November 7, 2025
BALI

BAKTI INDONESIA 2025 di Pura Agung Besakih: Tebarkan Pesan Nasionalisme dan Keberagaman

LITERASIPOST.COM – KARANGASEM | BAKTI INDONESIA yang diinisiasi oleh Yayasan Bakti Keberagaman Indonesia, pada tahun ini hadir di Bali, tepatnya di Pura Agung Besakih. Merupakan penyelenggaraan yang ketiga, dimana sebelumnya telah dilaksanakan di Masjid Istiqlal, Jakarta (2023) dan Gereja Kathedral, Jakarta (2024).

“Saya mengapresiasi Bakti Indonesia, yang menjadikan rumah ibadah agama sebagai wadah perekat keberagaman Indonesia”, ujar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, melalui video pada pembukaan Bakti Indonesia ketiga bertempat di pelataran parkir Terminal Kedundung – kawasan Pura Agung Besakih, Jumat (22/8).

.

BACA JUGA :  312 Mahasiswa Ikuti Inisiasi Prodi Sarjana Manajemen FEB UNUD 2022

Kegiatan ini pula mendapat dukungan dan apresiasi dari berbagai petinggi negara serta pihak desa dan Desa Adat Besakih. Pesan-pesan yang disampaikan pun mengandung penegasan bahwa keberagaman adalah kekuatan yang harus terus dirawat. Setiap tahun, yayasan ini berpindah dari satu rumah ibadah agama ke rumah ibadah agama yang lain seraya membawa pesan persatuan ke dalam ruang-ruang suci yang berbeda.

“Kami ingin mensinergikan semangat nasionalisme dalam merayakan hari kemerdekaan, dengan upaya merawat kebhinekaan, sekaligus menghidupkan semangat berbagi melalui kegiatan amal”, ujar Dra. Hj. Mulia Jayaputri, MPA, Psikolog, selaku Penggagas Bakti Indonesia.

Dra. Hj. Mulia Jayaputri, MPA, Psikolog, selaku Penggagas Bakti Indonesia. (Foto: Literasipost)

Selama 22-24 Agustus 2025, Bakti Indonesia di Pura Agung Besakih mengalirkan energi kemanusiaan melalui beragam kegiatan. Di antaranya donor darah bekerja sama dengan Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Bali, konsultasi psikologi oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dan Universitas Jayabaya, pemeriksaan mata oleh RS Mata Bali Mandara, perawatan gigi oleh CS Dental Aesthetic Clinic, deteksi dini kanker payudara bersama Yayasan Kanker Indonesia Bali, pemeriksaan jantung dan EKG oleh RS Ngoerah Denpasar, penyuluhan kesehatan dari para ahli, serta bazaar UMKM yang menampilkan karya pengrajin lokal. Seluruh kegiatan disambut antusias oleh masyarakat sekitar.

Bukan sekadar pelayanan kesehatan dan bazaar, setiap kegiatan menjadi jembatan yang mempertemukan orang dari berbagai latar belakang untuk saling menyapa, tertawa, dan merayakan rasa memiliki pada negeri ini.

Donor darah bekerja sama PDDI Bali, menjadi salah satu kegiatan Bakti Indonesia 2025. (Foto: Literasipost)

Yang berbeda kali ini, ada talk show yang membahas tentang nasionalisme oleh pembicara Inaya Gus Dur dan Okky Asokawati, dengan moderator Dian Rahmawaty. Acara dilanjutkan dengan health talk (bincang sehat) dari Prodia dengan pembicara dr. Gusti Ayu Mulyani tentang Diabetes Mellitus (DM). Disampaikan bahwa penderita DM, gangguan kadar gula yang tinggi dalam darah, kini semakin banyak diidap oleh kaum muda. Usia penderita yang tadinya banyak di atas 40 tahun, belakangan justru merambah usia 20 tahunan. 

Faktor gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat menjadi penyebab utama penyakit ini. Penderita sering lalai untuk memeriksakan diri karena hampir tanpa gejala yang menakutkan. 

“Anjuran kami agar melakukan tes HBA1C untuk mendapatkan akurasi tahap DM karena dapat mendeteksi keadaan gula darah dalam tiga bulan terakhir. Tes dapat dilakukan di laboratorium di manapun di Indonesia”, sebutnya.

BACA JUGA :  Berbagi kepada Masyarakat di Bali Lewat "Ascott Takes Part Ramadan"

Akhir dari kegiatan di hari pertama Bakti Indonesia, adalah health talk oleh RS Ngoerah yang membahas tentang Prana dan Geriatri. 

“Bakti Indonesia bertekad untuk terus bergerak, menjangkau 38 provinsi. Tahun depan, langkahnya akan menuju Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang, lalu pada 2027, sejarah akan kembali ditulis di Candi Borobudur”, imbuh Iman Usmansjah selaku Ketua Panitia Bakti Indonesia 2025.

Panitia berharap ribuan masyarakat dari berbagai latar belakang akan datang, saling bertegur sapa, dan merasakan kehangatan Pura Agung Besakih. Banyak di antara mereka akan membawa pulang pengalaman spiritual sekaligus rasa memiliki pada negeri ini. Bisa dibayangkan, buruh atau petani dari Karangasem, misalnya, tak hanya memeriksakan jantung, tapi belajar merangkul perbedaan.

BACA JUGA :  PLN UP3 Bali Selatan Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Mertasari

“Bakti Indonesia 2025 bukan sekadar perayaan kemerdekaan, melainkan doa panjang yang diucapkan dalam berbagai kegiatan, di berbagai rumah ibadah, untuk satu tujuan: Indonesia untuk Semua”, tutup Mulia Jayaputri. (L’Post)

Related Posts