Trisno Nugroho: PPKM Ibarat “Jamu Pahit” untuk Rebound Ekonomi Bali
LiterasiPost.com, Denpasar | Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali menggelar webinar SURYA (Survey Bicara) dengan topik “Memperkuat Resiliensi Dunia Usaha di Era PPKM”, Kamis (15/7/2021). Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan seperti perbankan, dunia usaha, instansi pemerintah, mahasiswa, GenBI dan masyarakat umum.
Kepala KPw BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho dalam sambutannya menyampaikan tentang Diseminasi Hasil Survei BI Provinsi Bali. Dikatakan, dalam beberapa minggu terakhir kasus Covid-19 di Indonesia menyentuh angka yang tinggi sehingga mendorong pemerintah menetapkan adanya PPKM Darurat termasuk di Bali. Namun, vaksinasi Covid-19 yang terus digencarkan oleh pemerintah dengan target vaksinasi 1 juta per hari, bahkan Presiden mengarahkan untuk dinaikkan menjadi 2 juta per hari pada Agustus nanti tentunya akan memberikan optimisme terhadap pemulihan kondisi Indonesia ke depan termasuk dalam hal perekonomian.
Selain itu, pemerintah pun mengeluarkan kebijakan PPKM Darurat di wilayah Jawa dan Bali selama 3-20 Juli 2021 guna menekan kasus Covid-19.
“Penerapan PPKM ini dapat dianalogikan sebagai ‘jamu pahit’ yang dalam jangka pendek terlihat kurang bersahabat bagi perkembangan ekonomi. Namun dalam jangka panjang merupakan salah satu obat mujarab bagi rebound (melambungkan) perekonomian Bali,” kata Trisno.
Dikatakan, PPKM Darurat dapat membawa dampak positif apabila efektif mencapai tujuannya, yakni terkendalinya angka Covid-19. Oleh sebab itu, kebijakan ini harus mendapat dukungan semua pihak, agar tujuannya dapat tercapai dan PPKM tidak berkepanjangan.
“Semakin cepat angka Covid terkendali, maka semakin cepat perekonomian kita bangkit,” tegasnya.
Dijelaskannya, survey yang dilakukan Bank Indonesia bertujuan untuk mengetahui secara lebih dini mengenai perkembangan harga dan kondisi perekonomian ke depan. Beberapa survey yang dilakukan adalah Survey Konsumen (SK) untuk mengetahui perkiraan konsumsi Rumah Tangga ke depan, Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) untuk mengetahui indikasi perkembangan kegiatan ekonomi di sektor riil secara triwulanan, serta, Survey Penjualan Eceran (SPE) untuk melihat pergerakan nilai penjualan di tingkat eceran.
Di samping itu, BI Provinsi Bali juga menyelenggarakan survey insidentil sesuai dengan kondisi dan kebutuhan data terkini.
“Survey-survey yang kami lakukan itu sesuai dengan best practice yang dilakukan oleh bank-bank sentral di beberapa negara maju maupun negara berkembang lainnya. Kinerja ekonomi diharapkan dapat tergambar dari hasil survey serta menjadi salah satu tools yang kuat dalam memberikan gambaran komprehensif tentang perkembangan ekonomi secara regional maupun cakupan nasional,” jelasnya.
Kegiatan SURYA ini menghadirkan pembicara Rizki Ernadi Wimanda (Deputi KPw BI Bali) dengan materi Perkembangan Ekonomi Bali Terkini, Dr. Aviliani, S.E., M.Si (Senior Econom of INDEF) memaparkan Pemulihan Ekonomi Global dan Domestik Dampaknya terhadap Perekonomian Bali, perwakilan Bappeda Bali dengan materi Strategi Pemprov Bali untuk Mempercepat Pemulihan Ekonomi, serta dipandu oleh Ni Putu Sri Harta Mimba, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., CA., CMA (FE UNUD). (igp)