Karena memang keinginan hatinya untuk menjalankan usaha garmen, ia pun mencoba mengikuti berbagai pameran. Hingga kini, ia aktif mengikuti berbagai pameran, selain PKB juga pameran Bali Bangkit untuk memperkenalkan karya-karya terbarunya. Bahan baku kain tenun endek yang awalnya diperoleh dari hunting di pasar Klungkung, seiring bertambahnya permintaan, ia pun mulai menelusuri perajin kain tenun endek.

Menurutnya, setiap perajin tenun memiliki ciri khas motif sendiri-sendiri. Hal itulah yang membuat pakaian endeknya juga memiliki ciri khas. “Dalam setiap price tag pakaian kami selalu tulis nama perajinnya. Tujuannya agar penenun lokal juga dapat terangkat,” kata Komang Lusi.

Berbagai model pakaian berbahan endek ia ciptakan mulai dari blazer, dress, kemeja, dan model lainnya. Bahkan, pengalaman yang berharga baginya adalah saat pandemi, Anang dan Ashanty menggunakan wardrobe darinya selama syuting program pencarian bakat, terutama untuk model jaket bomber.

BACA JUGA :  OJK dan Perbarindo Bali Rayakan Hari BPR-BPRS Nasional 2024

Dari wardrobe untuk syuting, selanjutnya jaket bomber dipesan untuk seragam keluarga, sehingga ada total 30 jaket ia buat untuk keluarga Anang dan Ashanty. Membangun jaringan pemasaran, memanfaatkan sosial media, dan memanfaatkan permodalan dari perbankan merupakan hal yang dilakukan untuk mengembangkan usahanya. Dalam sebulan, Komang Lusi mampu membukukan omzet Rp30 juta sampai Rp40 juta.

Komang Lusi juga salah satu penerima KUR BRI. Dengan bunga yang rendah, Komang Lusi meminjam KUR Rp25 juta dengan tenor 2 tahun. Kegigihannya menjalankan usaha, Komang Lusi mampu menyelesaikan kreditnya dari hasil penjualan karyanya. Menurutnya, permodalan menjadi faktor penting dalam perjalanan sebuah usaha. Namun tidak banyak pelaku usaha yang memiliki permodalan sendiri sehingga memerlukan bantuan permodalan dari perbankan. KUR BRI dengan suku bunga rendah sangat membantu Komang Lusi dalam mengembangkan usahanya hingga menjadi seperti saat ini. (igp/r)

Related Posts