November 19, 2025
BALI

Pengawasan Pangan di Denpasar, BBPOM Temukan Teri dan Terasi Mengandung Bahan Berbahaya

LITERASIPOST.COM – Denpasar | Balai Besar POM di Denpasar melaksanakan intensifikasi pengawasan pangan, sampling dan uji bahan berbahaya pada pangan menjelang Hari Raya Galungan berlokasi di Pasar Kreneng, Denpasar, Senin (17/11). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan produk pangan dari penggunaan bahan berbahaya sehingga aman dikonsumsi oleh konsumen/masyarakat.

Tim BBPOM di Denpasar mengambil sebanyak 22 sampel produk pangan dari pedagang, seperti jajan tradisional, ikan teri, cumi-cumi, terasi, dan pangan lainnya. Ada 10 sampel pangan untuk cek pewarna merah, 6 sampel cek kandungan formalin, 3 sampel cek boraks dan 3 sampel untuk cek pewarna kuning.

BACA JUGA :  Komisi XII DPR RI Kunjungi Bali, PLN Siap Perkuat Infrastruktur dan Keandalan Listrik untuk Masyarakat

Dari uji yang dilakukan secara langsung di lapangan diperoleh hasil bahwa terdapat 6 produk pangan yang tidak memenuhi syarat keamanan, terdiri dari 3 produk mengandung formalin yaitu teri medan dan cumi setengah basah, serta 3 produk positif mengandung Rhodamin B yakni terasi lombok dan terasi tanpa izin edar.

“Temuan ini kita sampaikan ke pengelola pasar yang tentu punya fasilitator untuk mengawasi tidak hanya saat hari raya, hal ini juga bisa menjadi bahan evaluasi dan ke depan bisa dilakukan monitoring lebih intens bersama tim Dinkes, nanti kami akan melakukan koordinasi lebih lanjut”, ujar Kepala BBPOM di Denpasar, Dra. I GA Adhi Aryapatni, Apt.

Terkait terasi, hasil uji langsung disampaikan kepada pedagang bersangkutan agar menghentikan penjualan produk tersebut. “Kami lakukan pembinaan ke pedagangnya, kami tidak melakukan pemusnahan produk karena mereka pedagang kecil, tapi kita akan cari tahu di mana supliernya, apakah di Lombok atau di mana, karena di Bali sudah pasti tidak ada produksi terasi, jadi kita telusuri ke hulu, jika di luar Bali maka kami akan koordinasi dengan BBPOM di daerah setempat”, tegasnya.

BACA JUGA :  Sambut Nataru, Ribuan Personel PLN Bali Disiagakan

Lebih lanjut Adhi Aryapatni menyampaikan bahwa BBPOM di Denpasar memiliki inovasi BABE AMIN (Bali Bebas Rhodamin B). Sebagai implementasinya, pada kesempatan ini dilakukan sampling dan uji terhadap beberapa jenis jajan tradisional yang biasanya digunakan sebagai sarana sesajen. Hasilnya negatif atau aman dikonsumsi.

“Jadi, kami ingatkan kembali kepada masyarakat untuk cerdas membeli produk obat dan makanan agar aman dikonsumsi melalui cek KLIK, yaitu cek Kemasan masih utuh, baca Label produk, ada Izin Edar dan cek Kadaluarsa.

Sementara itu Kepala Pasar Unit Kreneng, I Gusti Ngurah Arya Kesuma mengatakan guna menindaklanjuti hasil temuan dari BBPOM, pihaknya akan langsung turun ke lapangan untuk menemui para pedagang yang menjual produk-produk pangan yang terindikasi tidak aman dikonsumsi.

BACA JUGA :  Pertamina Patra Niaga Lanjutkan Pemberdayaan Desa Energi Berdikari Keliki

“Kami akan suruh stop dulu penjualan produk tersebut, karena untuk penyitaan kami belum ada perintahnya, jadi kami sebatas memberikan teguran dan pembinaan, namun kami akui kerap kali ada pedagang yang kucing-kucingan alias bandel”, sebutnya. (L’Post)

Related Posts