Kinerja Industri Jasa Keuangan di Bali Resilien, Dukung Ketahanan Ekonomi

LITERASIPOST.COM – Denpasar | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menilai kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali sampai dengan posisi September 2025 tetap terjaga stabil tercermin dari fungsi intermediasi berjalan baik, serta likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai.
Kinerja IJK tersebut mendukung ketahanan perekonomian Provinsi Bali yang tumbuh sebesar 5,88 persen yoy di triwulan III tahun 2025. Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi Bali kembali lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Nasional yang sebesar 5,04 persen dan menempatkan Bali berada di posisi ke-4 tertinggi secara nasional.
Kinerja intermediasi perbankan (Bank Umum dan BPR) berdasarkan lokasi bank di Provinsi Bali posisi September 2025 menunjukkan data yang solid. Penyaluran kredit mencapai Rp117,74 triliun atau tumbuh 6,30 persen yoy lebih tinggi dibandingkan Agustus 2025 yang tumbuh sebesar 6,12 persen yoy.
Penghimpunan DPK mencapai Rp208,25 triliun atau tumbuh 10,12 persen yoy, juga meningkat dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar 9,59 persen yoy. Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp9,98 triliun. Fungsi intermediasi masih menunjukkan tingkat yang positif tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) posisi September 2025 sebesar 56,54 persen.
Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit yoy masih didorong oleh peningkatan kredit investasi yang tumbuh sebesar Rp4,62 triliun atau 13,66 persen yoy (Agustus 2025: 13,52 persen yoy). Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan masih tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap prospek kondisi perekonomian di Provinsi Bali.
Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, sebesar 51,45 persen kredit di Provinsi Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 2,94 persen yoy. Penyaluran kredit UMKM di Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional, baik dari porsi kredit maupun pertumbuhan.
Jika ditinjau berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha sebesar 33,61 persen (tumbuh 5,01 persen yoy) dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 27,84 persen (tumbuh 0,89 persen yoy). Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum yang bertambah sebesar Rp1,93 triliun (tumbuh 15,41 persen yoy) dan Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha sebesar Rp1,89 triliun.
Sementara itu, kualitas kredit perbankan di Provinsi Bali tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,82 persen lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,42 persen (Agustus 2025: 2,95 persen). Sementara itu, NPL net berada di posisi 1,96 persen, juga menurun dibandingkan posisi September 2024 yang sebesar 2,32 persen (Agustus 2025: 2,74 persen). Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 9,99 persen, menurun dibandingkan tahun sebelumnya posisi September 2024 sebesar 13,43 persen.
Ketahanan BPR di Provinsi Bali juga tetap kuat tercermin dari Cash Ratio (CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di atas threshold, berturut-turut sebesar 15,45 persen dan 31,43 persen menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi kondisi ketidakpastian global. (L’Post/r)














