Musim Kemarau Diprediksi Mulai April, Bali Termasuk Lebih Awal

LiterasiPost.com, Jakarta –
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2021 akan mulai terjadi pada April di 22,8 persen Zona Musim (ZOM) yaitu beberapa zona musim di Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa.
“Peralihan angin Monsun akan terjadi pada akhir Maret 2021 dan setelah itu Monsun Australia akan mulai aktif. Karena itu, musim kemarau diprediksi akan mulai terjadi pada April 2021,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta.
Dia mengatakan, April sampai Mei 2021 merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (masa pancaroba) meski sejumlah daerah mulai memasuki musim kemarau namun tidak serentak.
Hasil pemantauan terhadap anomali iklim global menunjukkan kondisi La Nina diprediksi masih akan terus berlangsung hingga Mei 2021 dengan intensitas yang terus melemah. Sedangkan pemantauan kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD) diprediksi netral hingga September 2021.
Deputi Bidang Klimatologi, Herizal menjelaskan 30,4 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2021, meliputi sebagian Nusa Tenggara, sebagian Bali, Jawa, Sumatera, sebagian Sulawesi, dan sebagian Papua.
Sementara itu sebanyak 27,5 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni 2021, meliputi sebagian Sumatera, Jawa, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan Papua.
“April-Mei merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, oleh karena itu perlu diwaspadai potensi hujan lebat dengan durasi singkat, angin kencang, puting beliung dan potensi hujan es,” ungkapnya.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Dodo Gunawan menyatakan puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2021. “Karena itu Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat diharapkan untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih,” katanya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan kondisi cuaca pada sepekan ke depan masih didominasi hujan ringan di sebagian besar Sumatera bagian utara, tengah, selatan dan timur, sebagian Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi bagian utara, selatan dan tenggara, Maluku bagian utara dan tengah, dan sebagian besar Papua.
Begitu pula dengan cuaca maritim, Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo menyebutkan masih perlu diwaspadai terutama saat masih terjadi pemanasan di wilayah Indonesia terkait pergerakan semu matahari yang biasanya dapat menurunkan tekanan udara mengakibatkan angin sangat kencang dan berpotensi gelombang tinggi utamanya dimasa peralihan dan musim kemarau. (igp/r)