De Gadjah for Bali dan WASUDEWA untuk Badung Dukung Bersih-bersih Pantai Legian
Kegiatan bersih-bersih Pantai Legian ini juga didukung penuh oleh De Gadjah for Bali dan WASUDEWA (Wayan Suyasa – Disel Astawa) untuk Badung
LITERASIPOST.COM – LEGIAN | Periodik dan berkelanjutan. Itulah komitmen I Wayan Puspa Negara (WPN) bersama tim dalam menjalankan gerakan bersih-bersih (Beach Clean Up) Pantai Legian yang merupakan salah satu destinasi internasional di Kabupaten Badung. Inisiasi ini telah dimulainya sejak tahun 2018, yang diteruskan setiap hari Jumat.
Bersama komunitas BumiKita, gerakan Beach Clean Up Pantai Legian mendapat dukungan dari para pelaku usaha di wilayah Kelurahan Legian, seperti hotel, restoran, money changer, toko oleh-oleh, ojek online, komunitas hingga sekolah. Menurutnya bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama, sehingga keterlibatan semua pihak tersebut bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan destinasi. Kekuatan sebuah destinasi tergantung pada masyarakatnya.
“Selain itu, kegiatan bersih-bersih Pantai Legian ini juga didukung penuh oleh De Gadjah for Bali dan WASUDEWA (Wayan Suyasa – Disel Astawa) untuk Badung. Kita sekaligus mengucapkan syukur atas terpilihnya bapak Prabowo sebagai Presiden dan Gibran sebagai Wakil Presiden,” ungkap Puspa Negara yang juga kader Partai Gerindra dan anggota DPRD Badung terpilih 2024 disela-sela kegiatan Beach Clean Up Pantai Legian, Jumat (21/6/2024).
Dikatakan, kegiatan bersih-bersih pantai pula menjadi upaya edukasi kepada masyarakat dan wisatawan untuk turut menjaga kebersihan. Karena sebagai destinasi internasional, Pantai Legian harus selalu dalam kondisi bersih, sehat dan rapi. Ada 4 pilar dasar untuk memperkuat destinasi internasional ini, yaitu: 1) infrastruktur di antaranya sarana kebersihan, jalan, dan sarana prasarana penunjang seperti toilet. 2) kebersihan mutlak agar tidak ditinggalkan oleh wisatawan. Pengunjung juga harus bersih dalam pikirannya untuk menciptakan destinasi itu bersih. Untuk itulah tim WPN selalu hadir setiap hari Jumat guna memberikan edukasi kebersihan.
3) keamanan harus dijaga karena menjadi hal esensial. 4) branding, dengan seringnya ada kegiatan bersih-bersih pantai maka hal tersebut akan diceritakan oleh para peserta. Begitu pula keterlibatan wisatawan mancanegara akan menjadi public relation yang bagus bahwa kita memelihara destinasi. Branding dari mulut ke mulut jauh lebih paten dibandingkan branding yang di-create.
“Dari keempat itu, kebersihan adalah paling strategis. Maka selain aksi nyata, kita juga perlu membangun perilaku masyarakat dan wisatawan untuk menjaga kebersihan. Jika semua merasa terpanggil dan memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan destinasi, saya rasa tidak perlu lagi mengarahkan orang per orang untuk melakukan bersih-bersih. Wisatawan pun akan memberikan apresiasi ketika melihat kita sangat peduli dengan kebersihan destinasinya. Para pelaku usaha pun merasa telah mengimplementasikan CSR-nya lewat kegiatan ini. Semua ini kita sebut mutualism aid,” pungkas Puspa Negara. (igp)