November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Artis Jedar Beri Nama “Mooi” untuk Bayi Hyena di Bali Safari

LiterasiPost.com, Gianyar – Pernah melihat Hyena di Bali? Tak terasa sudah setahun, 4 ekor striped Hyena berada di Bali Safari Park. Keempat Hyena yang terdiri dari 2 ekor betina bernama Manama dan Adiiya serta 2 ekor jantan bernama Hamad dan Riffa ini, menjadi idola baru bagi pengunjung Bali Safari Park.

Bali Safari Park, bagian dari Taman Safari Indonesia Group menjadi lembaga konservasi pertama di Bali yang memiliki satwa unik dari Afrika tersebut. Baru-baru ini, ada kabar gembira datang dari indukan betina Manama. Ia berhasil melahirkan untuk pertama kalinya pada Kamis (8/10) lalu, hasil perkawinan dengan pejantan bernama Rifa. Bayi Hyena ini lahir sehat dengan bobot awal 860 gram.

Bayi Hyena betina tersebut belum memiliki nama, hingga pada Minggu (8/11/2020) lalu Bali Safari kedatangan sosok artis Jessica Iskandar (Jedar) yang kini menetap di Bali. Ibu dari El Barack ini pun lantas memberi nama Mooi kepada bayi Hyena. Dikatakan Jedar, Mooi diambil dari bahasa Belanda, yang artinya adalah cantik.

BACA JUGA :  The Nusa Dua Tingkatkan Tata Kelola Kawasan Berbasis Prokes

“Semoga Mooi sehat selalu ya, itu yang terpenting, dan semoga dokter dan suster yang merawat Mooi juga sehat terus,” jawab Jedar saat ditanya harapannya ke depan terhadap Mooi.

Menurut drh. Yohana Kusumaningtyas, dokter hewan senior Bali Safari, Mooi kini dirawat secara intensif oleh tim dokter. Sebab, setelah 6 hari sejak kelahiran, susu dari sang induk, Manama, tidak mencukupi kebutuhan Mooi. Oleh karena itu, sebagai penggantinya baby Mooi mendapat asupan susu formula setiap 4 jam sekali. Takaran susu formula lantas disesuaikan dengan pertumbuhan dan hasil timbangan berat tubuh Moii setiap hari.

Setelah 2 minggu sejak lahir, kedua mata baby Mooi sudah terbuka. Seminggu kemudian, giginya mulai tumbuh dan ia sudah belajar berjalan. Barulah setelah usianya menginjak 1 bulan, baby Mooi dikenalkan dengan makanan pendamping susu.

BACA JUGA :  Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan di Daerah, OJK Sambangi PKK dan Poktan Bawang di Bangli

Kelahiran Mooi menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bali Safari Park. Menurut Asisten Kurator Bali Safari Park, Nyoman Suartawan, kelahiran Mooi merupakan hasil kerja keras dari seluruh pihak di Bali Safari Park, termasuk para Keeper (perawat satwa) yang secara konsisten menerapkan prinsip pengelolaan satwa dengan baik. Ke depannya, Nyoman Suartawan berharap akan ada lagi kelahiran satwa-satwa di Bali Safari park, baik satwa endemik Indonesia ataupun mancanegara.

Ekspresi kegembiraan juga diutarakan oleh Thomas Colbert, General Manager Bali Safari Park. “Kegembiraan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sebab, kami sebagai lembaga konservasi telah berhasil mengembangbiakkan satwa unik ini untuk pertama kalinya di Bali atau mungkin bahkan di Indonesia. Terlebih lagi, di saat kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini,” ungkap Thomas Colbert.

“Kami mengajak pengunjung untuk sama-sama melihat bayi Hyena ini. Tenang saja, tim Bali Safari menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat serta seluruh area kami desinfektan selalu demi keamanan dan kenyaman pengunjung,” tambah Thomas.

BACA JUGA :  Tanda Tangani PKS dengan Lumen Media Singapore, Prodi Magister Ilmu Lingkungan UNUD Siap Terima Mahasiswa Asing melalui Program UPSKILL

Keberhasilan pengembangbiakkan Hyena juga tentu saja dapat terwujud berkat dukungan dari segala lapisan masyarakat yang tak pernah lelah mendukung kegiatan konservasi satwa di Bali Safari Park. Dukungan yang tak hanya berupa donasi #kitacintasatwa, tapi juga dengan kunjungan #timetosafari ke Bali Safari Park. Harapannya, semoga Mooi tetap sehat dan terus tumbuh dengan baik, agar bisa segera bertemu dengan para pengunjung Bali Safari Park.

“#kitacintasatwa adalah bentuk campaign atau ajakan dari Taman Safari Indonesia (TSI) Group kepada masyarakat yang ingin berdonasi dan mendukung kegiatan konservasi satwa. Diluncurkan sejak awal pandemi Covid-19 dan masih berlangsung hingga sekarang. Kesuksesan breeding ini adalah kesuksesan kita bersama dalam menyelamatkan satwa-satwa yang terancam punah,” tutur Daniel Thian, Head of Digital Marketing Taman Safari Indonesia Group. (igp)

Related Posts