Luncurkan Program Bali Bangkit, BPR Lestari Sediakan Dana Kredit Rp1,2 Triliun
LiterasiPost.com, Denpasar –
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dalam setahun lebih ini telah mengakibatkan terpuruknya perekonomian. Tak terkecuali Indonesia, dan khususnya lagi Bali. Ekonomi Bali yang 80 persen lebih ditopang dari sektor pariwisata, anjlok. Sudah tentu kondisi ini harus segera direcovery agar Bali kembali bangkit dari keterpurukan.
Recovery memang belum terjadi, namun proses ke arah itu sudah berjalan, di antaranya dengan adanya vaksinasi Covid-19. Di Bali, pengusaha hotel dan akomodasi pariwisata sangat merasakan dampaknya. Bahkan, revenue-nya nyaris tidak ada alias nol.
Untuk itu perbankan, dalam hal ini BPR Lestari tidak tinggal diam. Bank yang berdiri di Bali sejak tahun 1999 dan kini memiliki aset hampir Rp7 Triliun ingin berkontribusi untuk membantu membangkitkan perekonomian Bali dengan menyediakan dana kredit sebesar Rp1,2 Triliun bagi para pengusaha yang dikemas dalam “Program Bali Bangkit”.
“Memang nilainya tidak besar untuk recovery ekonomi Bali yang mungkin membutuhkan dana sekitar Rp20-30 Triliun, tapi setidaknya ini bisa sebagai trigger bagi kebangkitan ekonomi Bali. Pengusaha bisa menata kembali, menghidupkan kembali usahanya,” ujar CEO BPR Lestari Bali, Pribadi Budiono pada acara Peluncuran Program Bali Bangkit BPR Lestari secara virtual melalui Zoom Meeting, Kamis (25/3/2021).
Dijelaskannya, jika usaha kembali bergeliat maka kesejahteraan masyarakat Bali akan terwujud.
“Bali punya Taksu yang membedakan dengan daerah atau negara lain, maka Taksu Bali ini harus dijaga. Pengusaha Bali harus menjaga asetnya, jangan sampai berpindah ke orang luar,” jelasnya.
Acara peluncuran Program Bali Bangkit BPR Lestari ini turut dihadiri oleh Ketua Umum KADIN Bali I Made Ariandi, Ketua Umum BPD HIPMI Bali Pande Agus Permana Widura dan Wakil Sekretaris PHRI Bali Agek Parwati. Ketiganya sangat mengapresiasi program tersebut.
“Dampak pandemi ini tidak hanya dirasakan oleh sektor pariwisata, tapi juga turunannya. Program ini sangat membantu, namun perlu dipikirkan bunganya agar tidak terlalu tinggi,” ungkap Ariandi.
Pande Agus Permana Widura menyampaikan hal yang senada. Menurutnya, sekitar 13 bulan pengusaha dan masyarakat mengalami kondisi sulit. Pengusaha pun melakukan restrukturisasi hingga top up agar bisa bertahan.
“Kami sangat mengapresiasi langkah BPR Lestari, semoga hal ini bisa menjadi penyemangat, karena Bali memang butuh perlakuan khusus. Pengusaha perlu melakukan diversifikasi bisnis, namun tentunya butuh dana tambahan,” ucapnya.
Lalu, Agek Parwati menyampaikan bahwa pengusaha hotel dan restoran di Bali yang ada di bawah naungan PHRI, sampai saat ini sudah cukup bersabar dengan kondisi yang ada. Namun kesabaran itu entah sampai kapan, karena pandemi pun tidak diketahui akan sampai kapan berlangsung. Di tengah keterpurukan ini, para pengusaha sebisa mungkin tidak sampai menjual asetnya.
“Kami sudah ngap-ngapan, Pak. Harapan kami ada bantuan pinjaman lunak, semoga hal ini bisa ditindaklanjuti oleh BPR Lestari. Kami juga sudah sampaikan ke Kemenparekraf agar ada program riil dari pusat untuk Bali bisa bangkit,” sebut Agek, sembari berharap Program Bali Bangkit dari BPR Lestari diikuti oleh bank-bank lain. (igp)