MATANGI BHUMI LESTARI Dukung 25 Startup Hijau di Bali

LITERASIPOST.COM – DENPASAR | Bali Entrepreneur Collaborator (BEC) melalui Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali bersama PT New Energy Nexus Indonesia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) sebagai dasar kerja sama penyelenggaraan program inkubasi Matangi Bhumi Lestari, sebuah inisiatif yang berfokus pada pengembangan startup hijau untuk mendukung transisi menuju ekonomi berkelanjutan di Bali.
Program ini merupakan bagian dari Inisiatif Matangi Bali oleh New Energy Nexus Indonesia, yang mencerminkan inovasi regeneratif, transformatif, serta berpusat pada keberlanjutan bumi. Merupakan bagian dari Koalisi Bali Emisi Nol Bersih, program Matangi Bhumi Lestari berkomitmen mendukung startup hijau dengan mentoring, jejaring, dan pendanaan untuk startup hijau dan energi bersih demi pariwisata berkelanjutan.
Ketua Bali Entrepreneur Collaborator sekaligus Kepala UPTD PLUT KUMKM, Mariana, menegaskan bahwa wirausaha lokal Bali memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif. “Melalui Matangi Bhumi Lestari, kami mendukung mereka untuk tidak hanya bertumbuh secara bisnis, tetapi juga memberi dampak nyata terhadap keberlanjutan,” Mariana menyampaikan.
Direktur PT New Energy Nexus Indonesia, Diyanto Imam, menambahkan bahwa Bali dapat menjadi contoh penting bagi daerah lain dalam mengembangkan startup hijau. “Bersama BEC, kami berkomitmen memperkuat kapasitas kaum muda dan perempuan agar lebih siap menghadirkan solusi inovatif untuk iklim dan energi bersih,” Ujar Diyanto.
Tri Arya Dhyana Kubontubuh S.E., M.Si selaku Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali menyatakan bahwa mendukung wirausaha hijau tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, namun juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat luas. “Kita membutuhkan generasi pengusaha yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga peduli terhadap kelestarian lingkungan. Inkubator berperan penting sebagai katalis untuk melahirkan inovator hijau yang mampu menjawab tantangan masa depan,” ungkapnya.
Matangi Bhumi Lestari didesain untuk memperkuat kapasitas wirausaha lokal, terutama kaum muda dan perempuan, agar semakin siap membangun solusi inovatif menghadapi tantangan iklim. Melalui inkubasi intensif, peserta akan mendapatkan pendampingan dari para ahli dan praktisi, pengembangan prototipe skala laboratorium, serta pelatihan bisnis untuk memperkuat model usaha.
Selain itu, beberapa startup terbaik akan dipilih melalui seleksi terbuka untuk memperoleh pendanaan awal untuk membuat prototipe produk, yang dapat digunakan untuk validasi ide inovasi. Fokus sektor yang didukung antara lain agritech, energi bersih/energi terbarukan, climate fintech, mobilitas listrik, akses energi, efisiensi dan manajemen energi, penyimpanan energi, serta UMKM hijau lainnya.
I Putu Gatot Adiprana selaku Manager Inbis Pemerintah Provinsi Bali menyampaikan bahwa program ini hadir sebagai katalisator lahirnya generasi wirausaha hijau, “Melalui program inkubasi, kami berkomitmen mengembangkan bisnis yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga berkelanjutan, berpihak pada lingkungan, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat Bali”, ujarnya.
Bagi para peserta, program ini menjadi ruang belajar sekaligus pijakan penting untuk mewujudkan usaha mereka. Tegar, Pendiri dan Operations & Supply Chain Lead yang mewakili generasi muda, menyampaikan antusiasmenya. “Program ini menjadi sarana belajar sekaligus dukungan nyata dalam mengembangkan usaha. Pendampingan yang diberikan membuat kami semakin siap untuk melangkah, dan saya sendiri tidak sabar mengikuti seluruh rangkaian program ini,” ungkap Tegar.
Hal senada juga dirasakan oleh Ni Komang Rosiani, salah satu pendiri Rotenbi, “Sebagai perempuan, kami merasa semakin percaya diri dengan adanya program ini. Dukungan yang kami terima tidak hanya menumbuhkan semangat, tetapi juga membuka peluang bagi kami untuk mengembangkan usaha secara berkelanjutan. Semoga program seperti ini dapat menginspirasi perempuan-perempuan hebat lainnya”, ucapnya.
Sebanyak 25 tim wirausaha hijau dari berbagai latar belakang telah lolos seleksi dan akan mengikuti proses inkubasi tahun 2025. Mereka menghadirkan solusi mulai dari energi terbarukan, agritech, pengolahan limbah, hingga fashion berkelanjutan.

25 startup Matangi Bhumi Lestari bersama BEC dan New Energy Nexus. (Foto: Literasipost)
1. Antarkita – Marketplace produk rajutan & wadah UMKM rajut lokal
2. Bali Griya Sewa – Penyewaan peralatan rumah tangga & usaha mikro berkelanjutan
3. Bali Treesco – Produk olahan kelapa organik
4. Balibell – Selai buah rendah gula dari hasil panen lokal
5. Balisynwood – Inovasi produk dari limbah & bahan baku terbarukan
6. Billyane’s – Produk eco enzyme dari limbah dapur
7. Canara – GrowBox, solusi bercocok tanam ramah lingkungan
8. Energi Suryamertha – Solusi energi surya untuk air bersih & sanitasi
9. EqoniQ – Pengolahan limbah berbasis komunitas
10. Green Oil Solution – Teknologi pengolahan limbah menjadi energi
11. Hasta Karya Rotenbi – Anyaman berkelanjutan berbasis budaya lokal
12. KAMI Studio – Daur ulang limbah organik
13. Locabin.id – Bangunan modular berkelanjutan
14. Manaya – Patung & perhiasan sustainable
15. Mellis – Pembungkus makanan ramah lingkungan
16. Munchies – Pakan hewan ramah lingkungan dari maggot
17. MyAmbu – Kewirausahaan kreatif berbasis komunitas
18. Namaste 21 Handmade – Fashion berkelanjutan dari kain endek
19. Pantauin – Platform verifikasi dampak investasi blue carbon
20. Pesona Plastic Recycle Studio – Pengolahan sampah plastik edukatif
21. Phalam – Sabun ramah lingkungan
22. Soka Wangi – Kerajinan batok kelapa dan anyaman tradisional
23. TSDC Store – Kerajinan serat alam
24. Uma Impact – Hub keberlanjutan untuk bisnis hijau
25. Yeh Pasih Leather – Produk fashion dari kulit ikan
Peluncuran dan penandatanganan MoU Matangi Bhumi Lestari juga turut dimeriahi oleh kehadiran 11 UMKM dan startup yang menampilkan produk ramah lingkungan: Balibell, Phalam, Soka Wangi, Bali Treesco, Billyane’s, Pesona Plastic Recycle Studio, Yeh Pasih, Leather, EconiQ, TSDC, Balisynwood, MyAmbu. (L’Post)














