November 25, 2024
PARIWISATA & SENI BUDAYA

Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita Duta Denpasar Pukau Penonton PKB XLVI

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Duta Kota Denpasar pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 kembali menunjukkan penampilan apiknya. Sebelumnya Duta Gong Kebyar Wanita dan Anak-Anak, kini Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita, Banjar Tohpati, Desa Kesiman Kertalangu sebagai Duta Kota Denpasar sukses membawakan seluruh materi pementasan pada Utsawa (Parade) Sekaa Gong Kebyar Dewasa PKB XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Kamis (27/6) malam.

Tampil mebarung dengan Gong Kebyar Dewasa, Komunitas Seni Saptana Jagaraga, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar, sebagai Duta Provinsi Bali, Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita berhasil menggetarkan panggung Ardha Candra dan membius ribuan pasang mata yang hadir. Sebanyak tiga materi dibawakan, yakni Tari Kreasi Kakebyaran Topeng Bugis, Tabuh Pepanggulan Kreasi Berare dan Fragmentari bertajuk Wira Guna Abinaya Ngeraja Kuning yang berhasil membuat penonton berdecak kagum.

Tari Kreasi Kakebyaran Topeng Bugis ditampilkan oleh Duta Kota Denpasar. (Foto: Pemkot/Literasipost)

Koodinator Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita, I Wayan Sukadana mengaku bersyukur pementasan berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Dimana, pihaknya mengaku telah melaksanakan persiapan cukup lama guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar.

Dijelaskan, Tari Kakebyaran Topeng Bugis merupakan tari kreasi petopengan yang diciptakan pada tahun 1991 dalam ajang Festival Gong Kebyar se Bali. Merupakan tarian masal yang menceritakan kelucuan rakyat jelata. Dalam penyajiannya Tari Topeng Bugis ini menggunakan tapel hanya pada bagian mulut saja, dengan bentuk mulut besar mancung yang dalam bahasa pergaulan di Bali disebut bujuh atau munju.

Selanjutnya, Tabuh Berare merupakan penggabungan dari dua nama tokoh besar karawitan Bali yaitu Beratha dan Regog yang dikenal sebagai pendobrak hal-hal baru dengan mengadopsi dan mulai mengimplementasi gaya-gaya musikal gamelan lain selain gong kebyar. Tidak hanya unsur gamelan lainnya, pola-pola garap musik barat pun banyak menjadi landasan inspirasi bagi kekaryaan dari dua tokoh tersebut.

BACA JUGA :  DJP Ingatkan Masyarakat Soal Penipuan Pajak

Fragmentari bertajuk Wira Guna Abinaya Ngeraja Kuning, menceritakan pada era tahun 1927 sampai 1954 dibawah kendali Punggawa Kesiman pasca Puputan Badung, banyak peninggalan di bidang seni dan budaya hampir punah. I Gusti Ngurah Kesiman yang memegang kendali saat itu merasa sedih dan merenungi karya Ida Bhatara Kembar yaitu Anak Agung Anglurah Kesiman dan I Gusti Ngurah Made Agung yang menciptakan Legong Bhatara Bayu di bawah konseptor Ida Pedanda Made Sidemen.

Guna membangun kembali kesenian tersebut, lanjut Sukadana menuturkan, Punggawa Kesiman memerintahkan Bendesa Mas dari Wangaya Kaja, Kubayan dari Binoh, Tangkas dari Kelandis, Tambyak dari Singgi untuk mengumpulkan para seniman tari membangkitkan kembali sebuah hasil karya seni yang hampir punah tersebut dalam serangkaian upacara Ngeraja Kuning. Akhirnya, diutuslah I Nyoman Kaler sebagai pelatih terkenal saat itu, untuk melatih Ni Pollok, Ni Luh Cawan, Ni Ketut Reneng beserta masyarakat pecinta seni tari yang lainnya berlatih untuk mempersiapkan acara tersebut.

“Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang kami laksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal, kita bersyukur dapat memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujarnya.

BACA JUGA :  Spektakuler! Galactic Halloween Party di AeroXSpace Adventure

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita, Banjar Tohpati Desa Kesiman Kertalangu sebagai Duta Kota Denpasar yang sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.

“Tadi kita saksikan penampilannya sudah sangat maksimal dan luar biasa, garapan yang ditampilkan juga sangat apik, terlebih Fragmentari Wira Guna Abinaya Ngeraja Kuning sangat luar biasa membuat penonton berdecak kagum dan terpana menyaksikannya, selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, pementasan juga memberikan semangat sebagai pembuktian bahwa kreasi dan penuangan ide garapan Denpasar sangat luar biasa,” jelasnya. (IGP/r)

Related Posts