Lamaholot Bali Peduli Adonara
LiterasiPost.com, Denpasar –
Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa desa di Pulau Adonara pada Minggu (4/4/2021) dini hari mengakibatkan korban jiwa dan harta benda. Bencana banjir dan tanah longsor itu menimpa Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang di Kecamatan Adonara Timur, Desa Nele Lamadike di Kecamatan Ile Boleng, Desa Oyang Baran dan Desa Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado, Desa Waiwadan dan Desa Duanur di Adonara Barat dan di Adonara Tengah.
Data sementara tercatat korban meninggal dunia sebanyak 69 orang, yang hilang atau belum ditemukan 27 orang, ratusan rumah rusak berat dan ringan serta ratusan orang mengungsi.
Bencana pertama sepanjang sejarah Pulau Adonara itu membangkitkan semangat solidaritas para perantau Flores Timur di Bali untuk berempati kepada keluarga korban dan para pengungsi. Warga Flores Timur yang tergabung dalam paguyuban Lamaholot Bali ini kemudian membuka Posko Bali Peduli Adonara per Rabu (7/4/2021) bertempat di Jl. Tukad Batanghari XI No. 16 Panjer, Denpasar.
Rahman Sabon Nama sebagai inisiator gerakan sosial ini menjelaskan, kerja kemanusiaan ini tidak hanya melibatkan warga Lamaholot Bali melainkan juga komunitas warga Australia di Bali.
“Posko ini untuk menerima bantuan baik dalam bentuk materi maupun uang dari para donatur atau mereka yang empati dengan nasib para korban dan pengungsi bencana Adonara,” kata Rahman di Denpasar.
Rahman yang juga Humas ITB STIKOM Bali ini menyebut, untuk situasi tanggap darurat ini target kerja tim Posko Bali Peduli Adonara adalah hingga 30 April 2021.
“Untuk tahap awal ini target kami bisa terkumpul uang tunai Rp50 juta dan sejumlah kebutuhan pokok pengungsi. Sehingga awal Mei 2021 sudah didistribusikan ke lokasi bencana,” ucap Petrus Seli Tupen, Koordinator Posko.
Agar bantuan nanti tepat sasaran, Lamaholot Bali akan berkoordinasi dengan Pastor Dekenat Adonara di Waiwerang (Adonara Timur) untuk distribusi bantuan.
“Tapi fokus bantuan kami adalah mengisi kekurangan. Di lokasi pengungsi mana, kekurangannya apa, di situlah kami masuk,” terang Seli Tupen.
Ketua Lamaholot Bali, Yosep Boleng menambahkan Lamaholot Bali juga konsen dengan kelanjutan pendidikan anak-anak, terutama para siswa kelas 12 yang sebentar lagi menamatkan pendidikan dan ingin melanjutkan kuliah.
Karena itu Lamaholot Bali akan mendata jumlah siswa kelas 12 yang terdampak bencana ini dan akan diupayakan agar mereka bisa melanjutkan kuliah di Bali, baik dengan beasiswa dari Pemkab Flores Timur, KIP-Kuliah maupun dengan sistem orangtua asuh dari warga Australia di Bali. (ig/r)