January 10, 2025
GAYA HIDUP & TEKNOLOGI

Hipertensi, Apakah Dapat Disembuhkan?

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Hipertensi atau sering disebut tekanan darah tinggi, bukan hal asing bagi sebagian besar orang. Data Kemenkes menyebutkan, prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2023 mencapai 30,8%. Meskipun prevalensinya tinggi, masih banyak yang tidak memahami kondisi ini.

Menurut World Health Organization (2023), hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana pembuluh darah secara terus menerus mengalami peningkatan tekanan. Hasil pemeriksaan yang disebut hipertensi yakni, tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Tekanan darah dihasilkan dari seberapa kuat darah didorong melawan tekanan dinding pembuluh arteri ketika dipompa oleh jantung. Semakin tinggi tekanannya, maka semakin keras usaha jantung untuk memompa darah.

BACA JUGA :  PLN Kembangkan Gerobak Motor Listrik untuk UMK

Orang yang memiliki hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala dan merasa baik-baik saja, sehingga hipertensi sering disebut sebagai silent killer. Bahkan dalam kondisi krisis hipertensi, dimana tekanan darah mencapai lebih dari atau sama dengan 180/120 mmHg sekalipun. Namun secara umum, keluhan yang dialami oleh penderita hipertensi antara lain, nyeri kepala, pandangan mata kabur, sesak, mual, muntah, mimisan, denyut jantung abnormal, atau telinga berdenging. Jika hipertensi dibiarkan dan tidak diobati, hipertensi akan merusak organ-organ penting dalam tubuh, seperti otak, jantung, dan ginjal.

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya. Sebagian besar penderita hipertensi, merupakan penderita hipertensi primer. Lalu, apakah hipertensi dapat disembuhkan?

Dilansir dari American Medical Association, hipertensi tidak dapat disembuhkan, melainkan dikontrol untuk mencapai tekanan darah normal. Meskipun demikian, bagi penderita hipertensi sekunder, setelah penyebab hipertensi teratasi, ada potensi untuk tekanan darah kembali normal.

BACA JUGA :  Ratusan Peserta Ikuti “Sanglah Tennis Cup”, Siap Digelar Tiap Tahun

Tekanan darah yang terkontrol normal, sangat penting untuk mencegah komplikasi dari hipertensi. Tatalaksana hipertensi yang dapat dilakukan adalah modifikasi gaya hidup serta konsumsi obat sesuai anjuran dokter.

Beberapa bentuk upaya gaya hidup sehat yang dapat membantu mengontrol hipertensi, seperti: olahraga teratur, dengan durasi 30 menit dan frekuensi 5-7 kali/minggu; hindari asap rokok atau stop merokok; konsumsi makanan yang sehat, rendah garam dan lemak jenuh; kurangi konsumsi minuman berkafein atau beralkohol; manajemen stress dengan baik. Jika tekanan darah sudah mencapai normal, tetap pertahankan gaya hidup sehat dan konsumsi obat dokter untuk menjaga kestabilan tekanan darah.

(Ditulis oleh dr. Putu Ayu Suastidewi – Kepala Klinik Bhayangkara Satbrimob Polda Bali)

Related Posts