October 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Balinale 2024 Sajikan Bali Film Forum

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Bali International Film Festival (Balinale) ke-17 digelar pada 1-7 Juni 2024. Salah satu rangkaian programnya adalah Bali Film Forum yang berlangsung di InterContinental Bali Sanur Resort, Minggu (2/6/2024).

Bali Film Forum merupakan sebuah program yang dirancang khusus untuk para industri profesional. Bali Film Forum juga menggali beragam potensi industri perfilman, mengkaji dampak ekonominya, tren terkini di industri perfilman Asia, seluk beluk akuisisi dan distribusi konten asli.

BACA JUGA :  Hari Pertama UVJF 2023: Angkat Seni Jazz dalam Simfoni Kreativitas dan Budaya yang Mengagumkan

Dengan menghadirkan para pembicara yang sangat kompeten di industri perfilman, Bali Film Forum dibagi menjadi 3 panel yang dipandu oleh Tantowi Yahya (Artis Indonesia, presenter, dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga). Panel 1 mengangkat topik “Industri Film & Televisi dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Nasional”. Pembicaranya yakni M Amin Abdullah (Direktur Musik, Film dan Animasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI), Agus Maha Usadha (Wakil Presiden Pariwisata dan Investasi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bali), dan Samuel B Hordern (Produser yang terlibat dalam sektor film Australia-Tiongkok, dan dermawan).

“Industri perfilman nasional memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi nasional yakni sekitar 130 triliun, kontribusi terhadap PDB sebesar 81 triliun, dengan serapan tenaga kerja hampir 400 ribu orang. Dengan melihat kondisi saat ini, maka di tahun 2027 bisa kita prediksikan dampak pada ekonomi nasional mencapai 156 triliun, kontribusi pada PDB sebesar 98 triliun dan serapan tenaga kerja sebanyak 600 ribu lebih,” ujar M Amin Abdullah.

BACA JUGA :  Solia Legian Bali Hotel Adakan Workshop Table Manner dan Hotel Tour

“Kita ambil contoh suksesnya film Eat, Pray & Love yang sebagian mengambil syuting di Bali, memberikan dampak ekonomi yang berlangsung cukup lama bagi Bali. Ketimbang kita melakukan marketing, film tersebut justru memberikan dampak hingga 10 tahun, 15 tahun, dan seterusnya ke depan. Dampak peningkatan investasi juga terasa. Tapi tantangannya adalah bagaimana agar film-film internasional lainnya juga mau syuting di Bali, jangan sampai seperti film Paradise justru syuting di Australia,” kata Agus Maha Usadha.

Dilanjutkan panel 2 menampilkan pembicara Stanley Kwan (Sutradara dan Produser/Produser Film Fly Me to The Moon), Sasha Chuk (Sutradara Film/Sutradara Film Fly Me to The Moon), dan Reza Servia (Produser, Starvision Plus). Topik yang dibahas tentang “Sinema Asia Saat Ini”.

BACA JUGA :  Minpro Satwa Liar Rotschildi FKH UNUD Selenggarakan Diklat Rotschildi 2022

Kemudian panel 3 dengan topik “Akuisisi & Distribusi Konten Asli” mengetengahkan para pembicara, yakni Felix Tsang (Manajer Penjualan & Akuisisi di Golden Scene Co Ltd, Direktur di Golden Scene Cinema dan Blacklight Artist Management), Sakti Parantean (Direktur Pelaksana – Fremantle Indonesia), serta Robert Ronny (CEO Gambar Paragon).

Untuk diketahui Balinale selama 17 tahun telah menjadi festival utama film-film Indonesia dan ratusan film-film internasional yang selalu dinanti ribuan penggemar film dengan penuh antusias. Penyelenggaraan tahun ini menjanjikan tradisi kelangsungan pencerahan pikiran dan membuka hati melalui pilihan 60 film beragam genre dari 25 negara. Di antaranya 45 film merupakan berstatus film premiere. (igp)

Related Posts