Lima Kabupaten di Bali Deklarasikan Penguatan Lanskap Subak

LITERASIPOST.COM – TABANAN | Diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan RI, Subak Spirit Festival digelar secara perdana (kick-off) di Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, pada 9-10 November 2024. Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengapresiasi warisan budaya Subak di Bali.
Selama dua hari, Subak Spirit Festival menghadirkan berbagai kegiatan, seperti lokakarya kreatif, pertunjukan budaya, hingga kolaborasi artistik. Hal paling menarik, pada momen ini juga dilaksanakan Deklarasi Penguatan Ekosistem Kebudayaan Lanskap Budaya Provinsi Bali Sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana.
Dalam Deklarasi tersebut, disampaikan bahwa Inskripsi Warisan Dunia UNESCO untuk Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana (2012) merupakan pengakuan internasional atas warisan adiluhung Leluhur Bali dalam mengelola air untuk membangun pertanian padi dan membentuk lingkungan alam Bali.
Sistem Subak dan Pemuliaan Subak merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali dan agenda Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang RTR Wilayah Provinsi Bali 2023-2045.
Untuk itu, mewakili Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Bali serta Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Tabanan, dan Masyarakat Bali menyatakan:
1. Berkomitmen melindungi dan memajukan lima lanskap subak di Bali yang mewakili Sistem Subak sebagai Warisan Dunia UNESCO, yaitu Pura Ulun Danu di Kabupaten Bangli, Danau Batur di Kabupaten Bangli, Lanskap Subak DAS Pakerisan di Kabupaten Gianyar, Lanskap Subak Caturangga Batukaru di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Tabanan, dan Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung.
2. Bergotong royong mengatasi kerentanan Sistem Subak menghadapi kerusakan sumber air dan berkurangnya pasokan air irigasi, alih fungsi dan alih kepemilikan lahan dan berkurangnya kesuburan tanah, kekurangan tenaga kerja produktif dan lemahnya regenerasi petani, dan kelemahan jaringan ekonomi subak dan rendahnya nilai ekonomis pertanian, serta tekanan lingkungan alam dan risiko kebencanaan di Bali.
3. Berperan-serta menguatkan ekosistem kebudayaan bagi Sistem Subak melalui tujuh ruang aktivasi dari platform Subak Spirit, yaitu Budaya, Ekologi, Pengetahuan, Gastronomi, Olahraga, Pertunjukan, dan Publikasi; dalam rangka mendukung kebijakan penguatan dan pemajuan Kebudayaan Bali.
Keberlangsungan Sistem Subak dan Pertanian Bali melalui Pelindungan Cagar Budaya dan Pemajuan Kebudayaan terhadap lima lanskap subak di Bali berkontribusi dalam mendorong Ketahanan Pangan Nasional melalui penguatan lembaga subak, pelindungan sumber air, pengendalian alih fungsi lahan pertanian, pengembangan Sistem Pertanian Organik Bali, dan pengedepanan subak dalam menyangga tatanan budaya agraris dan kedaulatan pangan Bali. (IGP)














