FIATA-RAP 2024: Jaga Asa Investasi dan Keberlanjutan Sektor Logistik di Asia Pasifik
LITERASIPOST.COM – NUSA DUA | Federation of International Freight Forwarders Associations (FIATA) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) sukses menggelar acara inti FIATA Regional Asia Pasific (RAP) Meeting 2024 di Merusaka, Nusa Dua, Bali, pada 11 Juli 2024. Acara dibuka oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, dengan sejumlah keynote speakers seperti Presiden FIATA Turgut Erkeskin, Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N. Hanafi, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid, dan Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Akbar Djohan.
FIATA-RAP 2024 dihadiri lebih dari 200 peserta pemimpin industri logistik, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia khususnya Asia Pasifik. Pada hari pertama, 11 Juli 2024, para peserta mengikuti diskusi panel dengan tema Logistics Outlook 2024’ The Future of Logistics Investment: Navigating Towards Sustainability. Kegiatan dilanjutkan dengan Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) ALFI/ILFA yang diikuti oleh seluruh perwakilan wilayah ALFI di Indonesia. Lebih dari 200 pemimpin industri berkumpul untuk merumuskan rekomendasi usulan kebijakan dalam menata masa depan sektor logistik di tingkat regional sekaligus upaya menjaga ketahanan keberlanjutan bisnis dalam rantai pasok global.
Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin dalam arahannya secara daring mengatakan potensi industri logistik di kawasan Asia Pasifik didukung oleh pertumbuhan ekonomi tingginya investasi, serta peningkatan volume perdagangan. Namun tantangan, terang Maruf masih menjadi perhatian khususnya ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar mata uang.
“Pesan saya, pertama: dorong adaptasi dan inovasi teknologi dengan transformasi digital di sektor logistik, yang akan meningkatkan efisiensi, transparansi, kecepatan, dan akurasi, dalam proses distribusi sehingga dapat menurunkan ongkos logistik. Kedua: tingkatkan Investasi dalam pelatihan SDM yang memadai bagi tenaga kerja, dan Ketiga perkuat reformasi regulasi kebijakan dan regulasi yang selaras antar instansi sehingga menciptakan iklim usaha yang kondusif,” kata Wapres RI.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam sambutannya memaparkan pemerintah Indonesia telah membangun National Logistic Ecosystem (NLE). Melalui NLE diharapkan dapat menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan, sarana pengangkut, hingga barang tiba di gudang, termasuk perizinan dan penyelesaian dokumen pengiriman yang diintegrasikan dalam satu sistem kemudahan “Single Submission”.
“Tantangan industri logistik semakin beragam, mulai dari adaptasi terhadap teknologi, hingga dinamika pasar global yang terus berubah. Budi menekankan pentingnya efisiensi bidang transportasi logistik,” katanya.
Presiden FIATA, Turgut Erkerskin mengapresiasi Indonesia khususnya Bali sebagai tuan rumah. Turgut mengatakan FIATA-RAP 2024 harus menjadi contoh bagi semua negara dalam mempertemukan negara-negara mitra demi memperkuat konektivitas perdagangan internasional.
“Saat kita berada di sini, kita membahas tantangan dan peluang, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia Pasifik karena semua perekonomian, semua rantai pasokan saat ini saling terhubung. Sistem yang berfungsi dengan baik di satu negara saja tidak cukup. Negara-negara harus bekerja sama, dalam mengembangkan koridor transportasi dan logistik.” kata Turgut.
Chairman FIATA-RAP 2024, Yukki N. Hanafi mempertegas bahwa, “Kita dihadapkan pada tantangan signifikan seperti regulasi yang semakin ketat, perang dagang, dan perubahan dinamika pasar. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas, kita dapat menciptakan ekosistem logistik yang efisien dan berkelanjutan”.
RAPIMNAS ALFI/ILFA Sepakat Rekomendasi Usulan Badan Logistik Nasional
Sektor logistik di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun dihadapkan pada tantangan global. Pada tahun 2023, kontribusi sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai sekitar 5,5 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen.
“Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen,” terang Ketua Umum ALFI/ILFA, Akbar Djohan.
Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ALFI/ILFA 2024 yang digelar setelah diskusi panel FIATA-RAP 2024, seluruh anggota ALFI/ILFA menyepakati rekomendasi usulan asosiasi kepada pemerintah untuk mendirikan suatu ‘Badan Logistik Nasional’. Badan independen ini, dapat menyelaraskan sederet regulasi dari Kementerian terhadap sektor logistik dan rantai pasok, mempercepat arus barang dan jasa, hingga memperkuat daya saing produk-produk Indonesia di pasar global.
Akbar menambahkan, “Badan Logistik Nasional sebagai langkah strategis yang sangat diperlukan dalam mengatasi tantangan logistik di tanah air. Badan ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan integritas sistem logistik nasional kita”.
Komitmen dan Sinergi Industri dalam Logistik Berkelanjutan
Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid mengatakan sektor logistik telah menjadi urat nadi dalam pertumbuhan bisnis di tanah air. Kolaborasi dan sinergi industri merupakan urgensi dalam memastikan keberlanjutan / sustainability bisnis logistik.
Arsjad menegaskan, “Tanpa logistik yang baik dan efisien, ekonomi kita tidak bisa terbang tinggi. Selain menjaga pertumbuhan, industri perlu menjaga bumi kita dengan transisi energi di sektor logistik. Kadin tentu menyambut baik sekali FIATA-RAP 2024. Adopsi pengembangan teknologi melalui digitalisasi dan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan dan juga menjadi perhatian bagi kalangan industri yang bersentuhan dengan aspek logistik”.
Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS), Eka Suhendra mengatakan, “Digitalisasi mampu membuat pengaturan terhadap pergerakan kapal menjadi lebih efisien, lebih maksimal”.
Pemakaian energi yang ramah lingkungan juga menjadi fokus PT Kilang Pertamina Internasional (KIP). “Penggunaan fuel saat ini menjadi salah satu kontributor emisi. Dengan melakukan efisiensi energi, maka kita dapat menurunkan 20-25 persen konsumsi fuel,” kata Woody Boemara selaku VP Supply and Logistic Operation PT KIP.
Direktur Strategi PT Pelindo (Persero), Prasetyo mengungkap optimalisasi sistem operasional perusahaan menjadi faktor yang dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik. Diketahui setelah merger, Pelindo fokus penerapan sistem operasi Single Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis AP (System Application and Product).
“Kami implementasi digitalisasi, baik itu Terminal Operating System, kemudian juga ke Single ERP. Nah, ini juga akan meningkatkan performance dari Pelindo,” debutnya.
Upaya bersama dalam mewujudkan keberlanjutan bisnis logistik tak terlepas dari kepatuhan (compliance) terhadap regulasi, khususnya compliance pajak. Managing Director TaxPrime, Muhammad Fajar Putranto memaparkan, “Keselarasan pertumbuhan industri logistik dengan regulasi pajak tak bisa dipisahkan, karena banyak sejumlah masalah antara pengusaha dengan otoritas pajak. Inilah yang perlu kita jembatani”.
Agenda FIATA-RAP Meeting 2024 akan berakhir pada 12 Juli 2024 dengan agenda persetujuan atas risalah pertemuan FIATA. Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahun ini akan menyerahkan tongkat estafet bagi host selanjutnya. Dalam acara terakhir juga diadakan ‘Roundtable Meeting’ antar-anggota FIATA untuk membahas internal organisasi, yang ditutup dengan pertemuan business-to-business (B2B Meeting) untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi pemimpin industri logistik. (igp/r)