November 25, 2024
GAYA HIDUP & TEKNOLOGI

Naik Level, RSUP Prof Ngoerah Lakukan Bedah Jantung Terbuka Perdana pada Anak

LITERASIPOST.COM, DENPASAR | Untuk pertama kali, RSUP Prof Ngoerah Denpasar melakukan bedah jantung terbuka pada anak, Jumat (29/9/2023). Operasi yang dinamakan Complete Atrioventricular Septal Defect (AVSD) ini didampingi oleh tim dari RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Jakarta.

Direktur Utama RSUP Prof Dr I G N G Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes menyampaikan terima kasih kepada tim RS Jantung Harapan Kita yang turut mendampingi tim RSUP Prof Ngoerah dalam menangani operasi jantung yang selama ini belum bisa tertangani sehingga ke depan bisa melakukan penanganan kasus secara mandiri.

dr. I Wayan Sudana, M.Kes (Direktur Utama RSUP Prof Dr I G N G Ngoerah/kanan) bersama Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP(K)., M.A.R.S. (Direktur Utama RSJPD Harapan Kita). (Foto: Literasipost)

“Hal ini sejalan dengan program Menteri Kesehatan agar rumah sakit terdekat di daerah bisa menangani kasus-kasus jantung yang dialami masyarakat setidaknya dari level ringan hingga sedang,” ujar dr Sudana.

Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP(K)., M.A.R.S. mengatakan selama ini kelainan jantung identik dengan jantung koroner saja. Padahal, ada kelainan jantung bawaan yang diidap oleh anak-anak. Dari data 50 ribu kelahiran bayi terdapat satu bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan. Jika ada 270 juta penduduk Indonesia dengan jumlah kelahiran beberapa ratus ribu per tahun, tetapi yang berobat ke RSJPD Harapan Kita kurang dari 5 ribu orang. Lalu, sisanya ke mana?

“Bisa jadi tidak terdeteksi lalu meninggal, ini namanya seleksi alam. Sekitar 90 persen tidak terdeteksi atau tertangani. Lalu, sekitar 92 persen kelainan jantung pada anak ini berakhir dengan operasi atau tindakan kolektif dan 92,5 persen dioperasi di Harapan Kita,” ungkap dr Iwan.

BACA JUGA :  Rektor Universitas Hasanuddin Lakukan Kunjungan ke UNUD

Kondisi itu pula yang membuat waktu tunggu pasien di RSJPD Harapan Kita menjadi lama. Ada 1.000 pasien sedang menunggu saat ini untuk mendapatkan tindakan operasi. Untuk itu ke depan diharapkan penanganan jantung bisa dilakukan di rumah sakit tertentu yang memiliki kemampuan. RSUP Prof Ngoerah termasuk salah satu dari 8 senter yang dianggap mampu melakukan bedah jantung berat.

“Kalau bisa penanganan penyakit jantung baik itu jantung pada anak maupun kasus jantung secara umum, bisa diselesaikan di RSUP Prof Ngoerah, pasien tidak perlu dibawa ke Jakarta. Keuntungan bagi pasien dan keluarganya adalah menekan cost. Hal ini akan memberi privilege bagi rumah sakit itu sendiri. Tim bedah RSUP Prof Ngoerah punya komitmen kuat untuk pengembangan diri dan tentunya kompetensi,” imbuhnya.

Pihaknya akan memberikan pendampingan kepada RSUP Prof Ngoerah secara berkelanjutan selama 2 tahun. Bahkan, diyakini sebelum rentang waktu tersebut RSUP Prof Ngoerah sudah mampu melakukan tindakan secara mandiri. RSUP Prof Ngoerah selain memiliki jejaring residen, juga menjadi pengampu atau supervisi untuk regional wilayah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian Papua.

BACA JUGA :  Suardana: Kartu Sekecil Ini Bisa Jamin Biaya Berobat Sekeluarga

Dokter Spesialis RSUP Prof Ngoerah, Dr. dr. I Ketut Putu Yasa SpB. SpBTKV(K) menyatakan bahwa sejatinya RSUP Prof Ngoerah sudah mampu melakukan operasi jantung terbuka sejak tahun 1999. Dari saat itu sudah disupervisi atau didampingi oleh tim dari RSJPD Harapan Kita.

“Setelah dua tahun itu kita sudah bisa melakukan bedah secara mandiri, tidak membutuhkan supervisi lagi hingga tingkat kesulitan kedua. Namun, pada kasus yang sekarang, kita menghadapi kasus dengan tingkat kesulitan ketiga sehingga membutuhkan supervisi kembali. Harapan ke depan bahwa untuk melangkah ke tingkat lebih tinggi maka dibutuhkan pendukung di antaranya SDM spesialis bedah jantung. Terlebih, Universitas Udayana sudah membuka Prodi khusus guna mencetak spesialis bedah jantung,” katanya.

Untuk diketahui, bedah terbuka Complete Atrioventricular Septal Defect (AVSD) kali ini dilakukan kepada pasien Ni Putu Ananda chrisna mahendra berusia 8 tahun yang berasal dari Kabupaten Jembrana, Bali. AVSD adalah kelainan berupa defek pada septum atrioventrikular (AV) di atas atau bawah katup AV, disertai kelainan katup AV yang terjadi akibat pertumbuhan abnormal dari endokardial cushion pada masa janin. AVSD mewakili 4% sampai 5% bawaan cacat jantung. (igp)

Related Posts