November 8, 2025
BALI

Digelar di Bali, Tes Penerimaan CASN Kemenkes Berlangsung Transparan dan Akuntabel

LiterasiPost.com, Denpasar | Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Nasional menggelar tes penerimaan CASN Kementerian Kesehatan pada 21-23 September 2021. Tes diikuti sebanyak 824 peserta yang terbagi dalam 3 gelombang setiap harinya di titik lokasi Kantor Regional X Denpasar.

Ketua Tim Seleksi Pengadaan CASN Provinsi Bali Kementerian Kesehatan, dr. Ketut Ariawati, Sp.A mengatakan tes CASN dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang ketat dengan alur yang sudah diatur secara baik. Di antaranya melakukan RDT Antigen atau swab PCR, menggunakan masker dobel, menjaga jarak minimal 1 meter, mencuci tangan memakai sabun, serta untuk peserta ujian di Jawa dan Bali wajib sudah menjalani vaksinasi dosis pertama.

BACA JUGA :  Kasad Rotasi Pimpinan Jabatan Penting di Jajaran TNI AD

“Saat mereka masuk ruangan sudah menjalani cek suhu tubuh, kemudian cuci tangan, lalu diarahkan ke ruang tunggu sebelum dipanggil,” kata dr. Ketut.

Jika suhu tubuh peserta di atas 37,5°C setelah tiga kali pengukuran, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan fasilitas RDT Antigen mandiri bagi peserta. Peserta yang tetap diizinkan mengikuti tes CASN akan mengikuti ujian di ruang khusus yang terpisah dari peserta lainnya.

Pihaknya menegaskan bahwa pelaksanaan seleksi CASN berjalan secara transparan dan akuntabel. “Kita bisa melihat nilai langsung dari CAT-nya, jadi masyarakat sendiri tahu bahwa perekrutan ini sifatnya transparan dan akuntabel, sehingga orang yang diterima memang orang-orang yang terpilih,” tegasnya.

BACA JUGA :  UNUD Adakan Seminar Strategi dan Peluang Pendanaan Kerja Sama Riset Internasional

Ditemui secara terpisah, Kepala Kanreg X BKN Denpasar, Paulus Dwi Laksono pun menyampaikan hal yang sama. “Nilai langsung bisa diketahui oleh peserta setelah selesai mengerjakan soal, kemudian akuntabel karena bisa dipertanggungjawabkan objektivitasnya kepada masyarakat dan transparan nilainya bisa diketahui umum,” ungkapnya.

Selain itu penggunaan face recognition di tahun 2021 juga diyakini akan meminimalisir potensi kecurangan. Dimana aktivitas ini dilakukan setelah proses registrasi, peserta melakukan foto wajah, dan secara komputerisasi akan dilakukan pencocokan antara foto wajah dengan kartu ujian. “Jadi saat peserta memasukkan PIN, jika foto dan wajah berbeda, maka soal tidak akan keluar,” tegas Paulus. (igp/r)

Related Posts