Capacity Building Media, Murjana Yasa: Optimisme Pemulihan Ekonomi Bali
LiterasiPost.com, Denpasar –
Merebaknya Covid-19 telah berdampak signifikan pada ekonomi global, termasuk Indonesia dan Bali khususnya. Pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -2,07 persen (yoy), sedangkan pada tahun yang sama pertumbuhan ekonomi Bali cukup parah, yakni -9,31 persen.
Hingga triwulan IV-2020, ekonomi Bali belum menunjukkan tanda-tanda meningkat, padahal secara Nasional sudah mulai menunjukkan peningkatan.
Demikian disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE., MSi pada acara Capacity Building Media dengan tema “Pertumbuhan Ekonomi dan Makro Prudensial” yang digelar Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Bali di Denpasar, Kamis (20/5/2021).
“Berbagai kebijakan telah dijalankan pemerintah, saatnya mengembangkan optimisme untuk pemulihan ekonomi Bali,” ungkap Murjana Yasa pada acara yang dipandu oleh Ekonom Ahli GPIK KPw Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun tersebut.
Menurutnya, optimisme percepatan pemulihan ekonomi Bali dapat dilakukan dengan : 1) Percepatan penanganan Covid-19, melalui peningkatan kepatuhan 5M, peningkatan cakupan 3T dan percepatan peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19; 2) Mempercepat pemulihan perekonomian Bali dilakukan dengan diversifikasi ekonomi melalui berbagai sektor potensial seperti ekonomi kreatif dan digital, pendidikan, pertanian dan kesehatan; 3) Meningkatkan efektivitas berbagai program pemulihan ekonomi. 4) Transformasi ekonomi Bali, menyeimbangkan sektor pariwisata, pertanian dalam arti luas, dan ekonomi kreatif berbasis kultural; serta 5) Pemanfaatan jendela peluang (Bonus Demografi) sebagai dampak dari tingginya proporsi penduduk usia produktif.
Sementara itu Deputi Kepala KPw Bank Indonesia Bali, Rizki Ernadi Wimanda menyampaikan Bank Indonesia sangat menyadari bahwa pencapaian misi untuk menjadi lembaga bank sentral yang kredibel melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar Rupiah yang stabil bukanlah hal mudah.
Kebijakan-kebijakan bank sentral yang menitikberatkan pada upaya stabilisasi ekonomi sering kali belum dipahami dengan baik oleh masyarakat. Untuk itu pengelolaan komunikasi kebijakan kepada stakeholder dan masyarakat sangat diperlukan dalam mendukung misi Bank Indonesia tersebut.
“Di sinilah peran strategis media sebagai mitra dalam mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia kepada masyarakat,” sebut Rizki.
Dikatakan, Bank Indonesia sebagai bank sentral tidak hanya bertugas menjaga stabilitas moneter, sistem keuangan dan sistem pembayaran, namun juga turut serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah melalui kebijakan dan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) serta merupakan mitra strategis pemerintah yang berperan sebagai advisor (penasehat) pemerintah daerah. (igp)