ITO 2022 Angkat “The Mega Shifting of Customer Behavior Post Covid-19”
LITERASIPOST.COM, NUSA DUA | Dampak kepariwisataan di Indonesia akibat pandemi Covid-19 masih terasa meskipun pemerintah sudah mengumumkan level 1 untuk pembatasan kegiatan masyarakat. Demikian juga dengan dibukanya penerbangan internasional ke beberapa International airport termasuk Bali, belum menunjukkan dampak yang signifikan terhadap perkembangan bisnis pariwisata.
Berdasarkan data kemenparekraf.go.id (4/11/2021), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada September 2021 berjumlah 126.513 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar -15,08% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu berjumlah 148.984 kunjungan.
Dengan berjalannya waktu untuk bisa bertahan di tengah badai pandemi ini, masyarakat yang terdampak secara khusus adalah yang bekerja dan terkait dengan bisnis pariwisata mulai bergerak menghidupkan usaha-usaha local seperti kuliner, produk obat-obatan herbal, pertanian, peternakan dan lain sebagainya. Tidak dipungkiri ada banyak usahawan muda yang sebelumnya bekerja di bidang pariwisata berhasil membangun usaha dari pengalaman kerja ataupun karena keadaan bisa bangkit dengan usaha yang dipelajari secara otodidak.
Tata cara berniaga pun mengalami perubahan yang selama hampir setahun sudah terbiasa dengan tatanan baru, seperti belanja dan berjualan lebih banyak dilakukan secara online, sistem pembayaran menggunakan aplikasi serta tata cara untuk mengadakan pertemuan pun dapat diatur secara online.
Estepers merupakan alumni dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bali yang saat ini sudah menjadi Politeknik Pariwisata Bali, mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menyikapi serta menjadi pemerhati usaha kreatif pada masyarakat berkaitan dengan dampak dari pandemi Covid-19.
Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2022 sebagai wadah dari Estepers untuk bersama-sama dengan pegiat, pendukung pariwisata dan ekonomi kreatif akan memberikan pandangan serta kiat-kiat untuk tahun 2022. Event ini diselenggarakan bersamaan dengan Kemenparekraf pada Jumat (26/11/2021) bertempat di Bali Nusa Dua Convention Centre, dengan mengambil tema “The Mega Shifting of Customer Behavior Post Covid-19”
“Delegasi untuk Indonesia Tourism Outlook dengan tantangan serta perubahan yang terjadi di masyarakat tidaklah menyurutkan semangat serta kreativitas untuk melangkah maju dengan inovasi baru menuju Indonesia baru, dan Bali bangkit secara khusus,” kata Project Director ITO 2022, I Gede Nyoman Sapta Adi.
ITO 2022 dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Hadir pula Wakil Gubernur Bali Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si yang memberikan sambutan serta pemaparan tentang kondisi pariwisata di Bali yang terdampak akibat pandemi serta kebiasaan baru yang timbul saat ini.
Pariwisata yang tak boleh terlewatkan adalah pengamatan dari potensial market yang sudah dan mendukung Bali. ITO 2022 turut mengundang Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok yang saat ini diwakili oleh Dino Rachmadiana Kusnadi (Wakil Duta Besar RI untuk Republik Rakyak Tiongkok) dengan pemaparan tentang Mega Shifting market Tiongkok yang pernah menjadi market dengan tingkat kedatangan tertinggi di Bali. Turut mengundang Duta Besar RI untuk Jerman yang akan diwakili Yul Edison (Wakil Duta Besar RI untuk German), Trisno Nugroho selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali sebagai penggerak perekonomian di Bali yang memberikan masukan dengan perubahan prilaku masyarakat melakukan transaksi saat ini dan untuk masa datang.
ITO kali ini juga mengundang Suzy Hutomo (Executive Chairman dari The Body Shop Indonesia) sebuah brand produk perawatan kulit dan wajah, yang memaparkan “The Effect of Sustainability on Customer Behavior Post Covid-19” instead of Philanthropy, beliau juga merupakan seorang specialist untuk sustainability.
Dunia kepariwisataan tentu saja harus melibatkan airlines sebagai sarana yang sangat penting, kali ini mengundang Mr. Philip Goh (Regional Vice President, Asia Pacific International Air Transport Association/IATA), yang memberikan perspektif tentang perubahan pada customer dan antisipasi ke depan terhadap kebiasaan customer tersebut.
Lalu, hadir pula Hermawan Kartajaya (Founder and CEO MarkPlus Inc) untuk menghadapi situasi pasca pandemi Covid-19, secara global semua instansi membutuhkan marketing yang efektif untuk kembali melanjutkan usaha dari segala sektor. (igp/r)